Bagian 3

Pagi pun tiba.

Kriiing!! Kring!!

Alarm berbunyi nyaring. Citra terbangun lalu mematikan alarmnya. Setelah mengumpulkan nyawanya, Citra bangkit menuju kamar mandi dan melakukan rutinitas pagi nya.

"Habis mandi, nulis tugas-tugas buat anak the hunters ah," ucap Citra.

Citra bergegas mandi lalu keluar kamar untuk sarapan. Keluarga kecil itu sarapan dengan santai dibarengi obrolan ringan yang hangat.

"Oh ya Cit, habis makan tolong antar ibu kerumah Tante Wati ya, ibu ada arisan disana nanti," pinta Ibu Citra.

"Iya bu," balas Citra.

Setelah mengantar ibunya, Citra kembali menuju kamar untuk bersiap menulis pembagian tugas. Citra nampak fokus memikirkan apa saja yang perlu disiapkan untuk keperluan mereka nanti.

Beberapa saat berlalu.

"Akhirnya selesai juga, tinggal gue kirim ke grup chat," ucap Citra.

The Hunters

Alex Efendi (Ketua)

Citra Firda Sani

Riska Amalia

Fikri Perdana

Ilhamsyah

Lisa Manika

Deni Riyadi

Tim Lantai satu : Alex, Riska, Ilham

Tim Lantai dua : Citra, Fikri, Lisa, Deni

Perlengkapan:

1. Laptop (Riska)

2. Kamera (Alex)

3. Kamera (Deni)

4. Makanan ringan (Lisa)

5. Minuman (Citra)

6. 7 buah senter (Fikri)

7. Tenda camping (Ilham)

Jam pembuatan konten 2 jam mulai 01.00 - 03.00.

Sekian.

"Semoga semuanya pada setuju sama tugas yang gue bikin, rebahan dulu ah bentaran," ucap Citra.

15 menit berlalu.

"Huft, ngapain ya sekarang? Bosan juga sendirian di rumah, main game lagi males," gumam Citra.

Citra memainkan ponselnya, entah apa yang terlintas di pikiran Citra, ia pun penasaran dengan mahluk halus karena seumur hidupnya ia tidak pernah melihat satu pun mahluk halus. Gadis yang sudah menginjak kepala dua ini sibuk browsing internet untuk mencari artikel-artikel tentang mahluk halus, ia pun akhirnya menemukan satu artikel yang menurutnya menarik.

"Wah ada cara memanggil kuntilanak, bahannya juga gampang di cari nih," ucap Citra.

Karena rasa penasaran yang tinggi, Citra ingin mencoba hal tersebut, ia bergegas keluar kamar lalu berjalan mengambil daun nangka di kebun dekat rumahnya dan mengambil sedikit minyak yang ada di penggorengan dan terakhir ia mengambil asbak dan korek gas bapaknya di ruang tamu, lalu kembali masuk ke dalam kamar.

"Yap, tinggal mengolesi daun ini dengan minyak lalu bakar," ucap Citra.

Citra membuka jendela kamarnya supaya asap saat ia membakar daun bisa langsung keluar, setelah membuka jendela Citra langsung membakar daun yang sudah di olesi dengan minyak dan menaruhnya di dalam asbak.

Citra berjongkok dan mulai merapalkan sesuatu seperti petunjuk yang diberikan di artikel tersebut.

"Kun robuna nuriil jakim," ucap Citra.

Lima menit berlalu. Matanya mengawasi segala sudut kamarnya. "Kok tidak terjadi apa-apa ya, padahal katanya walaupun di ucapkan dalam hati tetap akan muncul," gumam Citra heran.

"Apa karena sekarang masih jam 9 pagi? Tapi kalau di coba malam mana berani gue," pikir Citra. Ia mulai berdiri dan berjalan kembali menuju tempat tidurnya.

"Mending main game ah," ucap Citra.

Beberapa menit kemudian.

.....!!!!

Terdengar suara dari luar pintu kamar Citra.

Citra berhenti bermain game dan mulai fokus ke suara. Perlahan ia melangkah ke pintu kamarnya untuk memastikan suara dari luar pintu.

"Itu kan suara TV, siapa yang menyalakan TV? Bapak kan kerja, ibu juga lagi arisan, lagipula tadi gue ambil asbak di ruang tamu tv lagi keadaan mati," gumam Citra kebingungan.

Citra menggigit kuku jarinya, ia bimbang antara harus keluar kamar untuk cek ruang tamu atau tetap mendengarkan dari balik pintu kamar.

"Huuu... huuu... huuu..."

Sekarang terdengar jelas suara tangisan.

"Sekarang ada suara orang menangis, aduh gimana ini," gumam Citra panik sambil menatap pintu kamarnya.

Seketika keheningan mencekam menyelimuti tempat Citra berada. Jantungnya berdetak lebih kencang, kakinya pun mulai bergetar tetapi ia masih tetap harus fokus mendengarkan suara yang ada.

Claankk!!

Terdengar suara benda jatuh ke ubin, bunyinya seperti kaleng biskuit yang ada di ruangan tamu. "Aduh apa lagi ini, perasaan gue udah mulai enggak enak, disini semakin dingin," ucap Citra pelan.

Kemudian disusul suara ketukan kecil dari balik pintu kamar, membuat Citra kaget dan semakin takut, perlahan ia mulai mundur selangkah demi selangkah menjauh dari pintu kamarnya dengan mulutnya tiada henti membaca ayat-ayat untuk membuat setan tersebut pergi.

Mendadak hening, tidak ada suara apapun. Citra memperhatikan dengan seksama namun tidak ada apapun. Ia bernafas lega, namun itu tidak berlangsung lama, kembali terdengar suara ketukan pintu tetapi kali ini lebih keras seperti ingin mendobrak pintu kamarnya. Ia refleks berlari ke arah jendela dan melompat keluar dari jendela meninggalkan rumah menuju warung kopi yang berjarak 20 meter dari rumahnya.

"Apa itu?! Apa tadi itu?! Ya Allah maafin Citra udah main ritual kayak gini, Citra janji enggak bakal ngulangin lagi," ucap Citra masih takut dengan kejadian yang barusan menimpanya.

Citra sampai di warung kopi.

"Mbak Cit, kenapa lari-lari kesini? mana enggak pakai sendal juga," tanya Mas Pengky pemilik warkop.

Citra menarik nafas panjang-panjang, berusaha mengatur kembali pernafasannya. "Iya Mas Pengky, tadi digangguin tawon dekat rumah, makanya Citra lari," jawabnya pelan. Citra berbohong mengenai yang baru saja dialaminya.

"Hahaha ada-ada aja si mbak ini, mau pesen apa mbak?" tanya Mas Pengky.

"Es Indocafe sama bubur kacang hijau mas," jawab Citra.

"Ibu tinah enggak masak emang mbak?" Tanya Mas Pengky kembali.

"Ibu lagi sibuk arisan, tadi pagi berangkat Citra yang anterin." Jawab Citra.

"Oh begitu, ya udah mas bikinin es kopinya dulu, tunggu sebentar ya mbak," ujar Mas Pengky dengan ramahnya.

"Iya mas," ucap Citra seraya tersenyum kecil.

Citra melamun memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. "Tadi itu benar-benar horror banget sih, gimana nanti pas bikin konten di kampus, bisa mati karena kaget gue," gumamnya pelan.

Citra mengecek kantong celananya. "Aduh, dompet sama handphone ketinggalan di kamar lagi, mau enggak mau nunggu ibu sampai pulang nih."

"Ini mbak, es kopi sama bubur kacang hijaunya," ucap Mas Pengky sambil menaruh makanan dan minuman yang dipesan Citra.

"Terima kasih mas."

"Siap."

"Padahal enggak lapar, belum lama sarapan dirumah, gue makan pelan-pelan aja sampai ibu balik," gumam Citra sambil menyuap bubur kacang di depannya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

the hunters.. 👌

2022-12-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!