Di perpustakaan campus, Tiffanya duduk di meja kosong sambil membuka laptop dan buku yang baru dia dapatkan untuk referensi skripsi yang sedang dikerjakan.
Gadis itu duduk di tempat yang paling ujung agar tidak terganggu siapapun yang baru masuk.
Dia mencari tempat yang paling nyaman untuk menghabiskan waktu lama.
.....
.....
Dosen
"Sekian untuk hari ini. sampai ketemu minggu depan".
Sang dosen keluar dari ruangan.
Sementara para mahasiswa membereskan alat tulis dan juga buku sebelum keluar.
Termasuk pria tampan yang duduk di bangku paling pojok belakang.
Daffandra Alexander Louis
*Berjalan keluar kelas menuju tempat pavorit nya.
Daffandra Alexander Louis
*Tapi sebelum itu dia pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli susu kotak coklat.
Jangan salah, dia itu salah satu pencinta coklat.
Sampai di taman belakang, keningnya berkerut mendapati seseorang yang tengah duduk di bangku yang biasanya dia tempati.
Daffandra Alexander Louis
"Siapa kamu??".
Tiffanya Diandra Xperia
*Terkejut mendengar suara yang sangat dingin.
Daffandra Alexander Louis
"oh?? bukannya dia??".
*batinnya.
Tiffanya Diandra Xperia
"oh maaf, kamu mau duduk??".
Daffandra Alexander Louis
*Tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan tatapan intens.
Tiffanya yang ditatap seperti itu menjadi kikuk.
Tiffanya Diandra Xperia
*membereskan barang barangnya yang ada di atas bangku.
Tiffanya Diandra Xperia
"maaf, mengambil tempatmu".
*pergi meninggalkan taman belakang.
Meninggalkan Daffandra yang mengerejep bingung.
Sedetik kemudian, pemuda itu mengirup aroma yang harum.
Daffandra Alexander Louis
*netranya berubah berwarna merah, lalu menatap punggung gadis yang baru melewatinya sampai menghilang dari pandangan.
Sementara itu.
Tiffanya Diandra Xperia
"kenapa aku merasa familiar dengan wajahnya??".
Tiffanya Diandra Xperia
"apa aku pernah bertemu dengannya??".
*berpikir dengan keras
Tiffanya Diandra Xperia
"keliatannya dia baik, aku akan mencoba berteman dengannya".
Tiffanya tidak mengetahui kabar mengenai seorang Daffandra Alexander Louis yang dingin.
Gadis itu berjalan menuju palkiran dimana mobilnya biasa terpalkir.
Githa Soraya
"mau kemana kamu??".
Tiffanya Diandra Xperia
"apa urusanmu??".
Githa Soraya
"hei, kamu itu kenapa huh?? kamu tampak menghindari kami. kamu tidak ingin berteman lagi dengan kami??".
Tiffanya Diandra Xperia
"jujur saja, aku muak dengan kalian. bersikap seolah oleh kita adalah teman. tapi tetap saja, aku tahu niat busuk dibalik kata teman darimu".
Githa Soraya
*Terkekeh.
"hai Tiffanya Diandra Xperia, aku katakan padamu. kamu tidak bisa melakukan apapun tanpa kami bertiga. ditambah lagi mana ada yang mau berteman denganmu kecuali kami bertiga".
Tiffanya Diandra Xperia
"aku memang tidak memiliki teman. tapi sepertinya kata katamu itu salah Githa Soraya".
Tiffanya Diandra Xperia
"tanpa bantuan kalian pun aku bisa melakukan apapun sendirian. lagi pula saat bersama kalian, aku tidak pernah merasa terbantu malahan kalian sangat menyulitkan ku".
Setelah berkata demikian, Tiffanya pergi meninggalkan Githa yang tengah menahan amarah.
Namun, ada satu hal yang tidak tiffanya ketahui, Githa menatapnya dengan tajam sampai netra matanya berubah menjadi kuning keemasan selama beberapa detik.
Comments