Di kota yang sama namun di lokasi berbeda. Seorang wanita bertubuh mungil baru saja tiba dikediamannya, kemudian dia menjatuhkan tubuhnya yang terasa lelah pada sofa di ruang keluarga. Lelah terlihat jelas di wajah cantiknya.
"Kak, apa kau pergi berburu lagi?" tegur seorang gadis berparas barbie sambil menghampiri wanita itu.
"Hm. Mahluk-mahluk menjijikkan itu kembali berulah dan aku muak dengan hal itu."
"Mahluk menjijikkan? Bukankah kita sama seperti mereka." Sahut gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Viona sambil menatap Ellena dengan tatapan polosnya. Ellena mendengus, dan dengan gemas dia menjitak kepala Viona. "Kakak, sakit!" jerit Viona sambil mengusap kepalanya.
"Kita memang satu klan dengan mereka, tapi setidaknya kita berbeda. Selama ini kita tidak pernah meminum darah sekali pun demi kepentingan pribadi kita, apalagi demi sebuah keabadian dan mengorbankan para gadis perawan untuk mendapatkan sebuah kekuatan."
"Tanpa meminum darah sekali pun kita hidup abadi. Lagi pula aku adalah sang pemilik keabadian yang menjadi incaran mereka. Yang pasti kita berdua adalah vampir vegetarian,"
"Nah itu kau tau."
Viona dan Ellena bukanlah vampir dari kasta rendahan. Mereka berdua adalah putri dari Raja Vampir yang bergelar Lord Ruthven, Raja vampir dengan posisi tertinggi. Lord Ruthven sendiri adalah Rajanya para Raja yang berkuasa di tiga dunia. Semua mahluk bertekuk lutut di bawah kekuasaannya kecuali Dark Shadow.
Lord Ruthven dan Dark Shadow adalah musuh abadi. Keduanya selalu terlibat dalam sebuah pertarungan besar. Dan Dark Shadow sendiri merupakan otak di balik kematian orang tua Lucas. Lucas adalah satu-satunya Dark Lephrica yang tersisa dengan kekuatan tertinggi.
Selain mahir dalam berburu vampir, Lephrica merupakan immortal yang sangat cerdas dan kuat. Mereka memiliki indera penciuman dan insting yang sempurna.
Lephrica dapat mencium aroma vampire dalam jarak yang sangat jauh sekali pun, Dan itulah kenapa Lephrica dimusnahkan karena keberadaan mereka sangat membahayakan Dark Shadow dan para sekutunya.
-
-
Semakin lama Lucas merasakan tubuhnya semakin melemah. Gigitan vampir pada lehernya membuat dia kehilangan sebagian besar dari kekuatannya. Meskipun gigitan itu tidak berpengaruh pada hidupnya. Tapi cukup untuk membuat tenaga Lucas terkuras.
"Sialan, ini semua karena mahluk menjijikkan itu." Geram Lucas penuh emosi.
Lucas menjatuhkan tubuhnya pada aspal yang dingin dan keras karena dia sudah tidak kuat lagi untuk berjalan. Seluruh tenaganya terkuras habis dan kedua kakinya tidak kuat lagi untuk menopang berat tubuhnya sendiri.
Dan sementara itu....
Di tengah kesunyian malam, terlihat seorang gadis berjalan seorang diri menyusuri jalanan malam kota Vancouver seorang diri. Kedua tangannya menggenggam sebuah gagang payung berwarna trasparant. Rintik hujan yang tiba-tiba turun malam ini membuat suhu udara menurun drastis, membuat kota yang biasanya selalu ramai seketika menjadi sepi layaknya kota mati.
Di saat manusia biasa memilih pakaian hangat di tengah cuaca seperti ini. Tapi gadis itu hanya membalut tubuhnya dengan sebuah dress hitam berbahan brukat tipis.
"Aaauummm...."
Suara itu terdengar begitu mengerikan dan mampu membuat bulu kuduk siapa pun akan berdiri saat itu juga. Namun hal berbeda justru ditunjukkan oleh gadis cantik itu. Dia bersikap biasa saja seolah tak mendengar apa-apa.
Tidak ada ketakutan yang terpancar dari raut wajah cantiknya. Sudah terlalu biasa baginya mendengar suara-suara semacam itu. Dan bahkan tak jarang dirinya berurusan dengan mereka.
"Ishh, dasar mahluk-mahluk menyebalkan." Gumam gadis itu menggerutu.
Dan saat melewati sebuah gang kecil. Tanpa sengaja mata abu-abunya melihat seorang pria terkapar dijalanan dalam keadaan tak berdaya. Tidak terlihat seperti apa rupanya hanya punggungnya yang tersembunyi di balik leather veat panjangnya. Dan tanpa membuang waktu, gadis itu pun segera menghampiri pria tersebut untuk menolongnya.
"Tuan, apa yang terjadi padamu?" seru gadis itu dan meletakkan payungnya begitu saja.
Gadis itu membalik tubuh laki-laki asing tersebut dan memindahkan kepalanya ke atas pangkuannya. Menyapukan pandangannya, gadis itu mencoba mencari bantuan. Tapi sayangnya tidak ada seorang pun yang bisa dia temukan. Perlahan laki-laki itu membuka matanya membuat dua pasang mutiara berbeda warna itu saling bersirobok.
Mata laki-laki itu sedikit membelalak dan begitu pula sebaliknya. Dan gadis itu sama terkejutnya dengan laki-laki didepannya yang pastinya adalah Lucas.
"KAU!" pekik keduanya hampir bersamaan.
Viona sedikit merinding melihat tatapan Lucas dan dingin dan super tajam. Rasanya dirinya seperti sedang uji nyali dia saat ini.
"Minggirlah, aku tidak butuh bantuanmu!"
Lucas bangkit dari posisinya sambil menyentak kasar tangan Viona dan mendorong gadis itu untuk menjauh darinya. Dengan langkah sedikit tertatih-tatih, Lucas berjalan meninggalkan gang sepi tersebut. Viona pun segera berdiri dan memandang kepergian Lucas dengan cemas. Dia tau jika laki-laki berhati dingin itu tidak dalam keadaan baik-baik sajal
"Ya Tuhan!!"
Kedua mata abu-abunya membelalak melihat tubuh Lucas kembali jatuh tersungkur diaspal. Viona pun segera menghampiri Lucas dan membantunya. "Lepaskan, apa kau tuli? Bukankah aku sudah mengatakan jika aku tidak butuh bantuanmu!"
"Tuan, jangan memaksakan diri. Kau sedang terluka, dan aku tau kau pasti masih sangat kesal padaku karena sikap dan ucapanku di bar. Oke, aku minta maaf. Tapi untuk sekarang biarkan aku membantumu dulu," ucapnya memohon.
Sungguh Viona tidak memiliki maksud apa-apa pada laki-laki dihadapannya ini. Dia hanya ingin menolongnya apalagi saat Viona menyadari jika Lucas baru saja terkena gigitan vampire. Tapi ada satu hal yang mengganjal di pikiran Viona. Bagaimana mungkin Lucas masih bisa bertahan setelah terkena gigitan mahluk penghisap darah tersebut.
Mungkinkah jika Lucas bukanlah manusia biasa? Tapi Viona tidak ingin terlalu memusingkannya. Karena yang terpenting sekarang adalah menyebuhkannya.
"Tuan, apa kau terkena gigitan Vampir?"
"Bagaimana kau bisa tau jika ini adalah gigitan Vampire? Katakan, siapa kau sebenarnya?" tanya Lucas penuh selidik.
Tatapannya semakin tajam membuat Viona susah payah menelan salivanya setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Lucas, di tambah tatapan tajamnya yang penuh dengan selidik. Dan Viona pun bingung harus menjawab apa sekarang, karena tidak mungkin juga dirinya mengatakan pada Lucas yang sebenarnya jika ia adalah seorang vampir. Bisa-bisa dirinya kehilangan nyawa jika Lucas berteriak dan memberi tau semua orang.
Viona semakin gelisah, dia takut jika laki-laki ini menyadari siapa dirinya yang sebenarnya. Dan Viona tidak ingin mati konyol di tangan manusia.
"Aku hanya gadis biasa. Aku tau karena ciri-cirinya sama persis dengan yang ada di novel yang sering aku baca." Jawab Viona setenang mungkin.
Lucas memicingkan matanya dan menatapnya dingin. "Benarkah?" ucapnya meragukan.
Lucas tidak bisa mempercayai ucapan gadis itu begitu saja. Ia mencoba menyelami sepasang mutiara abu-abu jernih itu dan Lucas memiliki sebuah keyakinan yang sangat besar jika gadis dihadapannya ini bukanlah manusia biasa. Mahluk apa dia? Lucas masih mencoba menemukan jawabannya.
"Aneh, lagi-lagi aku tidak bisa membaca pikirannya! Siapa gadis ini sebenarnya? Mungkinkah dia seorang vampire? Dan jika benar, tapi kenapa aku tidak bisa merasakan auranya? Dan aroma ini ... mungkinkah jika dia adalah pemilik keabadian?" lirih Lucas membatin.
Lucas masih mencoba menerka-nerka tentang siapa Viona sebenarnya. Dia masih belum bisa menemukan jawaban dari semua pertanyaannya. Dan sementara itu Viona menggigit bibirnya, dia tau jika Lucas mencoba untuk membaca pikirannya.
"Gawat, sepertinya dia berusaha membaca pikiranku lagi. Bagaimana ini? Bagaimana jika dia sampai mengetahui siapa diriku yang sebenarnya, bisa habislah aku. Tuhan, lindungilah hambamu ini. Hamba tidak ingin mati konyol di tempat ini. Lagi pula hambamu ini masih muda belum menikah apalagi merasakan yang namanya malam pertama." ujar Viona membatin.
Keduanya sama-sama menggunakan Telepathy untuk bisa membaca pikiran masing-masing, tapi sayangnya apa yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil. Lagi-lagi mereka gagal melakukannya.
"Mau apa kau?" Lucas refleks mundur saat melihat Viona tiba-tiba mendekatkan wajahnya.
Viona menggeleng. "Jangan salah paham dulu. Tenang saja, aku tidak akan melukaimu apalagi membunuhmu. Racun mahluk menjijikkan itu harus segera dikeluarkan dari dalam tubuhmu. Aku mengusai tehniknya. Ayahku, dia pernah mengajariku dan dalam tubuhku memiliki antibody untuk menahan efek racun apapun." Ujarnya asal.
Nada bicaranya begitu meyakinkan. Dan hal itu Viona lakukan agar Lucas tidak semakin mencurigainya. Kali ini Lucas tidak memberikan respon apapun apalagi perlawanan.
Sepasang taring muncul di kedua sisi bibir Viona. Perlahan gadis itu menancapkan taringnya pada leher Lucas tepat di bekas gigitan mahluk penghisap darah tersebut. Gadis itu menghisap darah yang telah terkontaminasi dengan racun vampire dan meludahkannya. Dan ajaib, kondisi Lucas dalam hitungan detik sudah kembali seperti sedia kala.
"Bagaimana, Tuan? Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Viona memastikan.
Lucas mengangguk meyakinkan. Pemuda itu bangkit dari posisinya begitu pula dengan Viona. "Aku berhutang budi padamu, dan aku pasti akan membalasnya suatu hari nanti. Maaf aku harus segera pergi." Lucas pun beranjak pergi dan meninggalkan Viona begitu saja yang masih tetap bergeming dari posisinya.
Pertemuan singkat namun menyimpan makna yang begitu dalam. Dan melalui pertemuan itu babak baru akan segera di mulai. Dendam, kebencian, kesalahpahaman, persaingan dan kisah cinta yang rumit akan mewarnai perjalanan hidup mereka.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Zila Aziz
terus semangat Thor
2022-12-12
0
Sumawita
semoga aja Lucas mengetahui siapa dalang pembunuhan keluarga nya
2022-12-09
2
Radya Arynda
semangaaat💪💪💪💪💪
2022-12-09
2