''Kikikikik ....,'' wanita berambut panjang acak-acakan dengan pakaian berwarna putih yang kotor dan lebar terus saja terbang memutari ruangan tempat kami berada. Iya, aku dan putra ku sudah berada di sebuah ruangan yang terasa begitu asing bagi kami. Ruangan yang kotor dan gelap. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja tubuh kami yang tadinya berada di kamar kini sudah berpindah keruangan ini. Aqeel terus saja memeluk tubuhku dengan erat, aku bisa merasakan tubuh kecilnya gemetaran. Wajar saja, aku yang sudah dewasa saja merasa begitu takut, apalagi Aqeel yang masih kecil. Sebenarnya ada apa ini? Belum pernah aku merasakan sensasi yang seseram ini. Apa lagi wanita itu terus menatap ke arah kami dengan sorot matanya yang merah menyala. Seperti ada dendam yang tersimpan di dalam netra nya.
''Apa yang kau inginkan dari kami? Aku mohon, jangan sakiti aku dan anakku. Kami baru sehari pindah ke desa ini, kami tidak pernah mengusik siapapun selama tinggal di sini. Jadi, pergilah, jangan ganggu kami lagi. Kami berada di desa ini karena suami ku ingin memberikan ilmu kepada anak-anak desa. Suami ku ingin memajukan desa ini. Kami tidak punya niat jahat kepada siapapun yang ada di desa ini.'' Tergugu aku berucap dengan kepala aku tundukkan. Air mataku jatuh berlinang membasahi pipi. Aku tidak sanggup menatap mahluk menyeramkan yang terus berterbangan di dekat atap. Aku memberanikan diriku untuk berkata seperti itu. Siapa tahu saja makhluk menyeramkan itu merasa kasihan setelah mendengar ucapan ku.
Dan benar saja, setelah aku berkata seperti itu, suara tawanya yang tadinya melengking kini terdengar seperti suara seseorang yang tengah menangis.
''Huhuhu, huhuhu ....,'' mendayu-dayu suara itu terdengar. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan mahluk yang kira-kira mirip dengan kuntilanak itu. Ia aku bisa berkata mirip seperti kuntilanak karena ciri-ciri nya sama persis seperti kuntilanak. Meskipun ini merupakan kali pertama aku melihat secara langsung bentuk kuntilanak yang sebenarnya. Tapi sebelum nya aku pernah mendengar cerita mengenai sosok kuntilanak dari orang-orang dan juga sebelum nya aku tahu bentuk kuntilanak dari siaran televisi dan dari ponsel. Tapi kali ini? Ternyata mahluk yang bernama kuntilanak memang benar adanya, ternyata bukan dongeng atau hanya sekedar cerita bualan semata.
Tidak lama setelah itu, suara kuntilanak itu tidak terdengar lagi, aku memberanikan diri untuk menatap ke atas ke arah atap, dan benar saja, kuntilanak itu tak terlihat lagi. Aku merasa lega karenanya.
''Sayang, ayo bangun, kuntilanak nya tidak ada lagi,'' ucapku pada putra ku.
''Wanita tadi namanya Kuntilanak, ya, Ma?'' tanya Aqeel polos.
''Em iya, Nak.'' Jawab ku seraya mengangguk kecil.
''Kenapa dia mengganggu kita, Ma?'' tanya Aqeel lagi. Putra ku memang tipekal anak yang selalu ingin tahu.
''Mama juga tidak tahu, mungkin dia ingin bermain-main bersama kita.'' Jawab ku sekenanya.
''Mama ada-ada saja,'' timpal Aqeel lagi.
Setelah itu kami berdiri, aku dan Aqeel berjalan hati-hati ke arah jendela besar yang ada di ruangan tempat kami berada, karena ruangan ini sangatlah gelap, dan kebetulan rembulan juga tidak menampakkan sinarnya malam ini.
Begitu aku sudah berada di dekat jendela, aku bisa melihat ke arah luar, betapa kagetnya diriku, ternyata sekarang kami tengah berada di rumah besar di samping rumah kami. Karena aku bisa melihat dengan jelas rumah kami yang berada tepat di samping rumah tempat kami berpijak saat ini.
Aku melihat lampu di rumah kami sudah menyala terang. Apa Mas Radit sudah pulang? Tanya ku di dalam hati.
Dan benar saja, tidak lama setelah itu aku melihat Mas Radit keluar dari rumah, ia seperti begitu tergesa-gesa menaiki motornya. Dan bertepatan dengan itu juga, aku berteriak kencang memanggil namanya. Aku harap Mas Radit bisa melihat keberadaan aku dan Aqeel, karena rasanya aku sudah tidak sabar lagi ingin keluar dari tempat menyeramkan ini.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments