Kaburnya Gani
Tiga tahun yang lalu, Gani merasa dilukai, hingga memutuskan untuk meninggalkan Usfi demi mengobati lukanya yang tidak terlihat tapi terasa begitu menyayat.
Saat itu dia berpikir jika tindakan itu tepat, seperti orang yang kalap pada umumnya, tidak pernah bisa berpikir dewasa.
Sakit rasanya membayangkan wanita yang dicintainya dijamah pria lain yang usianya jauh lebih tua dibandingkan dirinya, apalagi pria itu sudah beristri. Kalau tidak haram, mungkin dia akan bunuh diri saja.
Dia memang terlambat menikah, tapi sebenarnya semua demi Usfi, dia rajin menabung dari uang gajinya menjadi pegawai desa, agar pantas bersanding dengannya.
Saat itu kakaknya berkata, “Cepatlah kau kawin, Gan! Tak perlulah kau nikahi anak Pak Sholeh itu!” Maksud Gizali adalah Usfi, dia anak bungsu Ustadz Sholeh, yang sering ceramah ke mana-mana.
“Gak, Bang! Pokoknya aku maunya sama dia!” jawab Gani mantap.
“Ah, kau ini ... masih banyak perempuan lain yang lebih cantik, tapi tak macam-macam kayak dia!” kata Gizali—abangnya, waktu itu, sebelum merantau ke Kalimantan dan menjadi pegawai negeri sipil di sana. Dia bertugas di kantor Pemerintah Kota, dan sukses menjadi pegawai yang baik. Sekarang dia sudah punya anak dua, dan tinggal di salah satu kompleks perumahan sederhana.
“Tidak, Bang! Dia tidak macam-macam,” kata Gani membela wanitanya.
“Tapi, dia bikin takut orang ngomong cinta sama dia! Makanya aku bilang dia macam-macam!” Gizali berkata sambil tertawa.
“Nantilah, Bang ... aku ngomong kalau aku sudah siap nikah. Semua orang tahu, anak ustaz, mana boleh pacaran!”
“Ya! Bukan anak ustaz saja yang tidak boleh pacaran, Gan! Semua orang muslim pun tak boleh! Ya sudah, kau bekerja saja yang benar sana!”
Gani juga sudah jadi pegawai negeri, tapi, hanya bekerja di lingkungan desa, tidak ada proyek besar dan mendatangkan uang, hingga hidupnya begitu-begitu saja.
Setelah dia pergi meninggalkan orang tua dan membawa semua uang tabungannya, jadilah dia pengangguran, di kota paling besar dan paling terkenal di seantero negeri. Kerjaannya hanya ngojek dengan motor pinjaman.
Kebetulan ada orang baik yang baru saja di kenal dan mau menolongnya, dia adalah Anas, ayah seorang gadis bernama Asma, wanita yang kemudian dinikahinya. Selama tiga tahun, dia tinggal dan hidup dengan keluarga itu.
Selama satu tahun penuh dia hidup menumpang dan bekerja menggunakan motor tua, secara bergantian dengan Anas, untuk mencari nafkah. Keluarga kecil itu tidak keberatan dengan kehadiran Gani, yang sangat membantu, karena dengan kehadirannya ada orang yang mau mencari nafkah selain Anas untuk menghidupi keluarga mereka.
Anas sering sakit-sakitan, terkadang uangnya habis untuk berobat dari pada buat makan. Lilis—istrinya, Asma dan adik laki-lakinya yang masih sekolah, tidak tahu harus bagaimana mencari nafkah. Penghasilan mereka dari berjualan jajanan pun, tetap saja tidak cukup, untuk menopang biaya hidup di kota besar itu.
Setelah beberapa bulan, berada di kota, Gani dengan cepat bisa menyesuaikan diri, bahkan dia sudah bisa memulihkan ekonomi keluarga ditahun pertamanya. Dia bekerja keras siang dan malam mencari penumpang.
Niatnya bukan karena uang saja, tapi, juga demi melupakan sakit hatinya pada Usfi. Ingin menghapus rasa kecewa pada dirinya sendiri, dan keadaan. Walaupun akibatnya berimbas pada semua orang, termasuk Emak dan Bapak di kampung.
“Berat rasanya menjadi dewasa,” pikir Gani, saat dia tengah menunggu penumpang waktu itu, “Buktinya, umur yang banyak tidak menjamin pemiliknya bisa berpikir jernih dan elegan dalam bersikap.”
Dia membicarakan dirinya sendiri, yang main kabur saja saat tahu kekasihnya bakal direbut orang. Seharusnya, dia bertahan dan membawa Usfi pergi juga, bukannya lari dan tak tahu diri meninggalkan pekerjaan serta orang tua tanpa kabar apa-apa.
Namun, kaburnya kini menyisakan penyesalan dan juga utang. Bukan Cuma utang budi tapi juga uang sejumlah 300 juta ... itu jumlah yang tidak sedikit, tapi, dia tetap harus membayar bagaimana pun caranya.
Ini adalah tanda cintanya pada Asma, gadis yang dianggap sudah membantunya saat dia terpuruk dalam kesedihan, juga patah arang karena cintanya terhalang nasib dan kekayaan. Wanita itu juga yang sering mencucikan pakaiannya, kalau sudah menumpuk karena dia tidak punya waktu melakukannya sendiri.
Saat itu, Gani juga memikirkan tentang ucapan orang bijak, “Sebenarnya, siapa yang bilang jika kebahagiaan itu bukan karena uang?”
Padahal, yang tampak di hadapannya sekarang, uanglah yang bisa membuatnya bahagia.
Dia pun berkata sendiri, “Kalau ada uang, aku bisa melunasi hutang-hutangku, kalau ada uang, aku tidak perlu menjual Empang peninggalan bapak, dan kalau ada uang aku bisa menjadi lebih kaya dari Juragan Anwar, siapa tahu Usfi mau menikah denganku!”
Ya, mungkin bukan hanya dirinya yang sependapat bahwa uang adalah salah satu sumber kebahagiaan, tapi, ada banyak orang lain juga yang berpikir sama. Kalau bukan dengan uang, lantas bagaimana dia bisa membahagiakan orang lainnya.
Melupakan orang yang dicintai nyatanya tidak semudah membuang ludah sendiri. Apalagi kalau ditambah rasa bersalah, karena memanggilnya dengan nama yang tidak baik, sakit di atas sakit, mungkin seperti itu istilahnya.
Sebenarnya, dia berniat membahagiakan Usfi kalau kelak jadi menikah dan, menggantikan panggilan Oon dengan sebutan penuh kasih sayang. Dia akan menebus kesalahannya itu.
“Aku akan menyebut kamu seperti nabi kita memanggil istrinya Aisyah, Humaira ...!” janji Gani dalam hati.
Namun, ternyata benar jika kebaikan itu sebaiknya jangan ditunda-tunda, sebab tidak ada yang tahu kapan nyawa akan pergi dan tidak ada yang tahu, kapan kesempatan itu akan datang.
Awal-awal saat mendengar kabar Usfi akan segera menikah dengan Juragan Anwar, Gani sempat heran, kenapa Ustadz Sholeh yang terkenal religius itu, buktinya mau menikahkan anaknya dengan orang yang katanya sangat semena-mena di kampung mereka.
👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
niat baik disegerakan biar ga ketikung 🤣🤣
2022-11-09
3
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Mangkany niat baik itu harus d segerakan.. jgn d tunda"..
2022-11-02
6
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Sejak kpn orang bijak ngomong gitu🙄🙄
2022-11-02
5