Seorang yang membuatnya tak asing, sebuah senyuman kini terukir di sudut bibir Ardian, senyuman yang jarang diperlihatkan pada orang lain selain seseorang yang sedang ditatapnya sekarang.
DANIA IVALYA, gadis yang tidak tau siapa orang tuanya, dibesarkan disebuah panti asuhan dan hidup mandiri mengandalkan dirinya. Sesosok wanita tangguh yang membuat Ardian jatuh hati kepadanya.
Memiliki paras yang cantik, kulit putih bersih, hidung yang mancung bibir mungil, tubuh ideal, bulu mata lentik serta senyum manis terukir diwajahnya. Sekarang gadis itu sedang berusia 19 tahun.
Dapat berkuliah dengan usahanya sendiri bekerja sambilan disebuah restoran cukup terkenal di kotanya dengan keadaannya Dania tidak pernah mengeluh.
Cinta pertama Dania yang berawal dari benci jadi cinta seperti yang ada di dalam novel dimna kisah mereka berawal dari pertemuan menyebalkan saat Dania yang masih SMP bertemu Ardian yang sedang memberikan bantuan. Dimana Dania tidak sengaja menabrak tubuh Ardian saat berlari karena terlambar
Ardian kini berjalan menghampiri Dania.
"Kau datang Dania, kenapa tidak memberi tahuku? agar aku menjemputmu" Ujar Ardian sambil memeluk tubuh langsing milik Dania dan menempelkan dagunya di bahunya, mencium aroma yang ada ditubuh kekasihnya itu sudah menjadi candu baginya.
Dania membalikan tubuhnya menatap Ardian dengan tatapan lembut.
"Ada yang berkata padaku, jika bulu mata jatuh ada yang merindukanmu, dan tadi aku melihat bulu mata ku jatuh kemungkinan besar ada seseorang yang kini tengah merindukanku" Ujar Dania memberikan senyum manis.
Menatap Dania saja membuat Ardian merasa seperti beban dipundak menghilang apalagi sebuah senyuman manis milik kekasihnya ini.
"kenapa kau percaya hal seperti itu" Tanya Ardian memeluk pinggang kekasihnya.
"Entahlah, apakah kau merindukan ku Ardian?" Tanya Dania memegang pipi milik Ardian.
"Bodoh, jika memang begitu maka bulu mata mu akan habis" ujar Ardian.
"Hah mengapa begitu?" Tanya Dania dengan ekspresi polos membuat Ardian gemas melihatnya.
"Karena aku merindukanmu setiap waktu" Ujar Ardian berbisik dikuping Dania membuat wajahnya kini memerah.
"Wajahmu memerah Dania, apa kau sakit? Owh aku tau ini, apakah kekasihku sedang malu?" ujar Ardian mendekatkan wajahnya kepada Dania.
"Kau mangkin jago saja menggombalnya" ujar Dania mengerucut kan bibirnya, tapi pipinya masih memerah.
Ardian hanya tersenyum menatap kekasihnya yang manis ini.
"Kau sedang memasak?" Tanya Ardian.
"Iya, apa yang ingin kau makan tuan muda?" Tanya Dania menggoda Ardian.
"Hahaha sayang, kenapa memanggilku begitu?" Ujar Ardian tertawa sambil mengesampingkan rambut Dania ke kupingnya.
"Kau memanggil sayang, menggoda ku lagi"
Ujar Dania yang saat ini memalingkan wajahnya karna malu.
Sangat manis melihat wajah Dania yang sedang malu saat ini.
"kenapa hmm? Bukannya kau kekasihku?"
"iya, jadi apa yang ingin kau makan tuan muda Ardian?" Tanya Dania kembali dengan wajah malu-malunya.
"apa pun yang kau masak, pasti aku suka" Ucap Ardian tersenyum lembut.
"kalau begitu pergilah mandi, kau pasti lelah dan belum mandi" Ujar Dania tersenyum.
Ardian menghirup wangi Dania dan pergi untuk mandi menyegarkan tubuhnya.
Dania kembali berkutik didapur memotong sayuran serta memasak daging. Dania memang sering berada di rumah Ardian, seluruh pembantu pun sudah paham betul bahwa Dania sering memasak. Hanya Dania lah wanita yang sering dibawa kedalam rumah mewah milik Ardian, dan menjadi kesayangan dihati tuan muda Ardian.
Wangi dari masakan Dania sangat harum membuat siapa saja yang menciumnya akan merasa lapar, sama hal nya dengan Ardian yang saat ini berjalan cepat menuruni tangga padahal handuk masih tergantung dilehernya, untuk melihat apakah Dania sudah selesai memasaknya.
"Wanginya harum" gumam Ardian.
"kau sudah selesai Ardian, ayo makan kamu pasti lapar" Ujar Dania sambil membawa makanan kemeja makan satu persatu, dibantu pembantu.
"Wanginya sangat harum tercium sampai lantai atas"
Dania tersenyum mendengar pujian dari Ardian. Ardian yang memang sudah lapar langsung memakan makanan itu dengan lahap, Ardian jarang makan dengan lahap ketika pembantunya membuatkan makanan dia tidak pernah memakan banyak namun berbeda dengan buatan Dania, Ardian langsung memakannya dengan lahap bukan karna Dania kekasihnya, tetapi masakan yang dimasak oleh Dania memang sesuai dengan seleranya.
Saat Ardian sedang makan, sendok berada didekat mulutnya, dia melihat bahwa Dania sedang menyuapinya sambil tersenyum dan langsung dimakan oleh Ardian.
"masakan ini mangkin terasa enak saat kau menyuapiku Dania" ujar Ardian menatap Dania.
"Dasar, apa ada hubungannya" Ujar Dania tersenyum.
"mungkin tanganmu mengandung sihir"
"Dasar kau ini" Ucap Dania berjalan menghampiri Ardian mengambil handuk yang ada di leher Ardian mengusap kepalanya, Ardian yang diperlakukan seperti itu merasa sangat nyaman.
"Keringkan dulu rambutmu, aku takut kau masuk angin Ardian" Ujar Dania dengan lembut mengusap rambut kekasihnya dengan perlahan.
"Maafkan aku, tapi harum masakan mu sangat enak Dania, aku tidak tahan jika tidak cepat-cepat mencobanya" Ujar Ardian
"tapi keringkan lah dulu Ardian, bagaimana jika kau sakit?" Ujar Dania masih mengusap rambut Ardian.
Makan malam selesai, Ardian dan Dania menuju ruang nonton tv menonton film romantis. Disana Dania menyandarkan kepalanya di bahu bidang milik Ardian dan Ardian terus tersenyum menanggapi itu.
"ahhh sudah lewat, aku harus kembali ke apartemen ku Ardian" Ujar Dania sambil melihat jam yang melingkar ditangannya.
"menginap lah disini" ujar Ardian mengirup bau harum dari bahu Dania.
"Adian besok aku kelas pagi dan harus bekerja" Ujar Dania tersenyum melihat tingkah manja Ardian.
"Tidak usah bekerja besok aku akan mengantarmu" paksa Ardian.
"Permintaanmu terpaksa ku tolak Ardian" Ujar Dania berdiri bersiap-siap.
"Kenapa aku kaya, kenapa kau harus bekerja Dania aku bahkan bisa langsung membeli restoran tempat kau bekerja" Ujar Ardian menahan tangan Dania.
Dania tersenyum menatap Ardian saat ini.
"itu kan hartamu Ardian" ucap Dania.
"lalu kenapa Dania, hartaku juga hartamu" Ujar Ardian menatap mata Dania.
"aku tetap ke apartment hari ini Ardian" Ujar Dania mutlak.
Ardian ingat betul bahwa kekasihnya ini sungguh keras kepala dengan apa yang diinginkannya tidak bisa diganggu gugat.
"Baiklah ayo aku antar" ujar Ardian berdiri mengambil kunci mobil miliknya.
"Ardian bukannya kau lelah?" Ujar Dania.
"Tidak ada kata lelah untuk mu Dania" Ucap Ardian tersenyum lembut menatap Dania membuat wajah Dania kini memerah dan terharu mendengarnya.
Ardian pergi mengantar Dania ke apartemen nya, dia ingat betul bagaimana dirinya harus mengeluarkan banyak tenaga untuk memaksa Dania agar mau menerima hadiah apartemen ini, tapi Dania masih berusaha menolak. Dania memang terlihat lemah lembut dan penuh perhatian namun sisi sebaliknya Dania adalah wanita yang mandiri, keras kepala, juga tangguh.
Kini Ardian sedang melihat kearah Dania yang sedang melihat kearah jalanan yang begitu ramai dan indah, pipi chuby dan rambut panjang yang tergerai nya terlihat sangat cantik.
Tak lama mereka tiba di apartemen milik Dania sebelum Dania turun Ardian menggenggam tangan kekasihnya.
"Ada apa Ardian?" Tanya Dania yang ingin membuka pintu mobil namun tidak jadi karna Ardian menahan tangannya.
"Besok aku akan mengantarmu ke kampus" Ujar Ardian.
"Tapi Ardian bukannya kau sibuk" Ujar Dania yang mengerti bahwa kekasihnya ini sangat sibuk.
"tidak ada tapi, besok aku akan mengantarmu ke kampus" Ujar Ardian mutlak yang tidak bisa ditolak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments