Saat pertama kali murid keenam Penyihir Agung Charlotte Eleanor diumumkan ke seluruh kekaisaran, daun-daun sedang berguguran.
Tak lama kemudian, salju turun, kemudian meleleh, bunga-bunga bermekaran, dan daun-daun kembali berguguran.
Siklus ini terulang hingga 10 kali lamanya hingga saat ini, salju berjatuhan hingga menutupi seluruh tanah Kekaisaran Marvel.
Tak hanya tanah, tapi sepertinya juga membungkus hawa sepasang laki-laki dan perempuan yang tengah berjalan bersama, membuat manusia-manusia di sekitar refleks menghindar.
Lotilucia
/Sial! Sial! Sial!/
Lotilucia
/Ini semua gara-gara grand duke sialan itu!!/
Dan
....
Dan Monte, pemimpin organisasi Black Moon, sekaligus murid ketiga Penyihir Agung Charlotte Eleanor.
Lotilucia Frodium, putri tunggal 'mendiang' Duke Frodium, sekaligus murid keenam Penyihir Agung Charlotte Eleanor.
Aura iblis yang dipancarkan keduanya cukup untuk membuat para manusia yang berjalan di bawah salju itu menghindar, membuat jalan mereka terasa lebih lebar.
Namun tidak ada yang tahu,
bahwa di balik wajah datar Lotilucia, ada hatinya kecilnya yang menjerit.
Lotilucia
/Aahhh!!/
Lotilucia
/Bukankah tempat Kakek Tua itu di Kekaisaran Claus, tapi kenapa dia SANGAT sering berkunjung ke kediaman Eleanor?!/
Lotilucia
/Apa dia tidak tahu itu menyebalkan, aku yakin Guru juga berpikiran sama!/
Lotilucia
/Bahkan karena dia, sekarang aku harus berjalan bersama Dan Monte,
Lotilucia
/murid Guru yang paling menyeramkan😖/
Selama 10 tahun tinggal di kediaman Eleanor, murid yang paling akrab dengannya hanyalah Eldo dan Yurian.
Dan di antara 3 murid sisanya,
Evan adalah murid yang paling membuat Lotilucia tidak nyaman,
tapi Dan adalah murid yang selalu sukses membuat bulu kuduknya berdiri dan tubuhnya mendiring.
Karena itu,
saat Jeffrey datang dan Charlotte menyuruh Lotilucia pergi bersama Dan,
detik itu juga Lotilucia bersumpah akan memberi Kakek Tua itu pelajaran!
Dan
Ya kan? Kau juga berpikiran Kakek Tua itu menyebalkan kan?
Lotilucia
*Terperanjat
Lotilucia
I-iya....
Lotilucia
/Kok dia bisa tahu apa yang kupikirkan?!/
Lotilucia
/Aku tidak tanpa sadar mengucapkan isi pikiranku, kan?/
Dan
Aku tidak perlu membaca pikiranmu, wajahmu sudah mengatakan segalanya, Bocah!
Lotilucia
💢
Lotilucia
W-wah.., begitukah? 😄😄💢💢💢
Lotilucia
*Kesal dipanggil "Bocah"
Dan
Bagaimana kalau kita usir saja Kakek Tua itu?
Lotilucia
Mengusir?
Lotilucia
*Ekspresi langsung berubah menjadi lebih baik
Lotilucia
Bagaimana caranya?
Dan
*Menoleh ke arah Lotilucia, kemudian menunjuk samping dengan tatapan
Lotilucia
❓️
Lotilucia
*Ragu-ragu mengikuti tatapan Dan
Lotilucia
‼️‼️‼️
Dan
*Mengambil tumpukan dokumen di tangan Lotilucia, kemudian menggabungkannya dengan tumpukan dokumen yang ia bawa
Dan
Kalau mengerti, pergi sana.
Lotilucia
*Mengangguk, kemudian berlari ke arah yang tadi ditunjuk Dan
Kini, hanya aura dan senyum kelicikan yang terpancar dari murid ketiga dan keenam Charlotte Eleanor itu.
.
.
.
Jeffrey
Lottie, kau tidak perlu repot-repot mengantarku 😁 *Basa-basi, padahal dalam hati senang tak terkira
Charlotte
*Menghela, mulai bosan dengan kalimat berulang yang selalu Jeffrey ucapkan sebelum pergi
Charlotte
Kalau kau tidak mau aku antar, maka jangan repot-repot untuk berkunjung kemari, Lewister.
Jeffrey
*Deg
Jeffrey
😄 /😢/
Jeffrey
Mau bagaimana lagi, aku merindukanmu, Lottie.
Charlotte
*Geleng-geleng kepala
Charlotte
*Membuka pintu depan
Charlotte
Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Lewister.
Jeffrey
/"Sampai jumpa lagi", padahal sekali pun kau tidak pernah mencariku ke Claus 😒..../
Jeffrey
*Tersenyum
Jeffrey
Sampai jumpa lagi, Lot-TIEEEE!!!!
Jeffrey
*GUBRAK
Grand Duke Lewister, bangsawan paling terhormat setelah keluarga kekaisaran di Kekaisaran Claus,
saat ini sedang tertimpa musibah karena terpeleset kulit pisang yang memenuhi bagian teras kediaman, dan terjatuh dengan posisi terbalik hingga ke anak tangga paling bawah.
Charlotte
*Mematung, berusaha mencerna kejadian yang terjadi di depan kediamannya
Charlotte
*Sayup-sayup mendengar suara kikikan di dekat sana
Charlotte
*Seketika kepalanya terasa pusing dan tangannya memijit pelipis yang hendak meledak
Charlotte
Dan! Lotilucia!
....
Charlotte
Jangan membuatku mengulangi ucapanku!
....
Kedua murid yang dipanggil pun akhirnya melompat dari atap dan mendarat berpuluh langkah dari guru mereka yang marah.
Charlotte
Jelaskan.
Lotilucia
*Melirik Dan
Dan
*Jangankan memberi solusi, saat ini dirinya gemetar ketakutan
Charlotte
💢
Charlotte
*Menghela
Charlotte
Lotilucia.
Lotilucia
*Deg
Lotilucia
Ini... semua adalah perbuatan Dan, Guru!
Dan
*Refleks menoleh ke Lotilucia
Dan
Kau Bocah—
Charlotte
Dan.
Dan
*Spontan terdiam dan menunduk
Ya, di dunia ini hanya Charlotte Eleanor yang bisa membuat pemimpin Black Moon yang disegani orang-orang seperti itu.
Charlotte
Lotilucia, sudah 10 tahun kau menjadi muridku, kau tahu kan aku tidak suka murid yang berbohong?
Karena sepertinya murid-muridmu tidak senang aku di sini, aku pergi dulu ya, Lottie.
Jeffrey
*Memberi hormat dengan sebuah kulit pisang tertinggal di kepala
Charlotte
*Menghela
Jeffrey beruntung karena saat ini kedua murid Charlotte tengah menunduk ketakutan.
Jika tidak, ia pasti ditertawai habis-habisan.
Charlotte
*Menuruni tangga dan mengambil kulit pisang di kepala Jeffrey
Jeffrey
*Deg deg deg
Jeffrey
*Membelalak seiring gerakan tangan Charlotte
Untuk kesekian kalinya, Jeffrey Lewister kembali jatuh hati pada wanita beramput keperakan di hadapannya.
Rasanya seperti ada sesuatu di dadanya yang melompat-lompat tak karuan hingga seolah membuatnya sesak napas.
Semburat merah muda samar tampak di belakang telinganya.
Charlotte
....
Charlotte
*Menatap manik biru Jeffrey
Charlotte
Pergi sana.
Jeffrey
*Krek
Jeffrey
*Ada yang patah, tapi bukan hati Jeffrey (tapi bohong 😢)
Jeffrey
*Tersenyum menanggapi ucapan dingin Charlotte
Jeffrey
Senang melihatmu, Lottie kecil.
Lotilucia
💢
Lotilucia
/Tapi aku sama sekali tidak senang, Kakek Tua./
Jeffrey
*Masuk ke kereta kuda
Charlotte
Aku masih menunggu penjelasan dari kalian berdua, Dan Monte, Lotilucia Frodium.
Siapa pun yang mendengar, dapat menyadari betapa dalam amarah di balik satu kalimat yang dilontarkan Charlotte. Tubuh Lotilucia dan Dan membeku di tempat. Keduanya tidak berani mendongak, walau untuk sekedar melihat wajah guru mereka.
Comments