Sunshine Becomes You
MSA 1
Di sebuah Bandara Internasional
Davin
Ini adalah kesempatan terakhir buatku. Aku harus menghubunginya! Ya, harus!
Davin
Kenapa tidak diangkat? Apakah benar apa isi pesan itu?
Davin tidak menyerah. Dia kembali menghubungi nomor tersebut sekali lagi.
Davin menghela napas kasar karena sedari tadi teleponnya tidak juga diangkat.
Davin
Baiklah, aku akan mengirimi dia chat saja. Kalau memang kamu lebih mementingkan teman-teman mu itu daripada aku. Aku benar-benar kecewa padamu!
Davin
Temui aku sekarang di bandara. Aku menunggumu. Tolong, jangan kecewakan aku.
Sebuah pesanpun terkirim dan Davin berharap pesan itu segera dibaca oleh orang tersebut. Dia memejamkan kedua matanya sambil berdoa. Bahwa apa yang dia liat barusan hanyalah sebuah kesalahpahaman semata.
Stella
Ya, aku juga akan berangkat ke negara I
Davin
Apa? Bagaimana bisa...
Stella
Kenapa? Bukankah kamu juga akan berangkat ke negara I? Berarti nanti aku nggak akan kesepian di sana. Ada kamu yang akan menemani ku.
Davin
Tapi ? Bukankah kamu memilih kuliah di sini?
Stella
Tidak, aku berubah pikiran.
Stella tersenyum smirk melihat keterkejutan Davin.
Stella
Ini hanya awal, Dav. Aku yakin nantinya aku bisa meluluhkan hatimu. Bukankah kebersamaan bisa menimbulkan benih-benih perasaan.
MSA 2
Sementara itu di sebuah acara pesta
Vania
Astaga ? Dimana aku menyimpan ponselku? apakah ketinggalan di mobil? atau mungkin terjatuh?
Desi
Kenapa? kok kamu kelihatan bingung? ada masalah?
Vania
Handphone ku nggak ada, Des!
Desi
Lah? Kok bisa? kamu lupa nggak bawa kali?
Vania
Mana ada, Des. Jelas-jelas aku taruh dalam tas kok!
Desi
Udah kamu cari dengan teliti? Kali aja nyempil?
Vania
Ya elah, Des. Kamu pikir apaan pake bisa nyempil segala.
Desi
Hehehehe, ayo aku bantu cariin.
Ketika kedua gadis itu tampak sibuk mencari benda tersebut. Dari kejauhan tampak seseorang yang sedang memperhatikan keduanya.
Bella
Sepertinya mereka mencari ini,hemm...
Gadis itu menatap layar ponsel yang kini ada di genggamannya. Lalu segera menghubungi seseorang.
Bella
Dia sedang mencarinya? Dia pasti akan curiga nanti.
Bella
Baiklah, kalau begitu.
Bella menutup sambungan teleponnya dan berjalan mendekati kedua gadis yang masih tampak kebingungan tersebut.
Desi
Udah aku ubek-ubek, nggak nemu-nemu juga lho Van? yakin tuh handphone kagak ketinggalan di rumah? di kamar kali?
Desi mulai menyerah karena sudah sedari tadi dia memeriksa ke berbagai tempat tetapi tidak menemukannya juga.
Vania
Masak iya handphone bisa punya kaki jalan sendiri?!
Desi
Ya, terus gimana? kita udah coba cari dari tadi tapi nggak ketemu juga kan? Coba kamu telepon orang rumah buat cek di kamar kamu.
Desi menyodorkan Handphone miliknya kepada Vania.
Vania
Ah, benar juga! Kenapa nggak dari tadi ide beginian ya?
Desi mencebik mendengar ucapan Vania barusan. Dasar emang sahabatnya itu kadang suka Lola.
MSA 3
Vania dan Desi menoleh seketika saat mendengar sapaan dari arah belakang mereka.
Vania
Eh, Bella, ini... aku sedang...
Desi
Handphone Vania hilang. Kami sudah mencarinya kemana-mana tapi belum ketemu juga.
Justru Desi yang menyahut ucapan Vania dengan cepat. Ekspresi wajah Bella terkejut mendengarnya.
Bella
Kok bisa? Apa mungkin saja kamu lupa, Van?
Vania
Aku jelas-jelas inget kok kalau tadi aku masukin ke dalam tas ku.
Desi
Udah tapi kagak nemu-nemu juga. Ini aku lagi minta Vani ngehubungin keluarga nya. Mungkin aja kan ketinggalan di rumah. Dikamar nya, maybe.
Bella
Hmm...bener juga sih. Bisa jadi gitu. Coba aja kamu hubungin orang rumahmu dulu, Van.
Vania
Iya, ini juga lagu coba. Tapi dari tadi belum diangkat juga.
Tiba-tiba dari arah samping datang seorang pemuda menghampiri ketiga gadis di ruangan tersebut dengan derap langkah kaki yang terburu-buru.
Trion
Bellaaaa...!! Ya ampun, aku cariin disini rupanya! Kamu kemana saja?
Bella
Astaga! Yono? Apaan cariin gue? Ribut Mulu dah!
Trion
Yaelah, nama bagus-bagus dipanggil Yono. Kurang akhlah ye emang lu ini! Dasar Anabell!!!!
Desi
Astoge, ini kenapa dua makhluk ini malah ribut dimari????Eh, Yono, lu ngapain nyariin si Bella kemari?
Trion
Astajim??? Nama gue bener-bener kagak ada bagus-bagus nya di hadapan kalian ye
Bella
Cukup udah Yon! Jangan ngedrama, lu ngapain nyariin gue?
Desi
Ntah, tuh mulut nyerocos Bae kek petasan kagak ada remnya
Vania
Udah deh ya, malah kalian bertiga ini debat terus.
Trion menyodorkan sebuah benda kepada Bella. Seketika membuat Vania membelalakkan kedua matanya.
Vania
Lho, ini kan Handphone ku!
Mengambil handphonenya yang ada digenggaman tangan Trion.
Trion
Hah! punya elu? gue Nemu di taman dekat pot bunga sono. Baguslah kalau ketemu pemiliknya. Kalau aja nggak ada pemiliknya mo gue jual tuh handphone.
Desi
Heh! Yono, tuh mulut lemes kali yak, asal mo ngejual aja. Dasar!
Vania
Makasih ya, Yon. Udah nemuin handphone aku.
Trion
Iye, hati-hati lain kali. Beruntung kan ketemunya ama gue.
Vania mengangguk bahagia karena sudah mendapatkan kembali handphonenya yang sempat dia anggap hilang. Sedangkan ada seseorang yang sedang tersenyum tipis melihat kebahagiaan diraut wajah Vania.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!