Chaeril melirik tangan kecil yang menggenggam ujung bajunya.
Abelia De Noir
Maaf lagi
Chaeril Muchsin
Tidak apa-apa, Nona
Chaeril Muchsin
Apa Nona butuh sesuatu?
Abelia De Noir
Apa kamu ada waktu sebentar?
Abelia De Noir
Aku ingin belikan es lilin sebagai tanda maaf dan terima kasih
Chaeril Muchsin
Maaf?
Melihat interaksi keduanya membuat Willem penasaran.
Ia kemudian mendekat agar bisa lebih jelas melihat Chaeril.
Willem Dekker
Seorang Inlander?
Willem Dekker
Abel, kamu ada urusan apa dengannya?
Abelia De Noir
Oh begini, tadi aku tidak sengaja menabrak dia
Abelia De Noir
Sebagai permintaan maaf, aku ajak dia makan es lilin bersama
Willem Dekker
Apa?
Willem Dekker
Kamu mau ajak orang rendahan ini makan dengan kita?
Willem Dekker
Membeli makanan yang dijual Inlander saja aku tidak mau kalau bukan karena kamu yang paksa
Willem Dekker
Tapi sekarang, makan dengan Inlander?
Willem Dekker
Kamu ini kenapa, Abelia?
Abelia memasang wajah datar pada Willem.
Abelia De Noir
Will, omonganmu tidak sopan
Abelia De Noir
Mereka juga masyarakat
Abelia De Noir
Kalau tidak mau menemaniku, yasudah
Abelia De Noir
Aku bisa beli sendiri
Abelia membuang muka kemudian berjalan menuju penjual es lilin.
Tak lupa ia menarik Chaeril bersamanya.
Chaeril Muchsin
Eh?
Abelia De Noir
Aku akan belikan satu untuk kamu dan tidak boleh ditolak
Padahal Chaeril baru saja akan menolak, tapi akhirnya ia pasrah saja ditarik-tarik. Melawan seorang Nona Belanda bisa menciptakan perkara besar baginya.
Di sisi lain ada Willem yang terlihat tak senang.
Willem Dekker
Abelia, bukan begitu maksudku
Willem Dekker
Tunggu!
Pada akhirnya pemuda itu juga ikut pasrah menuruti keinginan Abelia.
Ketiganya duduk di bangku tepi jalan sembari menikmati es lilin masing-masing.
Sejujurnya Chaeril merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Berada di antara orang-orang Belanda membuat jantungnya berpacu dua kali lebih cepat.
Di dalam hati ia terus berdoa agar segera terbebas dari situasi itu.
Abelia De Noir
Ngomong-ngomong...
Chaeril Muchsin
Saya bersalah, Nona
Abelia memiringkan kepala menatap Chaeril yang tiba-tiba berlutut di hadapannya.
Hal yang sama dilakukan oleh Willem.
Willem Dekker
Dia kenapa?
Abelia bergidik pelan.
Abelia De Noir
Bangunlah
Abelia De Noir
Aku tidak akan melakukan apa-apa
Chaeril perlahan bangkit, namun enggan duduk kembali di bangku itu.
Abelia De Noir
Tidak perlu takut begitu
Abelia De Noir
Aku hanya ingin menanyakan namamu
Chaeril Muchsin
Nama saya Chaeril, Nona
Abelia De Noir
Chaeril, kedengarannya bagus
Abelia De Noir
Aku Abelia De Noir
Abelia De Noir
Senang berkenalan dengan kamu
Chaeril mengangguk seraya tersenyum kikuk.
Abelia De Noir
Will, ayo perkenalkan dirimu juga
Willem Dekker
Untuk apa?
Abelia De Noir
Perkenalkan saja
Abelia De Noir
Dia orang yang menolongku loh
Willem berdecak pelan.
Ia menatap Chaeril dengan sorot mata yang tajam.
Willem Dekker
Willem Dekker
Chaeril Muchsin
Saya Chaeril, Tuan
Willem Dekker
Aku tahu
Chaeril Muchsin
Baik
Abelia tersenyum kecil melihatnya.
Abelia De Noir
Sepertinya sudah semakin malam
Willem Dekker
Kalau begitu ayo kita pulang
Abelia De Noir
Iya
Abelia De Noir
Kami pergi dulu, Chaeril
Abelia menggandeng lengan Willem kemudian berjalan pergi seraya melambai pada Chaeril.
Chaeril membalasnya dengan lambaian pelan.
Setelah keduanya hilang dari pandangan, kaki Chaeril lemas seketika.
Pemuda itu mendudukkan diri di atas bangku sembari berusaha menetralkan detak jantungnya.
Comments
アチ
Semangat ya thor~
Bagus banget ini
2022-07-23
1