Sambil mengikat rambutnya, Jieun sedikit berlari agar cepat sampai kelas. Dia sedikit terlambat karena alarm di asramanya mati. Bahkan awalnya Jieun berniat untuk tidak mandi. Tapi karena satu-satunya teman yang dia punya memiliki indera penciuman yang tajam, Jieun memutuskan untuk mandi walau hanya sekedar membasahi tubuh.
Baru saja selangkah memasuki kelas, Jimin langsung menariknya untuk pergi keluar kelas.
Lee Jieun
Hyak, Park Jimin!
Lee Jieun
Ada apa, sih?!
Berhentilah mereka di sebuah kelas yang ada di gedung sebelah.
Park Jimin
Jungkook sudah kembali masuk.
Jieun otomatis membuka matanya lebar-lebar dengan mulut menganga.
Jimin mendorong tubuh Jieun untuk melihat Jungkook dari luar jendela kelas.
Park Jimin
Coba kau lihat.
Jieun sedikit merendahkan tubuhnya dan perlahan mengintip lewat jendela paling belakang di kelas itu. Sangat pas sekali, posisi Jungkook ada di samping jendela itu. Mata mereka kembali bertemu setelah sekian lama.
Lee Jieun
J-jeon Jungkook?
Jieun terkejut. Kali itu dia yang menarik tangan Jimin dan berlari menjauhi kelas tersebut.
Park Jimin
Kenapa? Kau tidak senang melihatnya kembali?
Park Jimin
Semua orang di sekolah ini terkejut dengan kedatangannya yang secara tiba-tiba.
Park Jimin
Termasuk kau. Iya, 'kan?
Park Jimin
Bukankah seharusnya kau sudah tau? Tapi, kenapa kau terkejut juga?
Lee Jieun
Jimin-a,
Park Jimin
Ye?
Lee Jieun
HENTIKAN!
Lee Jieun
KENAPA KAU BERISIK SEKALI?!
Park Jimin
Kenapa kau marah padaku? Aku hanya bertanya, kok.
Gerutu Jimin sambil sedikit cemberut.
Jieun kembali merasakan sesuatu yang aneh. Entah kenapa, hatinya terasa seperti ada yang mengganjal saat kembali melihat Jungkook setelah hampir 6 bulan lamanya.
Lee Jieun
Jimin-a, ada apa denganku, ya?
Park Jimin
Maksudmu?
Tanya Jimin yang sedang sibuk memainkan ponselnya.
Lee Jieun
Aku merasa ada hal aneh yang mengganjal di hati.
Park Jimin
Lagi-lagi kau merasakan hal itu.
Jimin menemukan sebuah artikel di grup angkatan sekolah. Dia membacanya lebih dulu, sebelum memberitahu Jieun yang sedang kebingungan seperti biasanya.
Park Jimin
Jieun-a!
Park Jimin
Kau tau Eunkyung, siswi kelas 12-2A?
Lee Jieun
Yang meninggal pada kecelakaan yang sama dengan Jungkook maksudmu?
Park Jimin
Iya. Dia satu-satunya siswi di sekolah ini yang meninggal karena kecelakaan bus itu.
Park Jimin
Setelah hampir 6 bulan koma di rumah sakit, dia dinyatakan meninggal jam 6 pagi tadi.
Lee Jieun
Sungguh? Aku turut sedih mendengarnya.
Jimin menatap Jieun tiba-tiba. Jieun bingung melihat wajah serius temannya itu.
Lee Jieun
Ada apa?
Park Jimin
Tadi kau bilang seperti ada yang mengganjal di hatimu?
Lee Jieun
I-iya. Saat melihat Jungkook, seperti ada yang aneh.
Park Jimin
SUNGGUH?!
Park Jimin
Sepertinya ada Eunkyung di sana!
Park Jimin
Ada Eunkyung di dekat Jungkook!
Jieun terdiam sejenak. Dia masih mencerna ucapan sahabatnya itu.
Lee Jieun
Apa hubungannya dengan Jungkook?
Jimin memberi sentilan pada kening Jieun yang tertutup poni.
Lee Jieun
Aduh, Jimin-a!
Park Jimin
Makannya, kau sering-sering buka grup angkatan agar tidak tertinggal berita!
Lee Jieun
Memangnya ada apa, sih?
Park Jimin
Katanya, Eunkyung itu menyukai Jungkook!
Park Jimin
Percobaan bunuh diri yang waktu itu pernah dia lakukan, alasannya karena Jungkook menolak cintanya!
Lee Jieun
Jadi?
Park Jimin
Ah, kenapa aku harus punya sahabat sebodoh dirimu, sih?!
Lee Jieun
Katakan!
Park Jimin
Kau merasakan hal aneh saat melihat Jungkook, itu pasti karena ada Eunkyung di sana. Pasti Eunkyung akan selalu mendekati Jungkook.
Park Jimin
Kau kan bisa merasakan hal seperti itu!
Park Jimin
Dasar bodoh!
Lee Jieun
Ah, iya benar.
Jungkook datang dan membuat kelas itu seketika hening tanpa suara. Padahal sebelumnya mereka sedang ramai membicarakan kematian Eunkyung.
Kaki jenjang Jungkook membawanya berdiri di samping Jieun.
Jeon Jungkook
Tumben kau tidak mengikat rambutmu?
Lee Jieun
Oh?
Jieun memegang rambutnya yang terurai berantakan.
Lee Jieun
Perasaan tadi aku mengikatnya?
Jeon Jungkook
Ini, kunciranmu terjatuh saat kau mengintip ke kelasku tadi.
Jungkook mengulurkan tangannya untuk memberikan kunciran yang dia maksud.
Comments