Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel

Adinda merasa matanya sudah berat.

Perlahan matanya terpejam, namun belum sampai 1 menit Adinda menggerutu. Adinda mendengus sebal karena ia melupakan ada jadwal meeting besok dan ia harus menyelesaikan tugasnya. Dengan rasa kantuk yang amat sangat, Adinda membuka matanya perlahan.

"Eh?" Adinda mengerjapkan matanya beberapa kali.

Langit-langit kamarnya berubah warnanya, yang tadinya berwarna biru langit sekarang menjadi abu-abu. Ia mengucek matanya perlahan dan mencubit pipinya karena menganggap ia sedang bermimpi.

Saat membuka mata kembali ia masih melihat langit-langit kamarnya berwarna abu-abu, ia menyingkap selimut dan duduk, ia menyadari ukuran ranjang dan rasa kasurnya berbeda. Tangannya meraba lampu tidur disampingnya tetapi tidak ada, jantungnya mulai berdetak kencang. Terlebih ia melihat jendela kamar yang sangat berbeda dengan dikamar miliknya.

"Kenapa semua berubah?" Gumamnya.

Adinda bangkit dari ranjang, ia menuju jendela dan membuka gorden, ia merasa sedikit berat untuk melangkah, cahaya bulan masuk menerangi kamarnya saat ini. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat ia melihat kamar ini benar-benar berubah total dan barang-barangnya bukanlah milik Adinda.

Adinda mencari saklar dan menyalakan lampu. Setelah lampu dinyalakan, terlihat semakin jelas bahwa ini bukanlah kamar miliknya. Adinda menggeleng pelan dan mencubit tangannya namun masih belum mengubah apapun.

"Ini pasti mimpi. Pasti," Adinda mengatur nafas dan berusaha tenang.

"Tenang Adinda, kau pasti bisa bangun." Lanjutnya dengan masih mengatur nafas.

Sekali lagi Adinda mencubit pahanya dengan keras.

"Aw!" Pekik Adinda, dilihatnya pahanya sampai kemerahan akibat cubitannya.

"Tunggu! Tu-Tubuhku?!" Adinda mengernyitkan dahi melihat paha mulusnya berubah warna.

Adinda melihat jari-jari tangannya, suaranya tak mampu keluar melihat bentuk tangannya yang berubah. Ia meraba tubuhnya sendiri dan benar-benar terasa berbeda. Ia melihat ada cermin di ruangan kamar itu, dengan menelan ludah ia berjalan perlahan. Dengan gemetaran ia memberanikan diri melihat pantulan dirinya di cermin, saat membuka mata ia tak mampu berkata-kata lagi.

"I-Ini siapa?" Dengan terbata-bata dan rasa tidak percaya.

Adinda menyentuh cermin dan benar saja ia merasakan sentuhan itu. Adinda mulai takut, ia langsung menjatuhkan dirinya di ranjang dan memejamkan mata dengan harapan ia bisa segera terbangun dari mimpinya.

"Kumohon! Kumohon, kembalikan jiwaku pada tubuhku. Aku ingin bangun dari tidurku! Kumohon!" Sambil meringkuk dan keringat dingin bercucuran dari pori-pori kulit tubuhnya.

...****************...

Keesokan paginya.

Angin sepoi-sepoi menyapu tubuh Adinda, ia merasa dingin, sinar matahari menyapa.

Adinda membuka mata perlahan dan berharap ia sudah benar-benar terbangun dari tidurnya.

"Hoaaaamm"

"Eh?!" Adinda menyadari suaranya berbeda.

"Ehem! Ehem! Tes, tes. Tes, satu dua, satu dua. Ehem!"

"Suaraku?!" Adinda membulatkan mata saat melihat dirinya masih tidak berpindah dari dunia yang asing itu.

Adinda berjalan ke arah jendela dan melihat ke luar kamar, semuanya berubah. Ini bukanlah di rumahnya, ia kebingungan.

"Pagi," sapa tetangga yang sedang lewat.

Adinda tersenyum kaku.

"Aku tidak mengenalnya," gumam Adinda.

Ia kemudian bercermin lagi, rasanya ia ingin menangis karena wajah cantiknya tak lagi ada. Ia melihat pantulan dirinya di cermin dengan kondisi badan perempuan yang obesitas, kulitnya tidak terawat, jerawat banyak di wajah, dan bau badannya apek.

Adinda terduduk di lantai, air matanya mengalir, ia menggigit bibir bawahnya saat melihat perutnya yang berlipat saat duduk.

"Huwaaaaa! Apa yang terjadi?!"

"Mana apek pula," sambil menyeka air mata.

Adinda menyentuh rambutnya dan rasanya kasar, ia mencium tangan yang habis memegang rambutnya.

"Iyuuhhh bau, hiksss."

Seharian dirinya mengurung diri, hingga keesokan harinya ia pun masih berada ditempat asing ini. Ia menangis sambil memandangi pantulan dirinya di cermin.

"Aku harus bagaimana?" Air matanya tak mampu ia bendung.

Ia mondar mandir di dalam kamar tersebut sambil menggigiti kukunya, ia memikirkan bagaimana caranya ia bisa keluar dari sini dan kembali ke dunia aslinya.

'Krrukk krrruk' Adinda memegangi perutnya yang kelaparan, ia membaringkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar, ia memandangi jari-jari tangannya.

"Nak, kamu tidak apa-apa? Keluarlah, kamu belum makan apapun dari kemarin. Ayah khawatir."

"Aku tidak mau keluar." Sahut Adinda.

"Buka pintunya, Ayah bawa makanan untukmu,"

"Aku tidak lapar," tolaknya lagi

"Nak, Ayah khawatir. Kamu jangan begini."

"Aku baik-baik saja,"

"Huufttt yasudah, makanannya Ayah letakkan di depan kamarmu ya."

"..." Adinda tidak menjawab.

Kemudian suara itu tak terdengar lagi.

Adinda ada ide, ia berdiri di atas ranjang dan bersiap menjatuhkan dirinya ke lantai. Ia menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan mata lalu menjatuhkan dirinya.

'Brruk'

"Aaaww! Sakit..." rintihnya.

Adinda membuka matanya perlahan dan berharap ia kembali ke dunia asalnya. Lagi-lagi ia kecewa karena dirinya masih tetap di tempat asing ini.

Adinda kembali berdiri di ranjang lagi dan menjatuhkan dirinya lagi, sialnya jerawat di wajahnya sampai meletus.

"Huwaaaaaa sakit," Adinda mengipasi jerawatnya.

***

Adinda meregangkan ototnya dan bersiap menabrakkan dirinya ke tembok.

"Satu... Satu dua.. Ciaaat!" Adinda berlari agak kencang dan 'Brukkk!', ia menabrak tembok agak keras.

"Nak, kamu tidak apa-apa?" Terdengar suara laki-laki yang mengaku sebagai Ayah.

"Aku tidak ... apa-apa." Sahutnya sambil berdiri dan memegangi tubuhnya yang rasanya seperti mau rontok semua.

"Apa yang terjadi?"

"Udah sih mas! Jangan bikin ribut," terdengar pula suara orang perempuan dewasa.

"Apa maksudmu? Anak kita tidak keluar dari kamar dari kemarin,"

"Lebay itumah,"

Adinda terdiam, ia mengerti bahwa suara 2 orang di luar kamar tersebut merupakan kedua orang tua dari pemilik tubuh yang ia diami sekarang.

"Aku tidak apa-apa, kok." Ujar Adinda agar mereka tak lagi bertengkar.

Matanya membulat karena menyadari sesuatu. Adinda membuka lemari dan mencari sebuah buku diary, ia merasa sangat terkejut ketika berhasil menemukan yang ia cari.

"I-Ini... Milik Larina," ucapnya penuh rasa tidak percaya, ia langsung membuka dan ia semakin terkejut karena isinya benar-bener curhatan Larina.

☘NB : Adinda membeli buku novel yang berisikan kisah seorang gadis SMA kelas 2, ia bernama Larina yang menjadi korban bullying. Adinda yang merasa kasihan pada tokoh utama (Larina, 17 tahun), ingin sekali membantu membantu Larina namun ia sadar Larina hanyalah tokoh utama dari novel yang ia baca.

Oke lanjut, Adinda menutup mulut menggunakan tangannya, ia kemudian melihat pakaian sekolahnya.

"Pakaian Larina bagian kerah belakangnya ada tulisan B4B1," ucapnya sambil mengambil baju sekolah Larina.

Adinda merasa dunia sedang berhenti berputar, tangannya bergetar saat melihat tulisan B4B1 di kerah belakang baju sekolah milik Larina.

"Tidak, tidak mungkin!" Ia menjatuhkan baju sekolah Larina.

"Tidak, tidak! Hikksss. Bagaimana bisa ini terjadi? Bagaimana bisa?!"

Adinda langsung ingat ciri-ciri Larina lainnya, ia langsung bercermin lagi untuk melihat bekas luka di bagian pundaknya, ia langsung lemas ketika benar ada bekas luka gores persis milik Larina.

"Aku harus kembali ke duniaku!"

***

Adinda berputar-putar agar dirinya pusing dan berharap ia bisa kembali ke dunia asalnya, setelah 1 menit berputar ia merasa pusing dan pandangannya kabur.

"Semoga berhasil," ucap Adinda dalam hati dengan penuh harap.

Tubuhnya tergeletak di di lantai untuk beberapa saat, ia juga merasa mual. 5 menit berlalu, pusingnya sudah hilang. Ia membuka mata perlahan dan ia tetap berada di kamar yang tidak ia kenal.

"Aaaarrghhh!" Sambil mengacak-acak rambutnya.

"Apa yang harus ku lakukan coba, hah?!"

Ia melihat pantulan dirinya di cermin dengan kondisi sudah acak-acakan, ia beranjak ke ranjang dan merebahkan dirinya karena lelah.

"Apalagi yang bisa ku lakukan agar aku kembali ke duniaku, ini hanya mimpi kan?" Sambil menarik selimut.

Terpopuler

Comments

KAITO KID

KAITO KID

ya ampun gua ikutan ngakak ketika baca ini teks/Facepalm/

2024-10-28

0

ALONE ⭕

ALONE ⭕

mengapa aku baru ikut masuk ke dunia novelnya 😭😭😭😭😭 kemana. saja diriku 😭😭😭

2022-11-24

16

Kangen ♋

Kangen ♋

Adinda....apa yang terjadi??
kau bawa aku kedalam dunia fantasi

2022-11-05

16

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Adinda
2 Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3 Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4 Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5 BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6 Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7 Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8 Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9 Bab 9 : Larina Butuh Hp
10 Bab 10 : Service Hp
11 Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12 Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13 Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14 Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15 Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16 Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17 Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18 Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19 Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20 Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21 Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22 Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23 Bab 23 : Permintaan Larina
24 Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25 Bab 25 : UKS
26 Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27 Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28 Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29 BAB 29
30 Bab 30 : Pembagian Raport
31 Bab 31: Libur Sekolah
32 Bab 32 : Kelas Baru
33 Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34 Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35 Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36 Bab 36 : Kutukan??
37 Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38 Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39 Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40 Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41 Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42 Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43 Bab 43 : Gelang Berharga
44 Bab 44 : Kain Apa?
45 Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46 Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47 Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48 Bab 48 : Selamat Jalan
49 Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50 Bab 50 : Nonton di Bioskop
51 Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52 Bab 52 : Ayah Kemana?
53 Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54 Bab 54: Keluar Dari Rumah
55 Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56 Bab 56 : Sulap Ala Larina
57 Bab 57 : Pembuatan Proposal
58 Bab 58 : Dana Cair
59 Bab 59: Mau Bersepeda?
60 Bab 60
61 Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62 Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63 Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64 Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65 Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66 Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67 Bab 67 : Cemburu?
68 Bab 68 : Orang Misterius
69 Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70 Bab 70 : Makan Malam bersama
71 Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72 pengumuman
73 Eps 72. Tikus dan Semut
74 Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75 Eps 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77 : Kecut.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 : Adinda
2
Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3
Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4
Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5
BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6
Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7
Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8
Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9
Bab 9 : Larina Butuh Hp
10
Bab 10 : Service Hp
11
Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12
Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13
Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14
Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15
Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16
Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17
Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18
Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19
Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20
Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21
Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22
Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23
Bab 23 : Permintaan Larina
24
Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25
Bab 25 : UKS
26
Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27
Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28
Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29
BAB 29
30
Bab 30 : Pembagian Raport
31
Bab 31: Libur Sekolah
32
Bab 32 : Kelas Baru
33
Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34
Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35
Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36
Bab 36 : Kutukan??
37
Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38
Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39
Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40
Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41
Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42
Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43
Bab 43 : Gelang Berharga
44
Bab 44 : Kain Apa?
45
Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46
Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47
Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48
Bab 48 : Selamat Jalan
49
Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50
Bab 50 : Nonton di Bioskop
51
Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52
Bab 52 : Ayah Kemana?
53
Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54
Bab 54: Keluar Dari Rumah
55
Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56
Bab 56 : Sulap Ala Larina
57
Bab 57 : Pembuatan Proposal
58
Bab 58 : Dana Cair
59
Bab 59: Mau Bersepeda?
60
Bab 60
61
Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62
Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63
Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64
Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65
Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66
Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67
Bab 67 : Cemburu?
68
Bab 68 : Orang Misterius
69
Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70
Bab 70 : Makan Malam bersama
71
Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72
pengumuman
73
Eps 72. Tikus dan Semut
74
Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75
Eps 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77 : Kecut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!