Wang Tian Dan Sekretaris Modern
Terlambat
Zahran
Sekali lagi saya lihat kamu terlambat, lebih baik kamu resign!
Hai...
Namaku Meiran, seorang pegawai baru disalah satu perusahaan jasa yang ada di kota Mixan.
Kota kedua yang aku datangi sekaligus kota industri setelah kota Wusha.
Zahran
Mengapa kamu hanya diam?
Akira
Maaf pak. Saya tidak akan terlambat lagi...
Aku melihat seorang pria tinggi berjas putih itu sedang memarahi seseorang dari kejauhan. Tak hanya itu, ia bahkan terlihat tidak menyukai pegawai itu.
Meiran
Eh... Bukankah itu Miya?
Meiran
( Menghampiri Miya)
Kamu kenapa?
Ada masalah apa sih?
Kok dia marah banget ke lu...
Miya Arsena
Aku telah membuat kesalahan. Aku terlambat mengumpulkan laporan pembelian barang.
Meiran
Tapi, harusnya dia tidak begitu..
Miya Arsena
Tidak. Aku yang salah. Sudahlah masalah ini sebaiknya dilupakan saja.
Cie... Selamat ya kamu diterima sebagai bendahara..
Miya Arsena
Mei, sorry banget. Aku harus kelantai dua belas aku masih mengantar dokumen dari atasan.
Aku melihat Miya berjalan dan meninggalkanku di balkon. Dia adalah sosok yang santun dan pendiam. Tapi, dia sangat cerdas dalam akuntansi. Yah... Aku tahu itu. Saat di SMA Miya sering menjuarai olimpiade Ekonomi tingkat nasional.
Aku berjalan menuju ruangan A1 tempat dimana aku bekerja. Dan tanpa kusadari, ternyata pria itu bersebelahan dengan ruangan ku. Yah... Ini adalah kesempatan bagus untuk memberinya pelajaran agar tidak sembarangan memarahi orang.
Meiran
Kamu kesini...
(Menunjuk Zahran dengan nada tinggi)
Zahran hanya melihat sekilas dan menghiraukannya. Merasa dicuekin, Meiran pun masuk ke ruangan Zahran.
Ya. Hanya dibatasi kaca besar tentu Meiran tahu pria yang ada disebelahnya.
Zahran
Siapa yang menyuruh kamu masuk?
(Menatap tajam ke arah Meiran)
Meiran
Gak ada.
Jawab Meiran dengan singkat.
Zahran
Silahkan keluar dari ruangan saya.
Meiran
Huh, tidak semudah itu.
Zahran berhenti mengetik. Ia lalu menanyakan tujuan Meiran dan menyuruhnya keluar dari ruangan.
Zahran
Aku sedang sibuk. Jika tidak ada keperluan mohon anda keluar.
Meiran
Sombong sekali kamu. Seenaknya memarahi anak orang, memangnya kamu itu siapa?
Zahran
Saya hanya menegur bawahan jika tidak bekerja dengan baik. Dan untuk masalah karakter, apakah kamu mengenal saya?
Zahran menyeret Meiran keluar dan mengunci ruangannya dengan sebuah tombol otomatis.
Meiran masuk ke ruangannya. Sambil menyusun berkas ia melirik pria yang membuatnya kesal.
Meiran
Sekali lagi, aku ketemu dengannya. Habis dia ku tonjok.
Comments