3 hari kemudian, dokter menyatakan kondisinya sudah baik dan diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit. Perempuan itu mengikuti laki-laki yang menyelamatkannya ke rumahnya. Dirinya dibawa ke sebuah rumah mewah dengan desain minimalis. Perempuan itu masuk ke rumah setelah dipersilakan oleh tuan rumah, dengan gugup.
Rakai Kalagraha
Omong-omong, siapa namamu?
Perempuan itu terkejut dengan pertanyaan itu dan menyadari bahwa mereka sudah berinteraksi selama sepuluh hari tapi dia belum mengenalkan diri dan dia juga tidak tahu nama penolongnya.
Charmaine Amalyna
Tu-tuan... Ampuni saya, maafkan saya yang begitu bodoh dan tidak sopan. Na-nama sa-saya Charmaine. Charmaine Amalyna. Saya sering dipanggil Char.
Rakai Kalagraha
Aku Rakai. Kamu bisa memanggilku Kai.
Charmaine Amalyna
Ba-baik, Tuan. Namamu mengingatkanku pada penguasa Caesar City, aku hanya tahu seorang bernama Rakai dan itu ada...lah...
Perempuan itu tidak lagi melanjutkan kalimatnya karena seolah otaknya mendadak korslet. Tiba-tiba perempuan itu seperti mendapat pencerahan dan bisa menghubungkan titik yang terkoneksi dan itulah yang membuatnya tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Dengan ketakutan, dia berlutut memohon ampun. Hilang sudah harapan terakhirnya untuk hidup layak.
Charmaine Amalyna
A-apakah Anda adalah Tu-tuan Rakai Kalagraha? Pe-penguasa Caesar City?
Rakai terdiam karena tidak menyangka dengan sikap perempuan itu.
Charmaine Amalyna
Bu-nuh sa-saja saya yang buta ini. Maafkan saya, tidak tahu bahwa Anda adalah Rakai Yang Mulia. Tu-tuan Rakai... Sa-saya pantas mati karena tidak segera mengenali Anda, bahkan dengan tidak tahu malu meminta bantuan Anda...
Suara perempuan itu terdengar mencicit saking takutnya. Anehnya, itu adalah pemandangan yang menggelikan bagai Rakai.
Rakai Kalagraha
Hahahaha... Sudah jangan bercanda! Tapi... Terima kasih telah membuatku tertawa setelah sekian lama.
Laki-laki itu mengatakan yang sebenarnya. Selama usahanya meraih kekuasaan di Caesar City, dia menjadi seseorang yang dingin dan keji. Dia bahkan lupa rasanya tertawa dari hati. Melihat adegan yang dilakukan perempuan itu entah mengapa menggerakkan hatinya dan tanpa sadar dia tertawa dengan tulus.
Justru Charmaine yang semakin ketakutan. Dia sudah mendengar semua hal tentang penguasa Caesar City beserta kekejamannya. Dia masih ingat seseorang mengatakan, ketika seorang Rakai Kalagraha tertawa, bersiaplah untuk menunggu ajalmu dijemput. Yang baru saja terjadi di depannya. Charmaine merasa memohon ampun akan sia-sia jadi dia memilih untuk pasrah lagi. Setidaknya dia tidak mati dengan memalukan seperti jika dia dinodai oleh para lelaki di lokasi konstruksi itu.
Rakai Kalagraha
Bangunlah... Aku tidak akan menghukummu apalagi membunuhmu. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Selama beberapa hari terakhir ini situasi kita berdua memang sedikit canggung, bukan?
Charmaine masih membeku dan dalam posisi berlutut. Laki-laki itu melanjutkan,
Rakai Kalagraha
Kamu tidak sadarkan diri selama 5 hari. Kemudian dengan luka dan memar di mulutmu, kamu tidak bisa bicara banyak. Setelah kamu bicara banyak, lukamu membuka lagi dan dokter melarangmu bicara. Aku juga tidak bisa selalu menungguimu, jadi mana sempat untuk saling mengenalkan diri.
Rakai Kalagraha
Ayo bangunlah!
Seperti robot, Charmaine bangun dari posisi berlutut, tetapi dia tidak berani memandang lelaki itu seperti yang dilakukan sebelumnya.
Charmaine Amalyna
A-apakah Anda benar-benar tidak akan menghukum saya? Saya tahu kesalahan saya cukup berat...
Rakai tampak gemas dengan sikap gadis di depannya itu.
Rakai Kalagraha
Jika kamu tidak ingin dihukum, berhenti bersikap seperti itu!
Suara Rakai tegas menggelegar dan secara efektif membuat gadis itu ketakutan namun patuh.
Comments