"Kau tau benar tentang the woman," ucap Leo
tersenyum tipis sembari mengangkat alis.
"Ya,setelah aku mengetahui kekuasaan dan kekejaman the wowan aku sangat kagum kepada The Woman."
Leo kembali tersenyum entah kenapa tiba-tiba ia merasa nyaman berbicara seperti ini kepada wanita.
Wanita cupu ini ternyata nyaman juga di ajak berbicara, batin Leo.
Tiba-tiba wajah Kiya berubah menjadi sendu,melihat itu Leo mengereyit.
"Tapi sayang sekali Istri Argia meninggal,aku jadi sangat sedih setelah mendapatkan kabar tentang itu."
Raut wajah Leo sedikit berubah,ia jadi teringat saat Ibunya di bunuh dalam keadaan tidak memakai busana.
Leo berada disana ia bersembunyi di jendela kamar Ibunya.
Flashback On:
"Ibu...,ini aku bawakan Ibu teh hangat katanya tadi Ibu gak enak badan," ucap Leo sembari mengetuk pintu kamar Ibunya.
Tetapi tidak ada sahutan dari dalam setelah beberapa menit Leo mengetuk pintu kamar.
"Mungkin Ibu sudah tidur," gumam Leo.
Leo pun berbalik hendak pergi dari sana tetapi tiba-tiba ia mendengar.
"Aahhh!!!!Lepasin!!!!Leo!!"
Terdengar itu adalah suara Ibu Leo,Leo mengereyit langsung berjalan mendekat pintu kamar Ibunya lagi.
Leo berusaha untuk membuka paksa kamar Ibunya yang ternyata di kunci rapat dari dalam,berulang kali Leo berusaha mendobrak tetapi pintu tetap saja tidak terbuka.
"Ibu!!!Ibu baik-baik saja di dalam?!!!" teriak Leo.
Tetapi tidak ada sahutan sama sekali,Leo berjalan turun ia merayap naik ke atas kamar Ibunya berada.
Beruntung Leo lumayan ahli dalam memanjat,sampai di balkon Leo berjalan mengindap-indap bahkan langkah kakinya sama sekali tidak terdengar.
"Emh!!"
Leo semakin mengereyit mendengar suara seperti rintihan,ia bersembunyi di balik tirai jendela perlahan ia membuka tirai itu.
Seketika mata Leo membulat mendapati Ibunya yang sedang di bawah kungkingan seorang Pria,mulutnya di bengkam oleh pria itu.
Ibu,sialan berani sekali dia melakukan itu kepada Ibuku, batin Leo.
Ibu Leo melihat Leo yang ada di balik tirai,tetapi tidak dengan pria di atasnya.
Leo menatap Ibunya dengan sendu berserta amarah,ia seperti hendak menghabisi Pria tersebut tetapi melihat wajah Ibunya yang menggelengkan kepalanya kecil.
Alhasil Leo pun mengurungkan niatnya,pasti Ibunya tidak mengizinkan dirinya Ibunya tau jika pasti Seorang itu akan menyakiti Leo.
"Maafkan aku Ibu," ucap Leo dengan lirih.
Leo menganggap dirinya sama sekali tidak berguna seharusnya ia memberontak sekarang,memukul habis-habisan seorang itu tetapi lihatnya Leo hanya berdiri di balik tirai sesekali mengintip.
Setelah beberapa jam seorang itu seperti nya sudah puas,Leo mulai menatap lekat dan sedikit merasa lega.
Leo benar-benar ingin mendekat,menolong Ibunya apalagi melihat Ibunya yang sudah tidak berdaya.
Tiba-tiba saja Seorang itu mengeluarkan pisau yang sangat tajam bahkan mengkilat,Leo membelalakkan matanya.
"Jangan bunuh Ibu ku," gumam Leo.
Seorang itu mulai berjalan maju dan ia pun menancapkan pisau itu pas pada jantung Ibu Leo,seketika Leo pun jatuh tersungkur.
"Mati kau!"
Setelah melihat wanita itu tidak bernafas,seorang itu pergi lewat balkon kamar Ibu Leo tetapi ia tidak melihat Leo ada di sana.
Flashback off:
Jika kembali mengingat hal itu Leo sangat kesal pada dirinya sendiri,karena ia tidak bisa melakukan apapun.
Benar-benar tidak berguna,Kiya menyampingkan kepalanya melihat sorot mata Leo yang sepertinya sedang teringat akan sesuatu.
"Hei!" ucap Kiya sembari memegang tangan Leo.
Seketika Leo pun tersentak,Kiya telah membuyarkan lamunan nya.
"Kok kamu bengong sih? Kamu keinget akan sesuatu?" tanya Kiya.
"Iya,aku keingat tentang pembunuhan Ibu ku," sahut Leo lirih.
Kiya mengusap punggung tangan Leo untuk menenangkan perasaan Leo sekarang ini,Kiya sangat tau bagaimana perasaan Leo sekarang ini.
"Kamu harus sabar dan relakan Ibu mu,dia sudah tenang di sana," ucap Kiya sembari tersenyum manis.
Leo pun ikut tersenyum tanpa sadar ia menggenggam tangan Kiya kuat,Kiya tersenyum lebih tepatnya pura-pura tersenyum.
"Kalau boleh tau memang benar jika pembunuh Ibu kamu adalah Tuan Ramond pemimpin Kartel Sinaloa?"
Kiya bertanya dengan menatap lekat ke arah Leo,ini adalah perkataan yang sangat penting yang selama ini ia ingin ketahui.
"Iya,dia adalah pembunuh ibu ku,setelah Seorang itu telah pergi dari kamar Ibu ku aku masuk ke dalam dan mendapati gelang yang hanya di pakai oleh Ramond."
"Aku bahkan masih menyimpan gelang itu," ucap Leo sembari mengeluarkan gelang di dalam tas nya.
Leo memberikannya kepada Kiya,Kiya menatap lekat gelang itu seketika alis nya menyatu.
Ini memang gelang yang selalu di pakai oleh Ayah,tetapi kenapa bisa pembunuh Ibu Leo juga memakainya, batin Kiya.
Leo mengambil gelang yang berada di tangan Kiya,ia menaruh nya kembali di dalam tas.
"Aku benar-benar sangat senang saat mendengar jika Ramond berserta keluarga nya telah meninggal,dan klan nya telah tiada."
Leo berbicara dengan tersenyum bahagia,Kiya ikut tersenyum.
Syukurlah jika mereka telah menganggap jika Kartel Sinaloa benar-benar sudah tiada, batin Kiya.
"Oh ya,kamu mau berkunjung di rumah ku? Mungkin aku bisa membawamu kesana," ucap Leo.
Tentu saja membuat Kiya sedikit terkejut,ternyata sama sekali tidak sulit untuk mendekati Leo.
"Baik lah,kalau kamu sempat membawa ku kesana aku mau."
Leo tersenyum begitu juga dengan Kiya,Leo pun kembali menghadap ke depan sementara Kiya melirik ke arah Laksa.
Terlibat alis Laksa yang sedikit terangkat dan seringai wajahnya yang sepertinya sedang bertanya.
"Nanti aku ceritakan," ucap Kiya tanpa suara.
Laksa mengangguk,mereka pun menghadap ke depan memperhatikan dosen sedang menjelaskan.
Satu informasi berhasil aku dapatkan, batin Kiya.
.....
Setelah beberapa jam,akhirnya pelajaran pun selesai Kiya keluar kelas bersama dengan Laksa.
"Tadi aku melihat anda berbicara sangat serius dengan seorang itu?"
Seketika Kiya menarik lengan Laksa lalu membawanya ke tempat yang tidak ada orang hanya mereka berdua.
"Kau tau Seorang yang bicara denganku siapa?"
"Aku tidak tau," sahut Laksa.
Kiya pun semakin mendekat ke Laksa,ia menarik bau Laksa untuk sedikit menunduk.
"Dia adalah anak Arga," bisik Kiya.
Seketika Laksa mengereyit,pantas saja wajah dan tubuh nya hampir mirip dengan Arga.
"Jadi itu alasan anda tadi berbicara sangat serius dengan dia?"
Kiya mengangguk,ia pun menceritakan semua rencana yang akan ia lakukan kepada Laksa.
Dan Laksa hanya mengangguk setuju saja karena ia tidak berani membantah perintah Kiya ataupun kemauan Kiya.
"Ingat! Kau harus sportif denganku," pinta Kiya.
"Baik Lia," sahut Laksa.
Laksa benar-benar tangan kanan yang sangat penurut,lihat lah sekarang ia sudah bersikap apa yang di perintahkan oleh Kiya tadi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
mkn penasaran
2022-04-10
0
El_Tien
Leo mungkin jatuh cinta
2022-03-14
0
🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧
next
2022-03-11
0