Ini adalah kesempatan terakhir buatku. Aku harus menghubunginya! Ya, harus!
Tut... Tut... Tut...
Davin
Kenapa tidak diangkat? Apakah benar apa isi pesan itu?
Davin tidak menyerah. Dia kembali menghubungi nomor tersebut sekali lagi.
Tut... Tut... Tut...
Davin
Kamu dimana????
Davin menghela napas kasar karena sedari tadi teleponnya tidak juga diangkat.
Davin
Baiklah, aku akan mengirimi dia chat saja. Kalau memang kamu lebih mementingkan teman-teman mu itu daripada aku. Aku benar-benar kecewa padamu!
Davin
Temui aku sekarang di bandara. Aku menunggumu. Tolong, jangan kecewakan aku.
Sebuah pesanpun terkirim dan Davin berharap pesan itu segera dibaca oleh orang tersebut. Dia memejamkan kedua matanya sambil berdoa. Bahwa apa yang dia liat barusan hanyalah sebuah kesalahpahaman semata.
Stella
Davin!
Davin
Stella?? Kamu?
Stella
Ya, aku juga akan berangkat ke negara I
Davin
Apa? Bagaimana bisa...
Stella
Kenapa? Bukankah kamu juga akan berangkat ke negara I? Berarti nanti aku nggak akan kesepian di sana. Ada kamu yang akan menemani ku.
Davin
Tapi ? Bukankah kamu memilih kuliah di sini?
Stella
Tidak, aku berubah pikiran.
Stella tersenyum smirk melihat keterkejutan Davin.
Stella
Ini hanya awal, Dav. Aku yakin nantinya aku bisa meluluhkan hatimu. Bukankah kebersamaan bisa menimbulkan benih-benih perasaan.
Comments
𝓢𝓐𝓓🌷® Hiatus ☠ᵏᵋᶜᶟ
merambah ke chat story'
2022-06-20
2
Langit Biru
hadir
2022-05-23
3
La Zahra
hari kak ☺️
2022-05-22
2