Part 2 Siapa wanita itu?
Malam itu dalam keadaan setengah sadar, Yudha melajukan mobilnya dengan lambat memasuki area perumahannya. Samar-samar yudha melihat sosok wanita duduk berjongkok di dekat bangku kayu di bawah pohon rindang.
Wajah nya pias pucat pasi. Terlihat jelas wanita itu sedang ketakutan badan nya gemetar, apakah memang dia merasakan takut yang sangat ataukah merasa kedinginan di malam yang mencekam ini.
Wanita itu sendirian di malam gelap ini. Yudha menatap ketanah memastikan kaki perempuan itu. Menapak ditanah ataukah melayang. Astaga.... ternyata wanita itu manusia biasa sama seperti? Yudha menapak di atas tanah.
Wanita itu mengacungkan jari tangan nya ke arah jalan seakan meminta tumpangan.
"Mau kemana dia..? Rumah ku sudah di depan aku mau istirahat. Tapi bagaimana mungkin wanita itu dibiarkan malam begini sendirian. " Yudha bingung menghadapi situasi ini .
Semakin dekat wanita itu semakin ketengah. Seakan tau pemilik mobil itu ragu memberikan tumpangan.
"Wanita itu sepertinya ingin tumpangan. Tapi bagaimana ya? Rumahku sudah di depan. Tapi,kenapa wanita itu makin ke tengah jalan?"
Yudha heran dengan tingkah wanita itu. Karena sebelum nya Yudha sudah membunyikan klakson mobil nya, seperti memberitahukan bahwa dia tidak bisa bawa tumpangan.
"Ciiiiiiiittttttt......."
Ban mobil berderit pertanda rem nya di injak mendadak. Terpaksa Yudha berhenti di depan wanita itu. Kemudian Yudha membuka kaca spion mobil nya. Wanita itu datang menghampiri Yudha.
"Kak... maaf apa saya bisa minta tolong..?" Wanita itu sepertinya sedang dalam keadaan cemas. Nada bicaranya seperti mengiba.
"Ya... kenapa? Apa yang bisa saya bantu..?"
"Mm...anu kak.." kepala wanita itu celingak celinguk seperti mengawasi sekitar. Mungkin dia sedang di kejar seseorang. Atau kabur sehingga takut tertangkap.
"Ya..?" Yudha mempertegas suaranya.
"Maaf kak apa saya boleh menompang..? Saya.. saya.. di rampok ...."
"Ughh... cepat masuk...!" Wanita itu terkejut tiba-tiba pintu mobil di depan nya sudah terbuka.
"Cepat..!"
"I...iya kak..."
"Mau kemana?" Yudha segera menanyakan tujuan wanita yang masih kelihatan cemas itu.
Tanpa berniat menanyakan kejadian apa yang menimpa gadis itu. Ya..., setelah Yudha memperhatikan wanita itu sejenak, dapat disimpulkan wanita itu masih muda atau bisa dikatakan seorang gadis.
"I..itu mas ..apa saya bisa minta tolong di antar langsung sampai ke rumah ku..? Saya..saya dirampok tadi kak, untung saya bisa melarikan diri dan ketemu sama kakak"
"Itu bisa saja terjadi . Dimana ada kesempatan biasanya penjahat tak pernah lengah.. terus kenapa malam begini masih keluyuran? Ini sudah jam empat pagi"
"Saya... ada tugas kuliah kak, tapi itu sebenarnya saya pulang kemalaman masih jam delapan. Saya naik ojek. Tapi ojek saya mogok. Tiba-tiba saya di todong kemudian di rampok, tas saya beserta isinya raib termasuk Handphone saya kak, trus saya ngumpet di semak belukar sana kak..." Suara gadis itu gemetaran pertanda ia memang ketakutan sekali.
"Iya..., seharusnya kamu nginap aja di rumah teman mu, kabari orang tua mu kalo kamu itu kemalaman. Bukan nekat seperti ini. Kamu tau kan zaman sekarang gimana..?" Yudha menasehati gadis itu dengan tulus seakan menasehati adik kandung sendiri.
"I...iya kak... saya tak menyangka jadi begini."
Yudha tersenyum samar. Jadi begini rasanya punya adik cewek. Tapi kenyataan nya dirinya adalah anak tunggal satu-satunya pewaris kekayaan keluarga Pratama. Dan sekarang sudah membuka cabang baru dengan nama 'PRATAMA TUNGGAL' dan Yudha sebagai Presdir nya.
Bukan tanpa alasan Papa Yudha memang menginginkan kemandirian dari putera semata wayang nya itu.
Ya kalau bukan sekarang kapan lagi, mengingat umur nya sudah tua. Dan hanya mempunyai seorang penerus perusahaan nya. Kalau meraka terus memanjakan nya tak mustahil pemuda itu pasti masih suka berfoya-foya, nongkrong tak jelas atau pergi kemping kegunung, kepantai, kehutan. Yang menurut orang tua itu tak ada gunanya dan membuang-buang waktu berharga di masa muda.
"Yudha, papa ingin kamu segera menikah dan terjun langsung memegang kendali perusahaan keluarga kita"
"Papa berencana akan membangun sebuah perusahaan baru untuk mu selepas pernikahan mu. Jadi, papa mohon camkan permohonan papa, mama mu juga menaruh harapan besar pada mu nak" Orang tua itu pun tersenyum penuh harapan besar pada putra semata wayang nya.
Hal itu yang membuat Yudha sulit untuk menolak permintaan papa mama nya.
Yudha terlonjak dari lamunan nya setelah menyadari gadis di samping nya mengatakan sesuatu atau lebih tepat nya nyaris berteriak.
"Kak.....kak....!!!.." gadis itu kelihatan panik
"Ya..ya apa tadi ..? Maaf.."
" Udah lewat rumah ku.. maaf merepotkan. Tadi Saya udah ngomong. Tapi kakak gak denger. Maaf sekali lagi ya kak sudah merepotkan."
Gadis itu menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Seiring mobil yang tadi melaju sudah menepi di pinggir jalan.
"Oh ya, maaf jadi kita mundur lagi?"
"Sebenarnya tidak terlalu jauh kak, biar saya turun disini saja"
"Tidak apa-apa sekalian saya pulang, rumah saya juga sudah lewat"
"Oh baiklah..."
Mobil Yudha pun berbelok memutar arah. Di dekat perbatasan gadis itu menghentikan mobil itu, dan menunjukkan persimpangan setapak.
"Di sini aja kak.." Gadis itu segera meraih pintu, pertanda hendak turun.
"Lho..rumah mu mana?" Yudha celingak-celinguk bingung, tak nampak rumah satu pun sebatas mata memandang hanya pohon rindang yang terlihat.
"Dari jalan setapak ini kak.."
"Oke kalau begitu biar saya antar saja sampai ke rumah mu"
"Gak usah kak, saya sudah banyak merepotkan kakak"
"Sudah gak papa.. jangan setengah-setengah memberikan pertolongan. Lain kali hati-hati ya.."
"Ya kak..." gadis itu tersenyum manis kemudian mengangguk-anggukan kepalanya. Sekejap bila diperhatikan reaksi gadis itu sangat manis dan manja. Hal itu membuat Yudha segera mengalihkan pandangannya fokus kedepan. Tiba-tiba Yudha teringat istri nya.
'Aghhhh... sedang apa kamu sayang..'
"Stop kak...rumah ku yang itu kak..!." Gadis itu pun menunjuk sesuatu, dan diikuti tatapan Yudha sesuai telunjuk yang mengarah keluar jendela. Nampak rumah gubuk sederhana dihiasi lampu temaram dari petromak.
Benarkah gadis itu tinggal disini??? Sesuatu yang bertolak belakang dari penampilan gadis itu.
Yudha segera menepikan mobil nya di pinggir jalanan setapak itu, kemudian gadis itu mengajak Yudha untuk singgah ke rumah nya.
"Makasih banyak atas bantuannya kak, ayo singgah dulu kak." Gadis itu segera menghampiri Yudha.
"Iya, sama sama, lain kali aja."
"Oya ka, kita tadi belum kenalan , Kesuma.."
"Yudha.." Yudha pun mengulur kan tangan nya menyambut uluran tangan gadis itu.
"Permisi.... " Yudha menganggukkan kapala nya sedikit dan membungkukkan badannya ke dalam mobil.
"Kesuma....!!!" tiba tiba seseorang memanggil Kesuma
Sontak keduanya pun menoleh .
Yudha pun urung melanjutkan maksud nya untuk masuk ke dalam mobil.
Nampak wanita separuh baya datang berlari kecil dengan tergopoh gopoh. Diraba nya seluruh tubuh gadis itu seakan memastikan kalau gadis itu baik baik saja.
"Kesuma kamu kemana aja nak.. ibu cemas.. ini sudah pagi lho nak.. kamu pigi nya dari rumah masih siang..."
"Ibu... udah deh, Kesuma baik baik aja... lihat ni kesuma gak kenapa napa kan..." Kesuma pun memutar mutar badan nya di depan sang ibu.
"Syukurlah kalau kamu baik baik saja nak... ibu cemas dari semalam gak ada kabar darimu"
Bu Tini menghela nafas lega. Karena putri yang sempat di khawatirkan ternyata Baik baik saja. Karena bagaimanapun wanita itu sangat cemas dengan misi anak gadisnya itu. Memburu perampok dan pembunuh sekaligus.
------Bersambung--------
Heppy reading... Semoga bahagia selalu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments