Kedua gadis itu akhirnya berhasil pulang lebih dahulu karena selembar kertas di tangan mereka sudah penuh dengan tanda tangan anggota OSIS.
"Tasya, kamu bawa mobil?" tanya Meili sembari merapikan peralatan yang tadi ia bawa ke dalam tas.
Tasya menjeda kegiatannya, kemudian menggeleng. "Nggak, tadi aku berangkatnya di antar Mama."
Kemudian mereka beranjak dari sana.
"Mau aku antar?" tawar Meili.
"Nggak usah, terima kasih. Tadi aku sudah telepon Mama."
"Oh ya sudah kalau gitu."
Kedua gadis itu akhirnya memisahkan diri, Meili yang menuju parkiran dan Tasya yang menuju gerbang sekolah.
*
*
Ketika sudah sampai di rumah, ia langsung di sambut Mang Didin. Supirnya itu mulai tadi pagi merasa tidak tenang sebelum melihat majikannya pulang.
Tentu saja itu semua karena takut jika Papa Meili sudah kembali terlebih dahulu dan melihat nona mereka ternyata berangkat sekolah tanpa supir, kemungkinan ia akan di pecat karena itu.
"Non lain kali jangan gitu lagi ya?" pinta Mang Didin setelah menerima kunci mobil dari Meili. "Nanti Bapak marah sama mamang." imbuhnya.
Meili tersenyum mendengar itu. "Nggak janji ya Mang," setelah itu ia berjalan masuk menuju kamarnya meninggalkan supirnya yang terlihat pasrah.
Di dalam kamar, langsung saja Meili melempar tasnya dan melepas sepatunya. Ia menjatuhkan tubuhnya di ranjang untuk melepas lelah.
Pandangannya menatap langit-langit kamar, di saat seperti inilah yang tidak ia sukai. Karena di saat sendiri seperti ini ia akan kembali mengingat keadaanya yang hanya seorang diri.
Andai saja orang tuanya dulu tidak bercerai, mungkin saat ini sang Mama akan menyambutnya ketika pulang sekolah. Bukannya supir atau bibi.
"Ya ampun, bergelimang harta memang enak. Tapi lebih enak kalau ada Mama," gumamnya. Hingga tanpa sadar perlahan matanya mulai terpejam.
Setiap hari ini yang selalu ia rasakan hanya kesepian jika berada di rumah, bagai mana ia tidak merasa begitu. Rumah besar yang ia tempati hanya di tinggali olehnya dan beberapa asisten rumah tangga juga security.
Sedangkan papanya bisa di hitung dengan jari jika tidur di rumah, kesibukannya menjadi seorang pimpinan perusahaan membuat waktu kebersamaan bersama putrinya hilang.
*
*
Beberapa hari berlalu.
Hari-hari nya sebagai murid SMA, Meili lalui tanpa hambatan. Banyaknya siswa tampan di sekolahnya membuat ia semangat berangkat ke sekolah.
Apalagi ada teman barunya yang cukup nyaman untuk ia ajak berteman.
Tasya, gadis itu rupanya adalah gadis yang baik.
"Tasya, selamat ya." Meili menyambut kedatangan sahabatnya yang baru tiba.
Beberapa saat lalu, sahabatnya itu terpilih menjadi wakil OSIS. Dan itu juga membuatnya senang.
"Terima kasih," sahut Tasya.
"Nanti untuk ngerayainnya, kita makan-makan ya?" Antusias Meili.
Tasya terdiam, tapi kemudian ia menganggukkan kepalanya.
Hingga bel istirahat berbunyi, sontak saja dengan semangat Meili langsung mengajak Tasya ke kantin. Seperti yang di rencanakan nya tadi, mereka akan makan-makan.
"Yah ... udah penuh Sya." Meili melihat kantin yang ternyata sudah penuh. Padahal dirinya tadi sudah secepat kilat berjalan, namun masih kalah cepat dengan murid yang kelasnya lebih dekat dengan kantin.
"Iya, terus gimana?" Tasya yang tidak enak dengan Meili karena sudah berjanji untuk mentraktir nya.
"Mungkin lain waktu aja," sahut Meili lesu. "Kalau begitu kita beli roti sama minum aja, lalu kita kembali ke kelas."
Kedua gadis itu akhirnya hanya membeli dua bungkus roti isi dan dua cup es jeruk. Tapi ketika mereka berjalan di koridor, sesuatu terjadi.
Bruk.
Satu kantong yang berisi makanan mereka jatuh berserakan karena seseorang dengan sengaja menabraknya.
...----------------...
...Seperti biasa gengs, jangan lupa dukungannya ya 🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
momy akifa
wah meili sukax nabrak Raka...🤭
2022-04-13
1
༄༅⃟𝐐 Melina Ayu
siapa pelakunya
2022-04-08
1
Sulestari Tari
hem .. aroma2 gara2 nih
2022-03-09
0