Haizz, benci banget aku sama si patung menekin itu!
Jiang Cheng
Hah? Patung manekin? Maksudmu Lan Wangji?
WeiYing
siapa lagi?!
Wuxian duduk dengan kesal di samping Jiang Cheng yang terkejut dan segera memegangi gelas es tehnya agar tidak tumpah oleh gerakan kasar pemuda di sebelahnya.
Jiang Cheng
Ini semua kau yang memulainya hingga dia menargetkanmu.
WeiYing
Apa? Apa salahku?!
Wuxian mengangkat kedua tangannya, merasa keheranan.
Jiang Cheng
Kau mengatai pamannya sebagai tua bangka yang kolot dan tidak manusiawi, ingat?
Nie Huaisang
Juga mengatakan dia sok kecakepan di awal perkenalan.
Jiang Cheng
Jangan lupa rencana tentang menjebaknya.
WeiYing
Yakk! Kalian! benar-benar tidak setia kawan!
Wuxian menatap kesal pada Jiang Cheng dan Nie Huaisang yang saling melirik sembari menahan tawa.
JinLing
Paman!
Panggilan khas itu membuat tiga sahabat yang tengah menikmati makan siang di kantin menoleh bersamaan. Di sana, seorang pemuda yang dapat diperkirakan baru kelas lima sekolah dasar melambai dan berlari mendekat.
Jiang Cheng
JinLing! Sudah kukatakan jangan panggil aku paman jika di sekolah!
Jiang Cheng mendengkus pada bocah lelaki yang tersenyum dengan gestur meminta maaf.
WeiYing
Hei, bocah kaya, mau apa kau ke sini?
Wuxian melihat pada JinLing yang manyun dan beralih melihat Jiang Cheng.
JinLing
Paman, berikan aku uang.
WeiYing
Beban banget ya ni Bocah. Dateng-dateng minta duit.
JinLing
Itu karena aku lupa membawanya!
JinLing menatap kesal Wuxian yang tertawa di sana.
Jiang Cheng
Makanya, lain kali perhatikan isi tasmu!
JinLing
Baiklah, ngomelnya nanti saja, aku harus pergi mentraktir orang.
JinLing dengan tidak sabar mengambil uang di tangan Jiang Cheng lalu segera berbalik untuk pergi.
Malang, gerakannya yang terlalu cepat membuatnya tidak menyadari sosok yang tengah berjalan di belakangnya. Kejadiannya sangat cepat ketika JinLing dan semua yang ada di kantin terkejut mendengar teriakan itu.
WeiYing
Lan Wangji!
Jin Ling hanya bisa mematung, dia membuat nampan makanan pemuda di belakangnya terjatuh dan menimpa Wuxian yang membulatkan mata sempurna mendapati semua kuah sup dalam nampan itu mengguyur tubuh dan seragam sekolahnya.
Lan Wangji
.....
Lan Wangji melirik JinLing yang langsung ketakutan dan bersembunyi di belakang Jiang Cheng sembari berteriak.
JinLing
Maafkan aku! Aku tidak sengaja ....
Lan Wangji
Lihat? Ini bukan salahku.
WeiYing
Tapi tetap saja sup mu yang membuatku basah! Bertanggung jawablah!
Wuxian menatap Lan Wangji murka. Dia tahu, ini karena JinLing menabrak pemuda bermanik madu itu, tetapi kekesalannya pada pemuda pendiam ini membuat Wuxian lebih memilih menyalahkan Lan Wangji untuk segalanya.
Jiang Cheng
WeiYing sudahlah, Ini salah JinLing, ayo pergi dan aku akan pinjami kau bajuku.
WeiYing
Tidak!Aku mau si sok pintar ini yang bertanggung jawab!
Lan Wangji diam melihat semua siswa yang kini memperhatikannya. Untuknya yang tidak suka menjadi pusat perhatian, pemuda di depannya ini terlalu berisik!
Lan Wangji
Ayo ikut!
WeiYing
Mau apa?! Kau pasti akan membawaku pada Killer Qiren, agar kau bisa bebas dari ini dengan kuasa pamanmu, kan?!
Kesal, Lan Wangji kemudian meraih tangan dan menyeret pemuda Wei yang cerewet itu sembari berkata ....
Lan Wangji
Diam dan ikut, aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu.
Semua orang terdiam saat kedua pemuda itu kemudian menghilang dari pintu samping kantin, hening berlanjut sampai Huaisang bergumam dari balik kipas kertasnya.
Nie Huaisang
Bukankah menurutmu kalimat Lan Wangji tadi sedikit ....
Jiang Cheng
Ambigu?
tebak Jiang Cheng yang dianggukkan Huaisang dan JinLing yang masih bersembunyi di belakangnya.
Comments