SEBUAH PERISTIWA

Sekar empat belas tahun, gadis kecil itu berjalan keluar kelas. Langkahnya begitu ringan seperti kapas. Semua mengira jika Sekar tidak menapak bumi karena ia berjalan seperti melayang di udara.

Ujian tadi bisa ia lalui dengan tenang walau berkali-kali diganggu oleh makhluk-makhluk menyeramkan itu.

"Bisakah kalian berhenti," pintanya lirih.

"Sekar ... kami teman-temanmu," ujar sosok baru yang muncul dengan lidah menjulur dan mata merah.

"Aku tidak mau berteman dengan kalian," ujar Sekar lagi lirih.

"Harus Sekar, wangi tubuhmu itu sangat mengundang kami dan semua yang ada di dirimu kesayangan kami," ujar sosok lain.

Sekar menghela napas, ia menghitung yang kini mulai mendekatinya.

"Satu, dua, tiga, empat ... dua belas?"

"Banyak Sekar .... hihihi!" kikik salah satu dari mahkluk itu.

Sekar kembali berjalan ringan. Gadis itu harus naik angkot untuk sampai di rumah besar di mana orang tuanya tinggal dan bekerja di sana. Semua keluarga yang menggaji ibu bapaknya sangat baik dan tidak pernah membedakan diri. Hanya saja, Sekar yang harus tau diri.

"Sekar!" gadis itu menoleh.

Sosok remaja laki-laki yang duduk di sebelah bangkunya. Remaja itu berjalan mendekati, semua sosok halus itu tiba-tiba menyingkir dan membiarkan remaja itu bersama Sekar.

"Kau bicara dengan siapa?" tanyanya.

Sekar menatap remaja yang tingginya sama dengannya. Gadis itu hanya menggeleng dan kembali berjalan menuju halte. Semua sosok mengikuti langkah Sekar dan menatap remaja laki-laki. Tentu Danar tidak bisa melihat apa yang ada di dekat Sekar.

Sekar naik angkot. Perjalanan cukup lama. Gadis itu mengingat bagaimana ia mulai bisa mendapatkan penglihatannya dengan semua sosok menakutkan itu.

Sekar sangat tidak yakin dari usia berapa ia bisa melihat makhluk tak kasat mata itu.

Yang Sekar ingin, ia mengalami demam tinggi dan mulai berhalusinasi ketika itu. Melihat semua makhluk halus bahkan bisa tau di mana letak dunia lain berada. Ia pernah berada di lokasi itu.

Sekar masih ingat sekali, ketika itu ia tengah pulang dari bermain, memang terlalu sore. Semua anak berlari ketika para ibu meneriaki mereka semua karena hari mulai gelap. Sekar berlari menuju rumah neneknya. Ia tinggal di sebuah hunian sangat sederhana.

Entah kenapa Sekar merasa rumah neneknya terasa jauh. Hari mendadak memerah, desanya masih percaya jika saat itu adalah dibukanya portal alam gaib, semua makhluk tak kasat mata keluar dari tempatnya.

"Sekar!"

Gadis itu menoleh, sosok yang tak ia kenali tepat berada di depan mukanya. Sekar terkejut bukan main.

"K—kau siapa?!" tanyanya gemetaran.

"Tidak apa-apa Sekar, kamu wangi sekali," ujar sosok yang tiba-tiba lehernya tinggi.

Sekar sampai jatuh terduduk di tanah, ia menangis, semua hafalan doa di kepalanya mendadak hilang. Sekuat tenaga ia berdiri kemudian berlari.

Nafas Sekar tersengal-sengal, ia terlalu lelah berlari, tetapi rumahnya sepertinya sangat jauh, padahal ia yakin telah melewati kebun bambu milik tuan tanah.

"Sekar main sini!" sosok anak kecil berwajah pucat melambaikan tangan memanggil Sekar.

Bocah lelaki yang sepertinya seusia, Sekar mendekat karena melihat darah di sela bibir bocah itu.

"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir.

"Aku tidak apa-apa," jawab bocah itu.

"Lalu kenapa bibirmu berdarah?" tanya Sekar.

"Oh ini?" bocah itu tiba-tiba merobek sendiri mulutnya hingga kulit kepalanya terkupas.

Sekar kembali jatuh terduduk, ia mundur sambil merangkak. Bocah itu membalik kepalanya sedemikian rupa. Ternyata tubuh bocah asing itu terbalik, Sekar baru menyadari jika kaki sang bocah menghadap kebelakang.

"Pergi ... pergi!" teriak Sekar.

"Hei ... kau kenapa?" Sekar tersentak.

Lamunannya buyar. Tempat pemberhentiannya terlewat. Gadis itu pun berhenti di salah satu halte. Ia harus berjalan ke halte yang terlewat karena angkutan yang mestinya ia tumpangi tidak lewat jalan itu.

"Sekar ... main yuk!" ajak bocah yang dulu menakutinya.

"Jangan Ir," ujar Sekar. "Ini masih siang."

"Ini sudah sore Sekar!" ajak bocah itu dengan berjalan mundur tetapi kepalanya menghadap belakang.

Suara adzan terdengar bocah menyeramkan itu menghilang. Gadis itu kini mulai tau bagaimana cara agar para makhluk itu tak begitu sering mendekatinya.

Sampai rumah, ia kembali membantu ibunya setelah makan siang. Tak ada percakapan berarti, mereka harus bekerja cepat karena majikan mereka akan mengadakan pesta.

"Ma ... Sekar di dandani pasti cantik," Ujar Brenda, sang anak majikan.

"Kau benar sayang. Berikan pakaian yang tidak lagi kau pakai sayang, kan banyak yang bagus," Brenda mengangguk.

Gadis berusia delapan belas tahun itu baru saja masuk perguruan tinggi swasta yang begitu bonafit. Gadis itu memilih satu dress dengan model rok kembang warna broken white. Brenda juga memilih beberapa aksesoris jepit rambut yang tidak lagi disukainya.

"Pakai ini Sekar!" pintanya.

"Tapi ini terlalu bagus Nona," tolak Sekar.

"Ambillah sayang," pinta sang nyonya.

Mau tak mau, Sekar mengambilnya. Gadis itu tersenyum senang dan kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian. Brenda tersenyum penuh arti, sang ibu mengelus kepala putrinya.

"Mama senang kau seperti ini sayang," ujar wanita itu.

Rita meninggalkan Brenda dan kembali memeriksa semua kinerja pelayan. Mereka diberi waktu untuk membersihkan diri dan menggunakan seragam yang telah disediakan majikan mereka.

Acara pesta akan dimulai, banyak tamu berdatangan mereka semua mengenakan baju dan setelan mahal dan berkualitas. Bahkan sang pemilik rumah seakan memamerkan kekayaannya.

Bastian dan Rita tersenyum ramah, jika Bastian mengenakan tuxedo hitam dari bahan sutera berkualitas tinggi, ia memakai dasi kupu-kupu, begitu tampan dan gagah, sedang di sisinya ada sosok cantik dengan gaun yang memakai bulu-bulu di bagian lehernya. Rita mengenakan kalung berlian yang begitu indah dan langka. Wanita itu begitu cantik dan sangat elegan. Dua putranya turun, Reynolds dan Charlie. Keduanya memakai baju kasual yang mereka padu dengan jas. Gaya anak muda, Reynolds paling tua, ia berusia dua puluh tiga tahun. Sedang di sisinya Charlie berusia dua puluh tahun.

"Kok pake pakaian ini?" tanya Rita kecewa.

"Maaf Mom, kami kurang nyaman memakai itu di rumah," jawab Reynolds santai.

"Sudah, biarkan putramu memakai apa yang mereka mau!" sahut Bastian menenangkan istrinya.

"Mana adikmu?" tanya pria itu.

"Masih di kamarnya," jawab Charlie malas.

"Dandanannya mungkin butuh ribuan tahun lagi!"

"Sayang, dia adikmu," protes Rita.

"Oh Mom, kau terlalu memanjakannya. Padahal Mama sudah menunjuk MUA ternama untuknya, tetapi anak itu masih saja ribut dengan dandanannya!" adu Charlie kesal.

Semua tamu mulai memenuhi mansion itu. Brenda turun dengan gaun berdada v dan panjang selutut. Gadis itu dirias natural dengan bando mutiara. Brenda sangat cantik dengan gaun mininya.

"Kau sangat cantik Nak!" puji sang ibu.

Pesta berlangsung meriah, makin lama suasana makin akrab. Brenda mencari keberadaan Sekar.

"Mana anak itu!" gerutunya.

Sekar tidak memakai baju yang diberikan. Gadis itu memakai seragam yang sama dan melayani tamu.

"Sekar kenapa kau tidak pakai gaun yang kuberikan?"

Sekar menatapnya, Brenda mundur seketika. Mulutnya bungkam, satu gelas sirup berwarna merah tumpah di gaunnya yang indah.

"Aaah!" pekiknya tiba-tiba terjatuh ke kolam.

"Tolong!" teriaknya.

Bastian menyebutkan diri ke kolam dan membawa adiknya ke atas. Brenda menatap seringai Sekar yang begitu mengerikan.

"Jangan mengganggunya ... Nona," bisik suara tanpa rupa.

Brenda hampir menjerit, gadis itu memang ingin mempermalukan Sekar dengan menuang air merah ke gaun yang tadi ia beri. Rupanya sosok lain mengetahui rencana jahat Brenda dan mengatakan pada Sekar.

"Terima kasih," ujar Sekar lirih pada bocah yang kini tersenyum dengan mulut robek.

Bersambung.

😱

next?

Terpopuler

Comments

Biah Kartika

Biah Kartika

wihh seesantai itu si Sekar..

2023-10-24

0

🅰️đ₳ɽ₳

🅰️đ₳ɽ₳

jadi anak indigo banyak gk enkanya ya 😆

2022-12-31

1

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

Owalah ternyata, senjata makan tuan... mau ngerjain Sekar mlh acaranya kacau sendiri

2022-12-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!