Bertemu Kembali

Angin yang sejuk menerpa kulit wajah wanita dan pria yang sedang duduk di bawah pohon tidak jauh dari tempat parkiran kampus.

"Kita nggak sedekat itu pak Fiza yang terhormat!" tegas Laura hendak pergi

"Tapi saya menganggap kita berdua cukup dekat" ucap Fiza berhasil menghentikan langkah Laura.

"Apa? Dekat?!" Laura terkekeh, tanpa rasa takut membalas tatapan Fiza yang tampak tenang. "Pak Fiza, sudah cukup dramanya, saya permisi"

"Saya menyukaimu" namun kalimat itu tertelan begitu saja, keberanian Fiza langsung lenyap berganti rasa takut akan penolakan Laura. Sejak jadi dosen, Fiza telah menaruh hati pada Laura namun dia tersadar akan tugas yang diserahkan padanya. Tapi seiring berjalannya waktu perasaan itu kian membesar tanpa bisa di tahan.

"Apa saya bisa buat kamu jatuh cinta?" gumam Fiza memandang punggung Laura yang semakin menjauh. setelah itu, dia pun bangkit untuk melakukan tugasnya sebagai dosen.

****

Sekitar jam 12 siang, motor Laura sudah terparkir rapi. "Nak Laura udah pulang? Mila kemana?" seru buk Wati menghampiri, sambil membawa piring yang berisi bakwan hangat.

"Udah Buk, kan hari Jumat. kalo Mila tuh, di warung depan sama bang Febri" jawab Laura menunjuk ke arah pasangan yang sedang duduk mengobrol di warung.

"Oh iya, itu ada penghuni baru Buk?" sambung Laura menunjuk kearah kontrakan yang bersebelahan dengannya.

"Ho'oh...nggak berapa lama kalian berangkat kuliah, dia dateng sama temennya naik mobil sport. kayaknya sih anak orang kaya, cuma ya nggak tau kenapa bisa sewa di sini" Laura manggut-manggut mendengar perkataan buk Wati.

Sedangkan di dalam kontrakan tepat nya di kamar mandi, terdengar suara lenguhan panjang yang menggema bersama deru nafas yang tidak teratur keluar dari bibir Arvin.

"Ck... untuk sementara waktu ini, kita main solo dulu oke!" Ucap Arvin yang wajahnya sedikit merah. Hal yang sering di lakukan untuk menuntaskan keinginan bagian bawah tubuhnya.

Setelah ritual mandi selesai, Arvin pun berjalan keluar dari kamar mandi yang menurutnya sangat sempit hanya dengan berbalut handuk sebatas pinggang hingga paha.

"Kayak nggak asing, tapi siapa?" gumam Arvin saat mendengar suara yang agak familiar di telinganya. karena penasaran Arvin pun berjalan ke arah jendela untuk melihat, sambil memakai celana.

"Ck... pantesan pernah denger, ternyata Bu Wati" gumamnya terkekeh.

Arvin kemudian membuka ponsel untuk menelpon nomor Alden yang sejak kemarin tidak aktif. Arvin berdecak kesal, lantaran nomor Alden lagi-lagi tidak bisa di hubungi. padahal dirinya ingin meminta tolong untuk mengantar makanan.

Di kamar kost sebelah

"Aku juga kangen banget sama Mama" ucap Laura tersenyum ke arah wanita paruh baya di layar ponsel.

"Pokoknya besok kamu harus pulang, Mama nggak mau tau!" tegas sang Mama

"Iya Ma, habis kuliah aku pulang kok"

"Ya udah sana kamu makan, Mama matiin telpon nya—"

"Ehh tunggu dulu Ma, aku mau nanya sesuatu"

"Apa sayang?"

"Aku mau kerja paruh waktu, boleh kan?" tanya Laura menggigit bibir bawah, takut jika Mama nya menolak.

"Kalo nggak ganggu kuliah kamu, why not?" mata Laura berbinar terang mendapat jawaban positif dari orang tuanya.

"Aaahh Thanks Ma, aku berani jamin kalo kuliah ku nggak akan terganggu"

"Ya udah kalo gitu, Bye sayang"

Tut

Dengan perasaan yang gembira, Laura langsung meraih tas dan jaket denim yang tergantung di pintu kamar. dia akan menuju ke restoran di mana dirinya pernah melihat lowongan pekerjaan paruh waktu di sana. saat menutup pintu, Laura di kejutkan oleh orang yang kemarin membuat kepalanya terluka.

"Lo" pekik Laura dan Arvin bersamaan, mata mereka membulat sempurna menunjuk satu sama lain.

BRAK

"Ngapain Lo di sini?" Sentak Laura menggebrak pintu.

"Yang harusnya nanya itu gue, ngapain Lo di sini?" sentak Arvin tak mau kalah. penghuni lain yang mendengar suara keributan pun berhamburan keluar, untuk melihat apa yang terjadi.

"Ini tempat kost gue!"

"Ini juga kost gue"

"Lo pasti buntutin gue, iya kan?" tuduh Laura menunjuk Arvin.

"Nggak usah kepedean! lagian nggak selevel buntutin cewek modelan ikan kering kayak Lo! nggak ada body sama sekali, jauh dari kriteria gue!" Sarkas Arvin begitu menohok hati Laura, baru kali ini dia di bilang ikan kering tak berbody oleh seorang pria.

"Lo makin lama makin nyolot ya. Lo pikir badan Lo bagus? sixpack? punya body? noh badan Lo kayak kambing kurang gizi!" maki Laura semakin membesarkan matanya. Arvin yang tidak terima langsung membuka baju, menunjukkan perut sixpack ke hadapan Laura.

"Nih yang Lo bilang nggak sixpack!" ucap Arvin menepuk-nepuk roti sobek, sesekali memperlihatkan otot-otot tangannya. membuat beberapa wanita yang melihat menjerit karena kagum.

"Sekarang giliran Lo yang tunjukin ke gue. CK, tapi nggak usah lah, karena keliatan banget depan belakang tepos" cibir Arvin tertawa

"Brengsek!" teriak Laura meloncat, melewati pembatas beton.

"Arrghh" Arvin memekik kesakitan saat rambutnya di Jambak dengan sangat kuat oleh Laura. tidak tinggal diam, tangannya pun meraih rambut panjang Laura yang menjuntai.

"Aarrgghh, lepasin rambut gue si*al" teriak Laura kesakitan.

"Lepasin dulu rambut gue, baru gue lepas rambut Lo!" teriak Arvin semakin menarik rambut Laura hingga banyak yang rontok.

Cukup lama keduanya saling menjambak rambut, sesekali Laura melesatkan kuku-kuku nya ke tubuh polos Arvin. suara teriakan yang bersahutan, sontak membuat beberapa warga dan pemilik kost datang.

"Udah Ra cukup" seru Mila berniat menarik tangan Laura, namun tangannya malah jadi sasaran kuku tajam itu. akhirnya jambak-menjambak itu pun berhenti, berkat ultimatum dari ketua RT.

"Ogah" jawab mereka berdua serempak saat mendengar akan di nikahkan jika tidak berhenti.

"Kenapa kalian malah berantem begini sih? dan kamu, kenapa nggak pake baju, huh?" cecar buk Wati menatap keduanya bergantian.

"Dia yang mulai Buk" jawab Arvin meringis, merasakan perih akibat cakaran Laura. kini wajah yang belum sembuh dan tubuhnya yang putih sudah di penuhi banyak cakaran.

"Enak aja, Lo yang duluan body shaming ke gue" bentak Laura tidak terima.

"Emang kenyataan kan?" saut Arvin tersenyum sinis. tiba-tiba...

BUGH

Laura dan semua orang langsung terkejut ketika seseorang tiba-tiba datang memukul Arvin hingga tersungkur.

*

*

*

Bersambung....

Dukung karya aku dengan cara 👇

🌳 Like 👍

🌳 Komen Sebanyak-banyaknya 🥰

🌳 VOTE

🌳 Hadiah🙈

🌳 Rating ⭐⭐⭐⭐⭐

Terpopuler

Comments

🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𝐁𝐚𝐬𝐞

🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𝐁𝐚𝐬𝐞

oh ternyata pak dosen fiza ska sama laura

2022-10-08

1

HAPUS APK 🙏🙏

HAPUS APK 🙏🙏

oh ternyata pak fiza menyimpan rasa sama Laura ya

2022-10-08

2

𝑬𝒍𝒍𝒂

𝑬𝒍𝒍𝒂

kenapa malah bohong,, nanti nyesel loe pak

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!