“Astaghfirullah, Dewi! Kau sungguh lupa dosa! Tuhan akan marah dengan perbuatan mu ini.” ucap Yuri dengan perasaan sedih, meski ia telah sering mendapat penghinaan dari anak sambungnya, namun hatinya tetap sakit, tiap kali Dewi berkata mandul padanya.
“Jangan bawa-bawa nama Tuhan! Karena Tuhan tak mengurusi masalah kecil seperti ini, dan... pulang! Jangan campuri apa yang bukan kewajiban mu! Aku, bukan anak mu, jadi tak perlu repot menasehati ku!” Dewi yang tak sabaran mendorong tubuh ibu sambungnya untuk keluar dari suami kakaknya.
“Innalillahi wa inna Ilahi ro'jiun, Dewi istighfar, ibu tak pernah mengajari mu hal seperti itu, bertaubatlah nak, kasihani kakak dan kedua keponakan mu, mereka butuh Asir untuk bertahan hidup.” meski tak pernah di hargai, Yuri tak pernah jera memberi nasehat pada putri sambungnya.
“Bacot banget kau!”
Bruk! Asir mendorong ibu mertuanya hingga terjatuh ke lantai.
“Pergilah orang tua!” pekik Asir.
Netra Yuri membulat sempurna, saat menantu yang begitu baik selama ini berbuat kasar padanya.
“Aku muak tiap kali melihat mu memarahi Dewi, kau juga selalu menyuruhnya menikah di hadapan ku, bu! Aku tak sekali pun menganggap mu mertua ku, aku baik pada mu, dan bertahan dengan Fi hanya karena ayah ku!” pengakuan Asir membuat Yuri menyesal karena telah memberi restu putrinya Fi menikah dengan Asir.
“Baiklah, jangan menyesal nak, semua akan ada masanya.” Yuri pun bangkit dari lantai.
Dewi yang geram akan ibu sambungnya memberi satu tendangan di bokong wanita tua itu.
Buk!
“Astaghfirullah!” tubuh rentan Yuri tersungkur ke tanah.
Dengan menahan tangis, ia bangkit dan meninggalkan dua pasangan itu.
“Hahaha... aku puas banget mas, sudah lama ingin ku hajar wanita tua itu!” dendam Dewi tak pernah surut pada Yuri sedari ia kecil. Sebab di matanya, Yuri tak pantas mengantikan ibunya yang telah tiada.
“Kau benar, aku juga kesal padanya, karena dulu perempuan itu sempat menentang hubungan ku dengan kakak mu. Tapi kini ku menyesal.” ucap Asir.
“Kenapa mas?” tanya Dewi penasaran.
“Harusnya saat itu, ku putuskan rencana pernikahan ku dengan kakak mu, tapi sayang itu hanya sebuah penyesalan tak berarti,” terang Asir.
“Lupakan dia dan anak-anak mu mas, tak ada yang bisa membuat mu bahagia, selain aku.” Dewi yang manja memeluk tubuh iparnya.
“Kau betul, untuk itu, angkat rahim mu, karena aku tak ingin ada anak yang mengganggu Kebagiaan kita.” Asir yang tak ingin tubuh Dewi rusak karena mengandung mengantisipasi sejak dini.
”Tentu mas, aku juga sependapat dengan mu,” Dewi membekap mulut keji iparnya dengan bibirnya.
Enak saja kau memerintah ku, kau pikir aku akan melakukannya? Jangan harap, tunggu saja, setelah aku menguasai harta mu, ku tendang kau dari kehidupan ku! Wanita mana yang suka pada lelaki biadab seperti mu? Orang gila juga tahu, mana berlian, mana kotoran! batin Dewi.
Demi harta, Dewi rela hidup bersampingan dengan orang yang tak ia cinta.
Ia yang selalu di selimuti dengan kemiskinan, berencana merubah takdir hidupnya melalui sang abang ipar yang gila surga dunia.
_______________________________________
Pukul 23:00, Fi yang telah siuman terbangun dari tidurnya.
Matanya yang masih bengkak menyulitkannya untuk melihat ke sekitarnya.
Sepi, batinnya.
Tak ada yang menemaninya dalam ruangan yang bau obat-obatan itu.
Tes!
Air mata kesedihan kembali membasahi pipinya yang juga bengkak dan membiru.
“Aku tak menyangka kau akan mengkhianati ku mas, pada hal dulu, kau yang memaksa ku untuk menikah dengan mu, hiks...” Fi yang malang menangis sesungukan kala mengingat nasibnya yang malang.
Flash Back!
12 Juli tahun 2017, Fi yang berusia 20 tahun menjalin kasih dengan Asir yang berusia 25 tahun.
Saat itu Fi masih duduk di bangku kuliah semester 4, sedang Asir telah bekerja di perusahaan ayahnya, yang bergerak di bidang peralatan rumah tangga.
Wajah cantik Fi yang begitu menawan di banding dengan gadis-gadis yang ada di kampusnya, membuat Asir mantap untuk mempersunting kekasih yang begitu ia cintai.
Siang itu, di bawah pohon rindang yang ada di taman kampus, Asir datang untuk menjemput kekasihya pulang, saat itu ia pun mengambil kesempatan untuk mengutarakan niat baiknya.
“Fi sayang.” ucapnya lembut.
“Ya mas Asir? Ada apa?” sahut Fi Saeadat si gadis cantik visual kampus.
“Aku tak tahu apa ini terlalu cepat bagi mu, tapi ayah ku, meminta ku untuk segera menikah.”
“Menikah?” Fi menatap lekat wajah tampan kekasihnya.
“Ya, ayah menyuruh ku untuk mencari istri, kalau tidak, dia yang akan mencarikan untuk ku, kau tahukan, aku anak tunggal, ayah ingin aku segera memberinya cucu, sebab rumah terasa sepi, karena hanya ada aku dan kedua orang tua ku, jadi... ayah ingin menambah anggota lebih banyak.” Asir menggenggam tangan Fi, berharap gadis cantik itu tak menolaknya.
“Tapi... aku masih kuliah mas.” Fi ragu untuk menerima lamaran kekasihnya atau tidak.
“Ayolah sayang, masalah kuliah tak usah kau pusingkan, kau tetap lanjut meski sudah menikah, aku akan membiayai mu hingga wisuda, kau juga tak perlu repot mencari kerja, karena setelah kau jadi istri ku, apa yang menjadi milik ku, adalah milik mu juga,” Asir membujuk Fi agar mau menikah dengannya
“Bukan hanya itu mas, tapi... aku tak sepadan untuk mu, kau anak orang kaya, sedangkan aku hanya anak seorang pekerja serabutan, aku juga yatim piatu, hanya adik dan ibu sambung yang ku punya, keluarga mu pasti tak menyukai ku, kau pun pasti begitu, kau belum lihat rumah ku saja mas, ku yakin, hati mu mubah saat tahu bagaimana kondisi keluarga ku, jadi ku mohon, carilah wanita lain, yang setara dengan mu.” Fi anak yatim piatu yang berasal dari kalangan ekonomi tengkurap tak berani jika bersanding dengan sang kekasih yang memiliki segalanya.
“Ya Allah Fi, aku tak pernah melihat mu dari sisi harta, yang ku cinta itu adalah kau! Kau hanya perlu mengabdikan hidup mu pada ku, itu saja sudah cukup bagi ku.” Asir terus membujuk sang kekasih agar mau menikah dengannya.
“Maaf mas, aku tak bisa memutuskannya sekarang, karena aku perlu berunding dengan ibu ku.” meski Yuri hanya ibu sambungnya, namun Fi telah menganggapnya seperti ibu kandung dan sangat menghormatinya.
“Baiklah, kabari aku, apapun keputusan dari tante,” ucap Asir.
“Tentu mas.” Fi tersenyum pada sang pujaan hati yang sebentar lagi akan jadi suaminya, bila sang ibu mengizinkan.
“Ayo, ku antar ke kosan mu.”
Karena jarak tempuh yang jauh dari rumahnya, Fi pun memilih kos tak jauh dari kampusnya yang hanya berjarak 5 menit bila di tempuh dengan berjalan kaki.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
ani nurhaeni
next
2022-11-16
0
Soraya Yaya
kayanya g mungkin ada manusia yg kejam ky gt...sadis bngt
2022-10-31
2
Hum@yRa Nasution
ya ampun...
2022-07-22
1