4. Cantik

...****************...

Di musim dingin di Negeri Sakura membuat Abizar malas beranjak dari tempat tidurnya. Sudah sepekan lelaki keturunan Jepang—Indonesia itu tinggal di tempat kelahiran orang tuanya. Namun, tubuhnya masih belum menyesuaikan hawa dingin yang serasa menusuk tulang di musim salju seperti ini. Apalagi di akhir pekan, Abizar tidak mempunyai kegiatan.

"Bang, bangun, woy! Dah siang ini. Mama udah nungguin dari tadi." Aludra—adik kandung Abizar yang hanya berbeda usia dua tahun dengannya itu membangunkan Abizar dengan kasar. Lantaran untuk kesekian kalinya dia harus mengguncangkan tubuh kakaknya, tetapi sang kakak seolah tidak peduli.

"Aku siram juga, nih!" seru Aludra saking kesalnya.

Abizar mendengkus kesal. Ia mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya dengan kasar. Ia merasa terganggu. "Lo nggak ada kerjaan lain, ya? Gue masih mau tidur, mumpung lagi libur." Begitulah alasan Abizar tidak mau bangun pagi.

"Justru karena libur, makanya kita sekeluarga mau jalan-jalan, Bang. Mau ikut, nggak?" seru Aludra sambil berkacak pinggang.

"Jalan-jalan ke mana?" tanya Abizar sedikit memicingkan mata. Aludra menurunkan tangannya dari pinggang.

"Mau nonton Festival salju di Resort Zao sekalian main ski di sana. Itu, kan, udah jadi agenda tahunan keluarga kita kalau musim salju kayak gini. Kelamaan tinggal di Indonesia, sih. Jadi lupa, kan?"

Abizar berpikir sejenak. Mengingat kenangan masa kecilnya saat pernah tinggal di Jepang bersama orang tuanya. Walaupun beberapa tahun ia pernah tinggal di sana, Abizar selalu rindu akan tanah kelahirannya. Makanya dia memilih untuk tinggal bersama pamannya setelah usianya menginjak remaja.

"Nggak, ah. Cuacanya dingin banget. Mending gue tidur," tolak Abizar sambil merebahkan badannya lagi. Pasalnya, lelaki itu tidak bisa bermain ski.

"Dih, nggak seru, nih, Abang. Seru tahu, main ski!"

"Kamu beneran nggak mau ikut, Bi? Lagian akhir pekan, kok, malah tidur?" Suara Angelina tiba-tiba menyahut dari arah pintu kamar. Membuat Abizar urung merebahkan badan.

Abizar langsung duduk melihat ibunya mendekat. Memperhatikan gerakan Angelina yang kemudian duduk di tepi ranjangnya. Hari ini keluarga mereka berencana untuk jalan-jalan di akhir pekan. Sudah menjadi agenda keluarga Angelina.

"Ayolah, Nak! Mama kangen kita jalan-jalan berpartisipasi. Seminggu ini kamu udah banyak belajar masalah kerjaan dari Juno. Sekarang, kan, lagi liburan musim dingin. Juno juga sementara pulang dulu ke Indonesia karena ada perlu. Papa kamu juga udah nunggu," imbuh Angelina sambil menyentuh tangan Abizar.

"Malas, Ma. Jalan-jalan itu cuma ngabisin duit aja," ucap Abizar dengan malas.

"Abang ini kayak orang susah aja. Papa kita itu banyak uangnya. Duitnya nggak bakalan abis sampai tujuh turunan dan tujuh tanjakan," celetuk Aludra.

Abizar hanya mendelikkan mata. Napasnya terlontar kasar. Sesungguhnya ia malas keluar rumah di udara dingin seperti itu. Tubuhnya masih belum terbiasa dengan salju.

Walaupun tinggal di Jepang, keluarga Abizar memang membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Indonesia jika berada di dalam rumah mereka. Itu karena Angelina tidak ingin anak-anaknya melupakan bahasa negara kecintaannya tersebut. Ia berkeinginan, suatu saat nanti akan menghabiskan masa tuanya di sana.

Abizar sudah terbiasa dengan bahasa gaul di Indonesia, sedangkan Aludra hanya bisa berbahasa Indonesia yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Aludra lebih suka tinggal di Jepang daripada di Indonesia, sedangkan Abizar sebaliknya.

"Kalian aja yang pergi, ya. Abi jagain rumah." Abizar menolak dengan berkata lembut pada sang mama.

Angelina menampilkan wajah sedih. Sudah lama ia ingin jalan-jalan bersama kedua anaknya. Mumpung sekarang Abizar berada di Jepang, Angelina ingin memanfaatkan momen kebersamaan mereka.

"Iya, deh, iya. Abi pergi, tapi Abi nggak mau main ski." Abizar akhirnya menyetujui lantaran tidak tega melihat raut kecewa sang mama. Senyum cerah pun seketika terbit di wajah Angelina.

"Nah, gitu, dong. Ini baru anaknya mama," ucap Angelina sambil mengacak rambutnya Abizar, "mama tunggu di luar, ya. Yuk, Al!" imbuh Angelina sambil menggandeng Aludra dan mengajaknya keluar kamar Abizar.

*****

Perjalanan menuju Kota Yamagata diiringi rintik salju. Resort Zao berada di kota itu. Zao sendiri terkenal karena keberadaan pohon es atau jihyo. Pohon-pohon es tersebut akan nampak membeku ketika memasuki musim dingin dan itu akan nampak seperti monster apabila dilihat pada waktu malam hari. Setiap tahun, keluarga Angelina selalu menyempatkan diri untuk berlibur ke sana. Mereka senantiasa mengajak Abizar yang kala itu masih tinggal di Indonesia, tetapi lelaki itu selalu menolaknya.

"Main ski, yuk!" ajak Aludra sesaat setelah mereka sampai di penginapan Zao.

"Dibilangin nggak mau main ski," tolak Abizar sengit.

Aludra memasang senyuman meledek pada kakaknya. Ia yakin jika sang kakak masih trauma karena pernah terperosok saat mereka bermain ski terakhir kali.

"Abang masih trauma main ski, ya? Takut jatuh kayak waktu itu?" cibir Aludra meledek kakaknya.

"Nggak, lah. Gue nggak suka aja." Abizar berkilah. Memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Hmmm ... tapi aku nggak percaya. Pasti Abang masih takut, kan?"

Abizar mendengkus kesal. Ia tidak mau dianggap cemen oleh adiknya tersebut. "Ya, udah. Ayo kita buktikan, kalau gue udah nggak takut main ginian." Abizar menantang Aludra dengan merampas tongkat ski yang dipegang oleh adiknya. Aludra tersenyum melihatnya.

"Pakai peralatannya ski-nya dulu, Bang. Biar aman kita mainnya," ujar Aludra. Lalu menyerahkan peralatan ski yang terdiri dari; ski wear (pakaian ski), helm, sepatu ski, sarung tangan, dan kacamata kepada kakaknya tersebut. Tak lupa lelaki itu memberikan papan ski sebagai pelengkap tongkat ski yang akan digunakan.

Kaki Abizar sedikit bergetar, kala dirinya pertama menginjak salju dengan papan ski miliknya. Aludra tersenyum remeh melihat kakaknya hanya diam saja sambil berdiri kaku.

"Kenapa, Bang? Katanya nggak takut," ledeknya dengan gaya menyebalkan.

Abizar tidak mau kalah saat melihat Aludra dengan lincahnya berselancar di atas salju. Ia pun nekat menancapkan tongkatnya di salju lalu mendorong papan ski-nya agar melesat menyusul sang adik. Namun, bukannya menyusul Aludra, Abizar malah meluncur bebas ke sembarang arah. Ia tidak bisa menyeimbangkan gerakan kakinya dengan jalur ski di dataran salju tersebut. Ia bergerak ke mana pun papan itu membawanya.

"Awas!" pekik Abizar saat dirinya hendak menabrak seorang perempuan. Perempuan itu menoleh terkejut, tetapi tidak bisa menghindari tubuh Abizar yang melesat dengan cepat.

"Aaaaah!" teriak perempuan tersebut. Tak ayal tubuh mereka pun bertabrakan, lalu berguling-guling di atas salju yang dingin dengan posisi berpelukan, lalu mendarat dengan posisi tubuh Abizar berada di atas perempuan itu. Sejenak pandangan mereka terkunci dalam diam. Kejadian itu sungguh cepat dan tidak dapat dielakkan.

Cantik. Satu kata yang terbesit dalam hati Abizar, hingga membuat lelaki lupa caranya mengedipkan mata. Tanpa sadar Abizar tersepona dengan kecantikan perempuan yang berada di bawahnya.

...****************...

...To be continued...

...Jangan lupa like, gift, dan komentarnya 🙏...

Terpopuler

Comments

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Nah,'kan.....Abizar nabrak siapa tuh?...
Ceweknya cantik pula,membuat Abizar terpesona....

2023-02-21

1

@ Teh iim🍒🍒😘

@ Teh iim🍒🍒😘

Siapa ya tuh cewek??

2023-02-17

0

angie widya

angie widya

tersepona ....😍

2023-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hari Sial
2 2. Terjebak
3 3. Lupakan Saja!
4 4. Cantik
5 5. Kembali Mengganggu
6 6. Ketahuan Mama
7 7. Perempuan Gampangan
8 8. Lagi Sayang-Sayangnya
9 9. Memberi Pelajaran
10 10. Tiba-tiba Menolak
11 11. Menikahlah Denganku!
12 12. Patah Hati
13 13. Adegan Berbahaya
14 14. Mengajak Pindah
15 15. Mau Apa Dia?
16 16. Mulai Terbiasa
17 17_Semakin Dekat
18 18. Jaga Jarak
19 19. Cinta Bukan Pilihan
20 20. Bertengkar
21 21. Perempuan Tua
22 22. Perintah Sang Mama
23 23. Minta Maaf
24 24. Menginap
25 25. Iseng
26 26. Balas Dendam
27 27. Lepasin Dia!
28 28. Sepakat
29 29. Andai Saja
30 30. Merasa Terenyuh
31 31. Sekadar Kekaguman
32 32. Pulang
33 33. Mabuk
34 34. Minta Bantuan
35 35. Membeku
36 36. Peka
37 37. Nengok Bayi
38 38. Punya Hak
39 39. Merasa Bersalah
40 40. Suami Siaga
41 41. Seperti Anak Kecil
42 42. Mengingatkan
43 Bab 43. Merasakan Kenyamanan
44 Bab 44. Nggak Bisa Bohong
45 Bab 45. Tidak Tega
46 46. Perhitungan
47 Bab 47. Makan Siang
48 Bab 48. Rapat Penting
49 Bab 49. Merelakan
50 Bab 50. Marah
51 Bab 51. Khawatir
52 Bab 52. Frustrasi
53 Bab 53. Tak Bisa Terselamatkan
54 Bab 54. Ceraikan Dia!
55 Bab 55. Bertemu Kezia
56 Bab 56. Rencana Perceraian
57 Bab 57. Berlibur
58 Bab 58. Mengaku Kalah
59 Bab 59. Bukan Salah Abizar
60 Bab 60. Sebatas Asa
61 Bab 61. Karma
62 Bab 62. Memaafkan
63 Bab 63. Status Duda
64 Bab 64. Patah Hati
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Hari Sial
2
2. Terjebak
3
3. Lupakan Saja!
4
4. Cantik
5
5. Kembali Mengganggu
6
6. Ketahuan Mama
7
7. Perempuan Gampangan
8
8. Lagi Sayang-Sayangnya
9
9. Memberi Pelajaran
10
10. Tiba-tiba Menolak
11
11. Menikahlah Denganku!
12
12. Patah Hati
13
13. Adegan Berbahaya
14
14. Mengajak Pindah
15
15. Mau Apa Dia?
16
16. Mulai Terbiasa
17
17_Semakin Dekat
18
18. Jaga Jarak
19
19. Cinta Bukan Pilihan
20
20. Bertengkar
21
21. Perempuan Tua
22
22. Perintah Sang Mama
23
23. Minta Maaf
24
24. Menginap
25
25. Iseng
26
26. Balas Dendam
27
27. Lepasin Dia!
28
28. Sepakat
29
29. Andai Saja
30
30. Merasa Terenyuh
31
31. Sekadar Kekaguman
32
32. Pulang
33
33. Mabuk
34
34. Minta Bantuan
35
35. Membeku
36
36. Peka
37
37. Nengok Bayi
38
38. Punya Hak
39
39. Merasa Bersalah
40
40. Suami Siaga
41
41. Seperti Anak Kecil
42
42. Mengingatkan
43
Bab 43. Merasakan Kenyamanan
44
Bab 44. Nggak Bisa Bohong
45
Bab 45. Tidak Tega
46
46. Perhitungan
47
Bab 47. Makan Siang
48
Bab 48. Rapat Penting
49
Bab 49. Merelakan
50
Bab 50. Marah
51
Bab 51. Khawatir
52
Bab 52. Frustrasi
53
Bab 53. Tak Bisa Terselamatkan
54
Bab 54. Ceraikan Dia!
55
Bab 55. Bertemu Kezia
56
Bab 56. Rencana Perceraian
57
Bab 57. Berlibur
58
Bab 58. Mengaku Kalah
59
Bab 59. Bukan Salah Abizar
60
Bab 60. Sebatas Asa
61
Bab 61. Karma
62
Bab 62. Memaafkan
63
Bab 63. Status Duda
64
Bab 64. Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!