SdS 5 dia akan kembali

Kaca pembatas itu tertutup oleh embun menandakan jika seseorang di dalam tengah mandi air hangat.

Suara desa_h terdengar dari dalam kamar mandi beserta suara tetes air dari shower.

Diana (tetangga)

Agh! ah! oh... good, this... so good....

Dengan sebagian tubuhnya menempel pada kaca pembatas, Diana begitu menikmati saat Rayhan menyetu_buhinya di belakang.

Reyhan

Agh.. ah... apa aku sudah mengatakan jika bok_ongmu begitu se_xy?.

Diana (tetangga)

Ye.. yeah.. akh! kau mengatakannya setelah kli_maks kedua.

Dibelakang Diana, Rayhan mencengkram pinggang wanita itu sambil terus menggerakkan pinggulnya.

Reyhan

Sial aku tidak akan bisa bertahan dengan pemandangan ini, aku ke... luaaar.

Diana (tetangga)

Ah.. ahhh.. aku pun sama....

Daerah kewan_itaan Diana begitu merah setelah hampir setengah jam terus digempur oleh keperkasaan Rayhan.

Reyhan

Guhhmmm! # menghentakkan pinggul, menanam miliknya begitu dalam.

Diana (tetangga)

Hiyaaah! # merasakan rahimnya kembali terisi penuh.

Rayhan begitu menikmati saat mengeluarkan semua miliknya didalam, Diana yang juga merasa pun membiarkan pemuda itu membuahi dirinya.

Diana (tetangga)

Oh Fak, yang tadi benar-benar luar biasa. # menatap Rayhan di belakangnya.

Reyhan

Gluk! # menelan ludah

Rayhan terpana saat melihat wajah Diana yang dipenuhi keputusan.

perlahan pemuda itu menarik miliknya yang sudah tenang.

Cairan kental langsung mengalir keluar setelah batang itu ditarik.

Reyhan

......

Untuk sesaat Rayhan hanya menatap keindahan di depan matanya.

Diana yang sadar jika Rayhan tengah menata dirinya dengan penuh kekaguman pun membuatnya merasa senang.

Diana (tetangga)

Bagaimana menurutmu?. # membuka lebar kewani_taannya dengan dua jari

Reyhan

Magnum opus, bisakah aku mengabadikannya?.

Diana (tetangga)

Hem... kau ingin mengambil gambar?.

Reyhan

Ya, aku berjanji itu hanya untuk diri sendiri, tidak akan aku memperlihatkannya pada siapapun.

Diana (tetangga)

Baiklah jika kau berkata seperti itu.

Reyhan

Heh, kau percaya begitu saja?. apa kau tidak khawatir jika aku menggunakannya sebagai alat pemerasan.

Diana (tetangga)

Hahaha... tentu aku percaya sepenuhnya padamu.

Diana (tetangga)

Lagipula kau tidak harus memeras ku jika menginginkan sesuatu dariku.

Reyhan

Uh....

melihat Diana yang seolah tidak keberatan jika tubuhnya Rayhan gunakan kapanpun, membuat pemuda itu kembali erak_si.

Diana (tetangga)

Oh wow... itu masih belum puas ternyata. # meremas kejantanan Rayhan.

Diana (tetangga)

Entah hanya perasaanku saja atau memang sosis ini tumbuh semakin besar setiap kali aku melihatnya.

Reyhan

Hahaha, itu semua karena godaan dari tubuhmu. # memeluk Diana.

Rayhan menyudutkan Diana di kaca pembatas, dengan posisi berdiri pemuda itu mengangkat salah satu kaki Diana lalu bersiap untuk memberikan serangan.

Diana (tetangga)

# merasakan milik Rayhan memasuki dirinya. Shhh! ummm! # mata terpejam merasakan kenikmatan

Diana (tetangga)

Agh! sudah aku duga, benda itu lebih besar dari sebelumnya.

Reyhan

Aku pun merasakan milikmu meremas begitu erat.

keduanya pun menghabiskan lima belas menit lagi di dalam kamar mandi.

Selama itu Rayhan terus merekam pertempuran mereka.

Kemudian setelah pertempuran yang begitu intens.

Diana (tetangga)

UF... kaki terasa lemas.

Reyhan

Kau tidak apa?.

Diana (tetangga)

Yah, aku baik-baik saja.

Selesai mandi bersama, Rayhan dan Diana segera mengeringkan diri.

Karena baju Diana basah sebelumnya, Rayhan pun mengambil beberapa baju peninggalan ibunya untuk dipinjamkan.

Diana ingin mengatakan sesuatu sebelum meninggalkan rumah Rayhan.

Diana (tetangga)

Sudah sangat lama aku tidak merasakan sesuatu seperti itu. bahkan mungkin tidak pernah sama sekali.

Reyhan

Jika bibi menginginkannya lain waktu, pintu rumah ini selalu terbuka untuk mu.

Diana (tetangga)

Hahaha... kau berharap istri tetanggamu bertamu ke rumahmu untuk meminta dipuasksn?. # senyum jahat

Reyhan

.....

Diana (tetangga)

itu sangat buruk, tapi siapa yang peduli. # mencium pipi Rayhan

Reyhan

#diam mematung.

Setelah itu Diana pun pamit untuk pulang.

Bersambung