Beberapa tahun kemudian.
Seorang pria dewasa tengah menikmati malam indah dengan seorang wanita. Hentakan demi hentakan dia salurkan untuk mendapatkan kenikmatan yang tiada tara. Dengan uang yang dia miliki, sekaligus ketampanan yang mendominasi mampu menggait wanita manapun yang dia suka untuk menghangatkan malamnya.
Diatas ranjang king size, lelaki dan perempuan itu beradu dalam peperangan sengit. Sebuah kenikmatan seakan terbang melayang keangkasa mereka dapatkan dari pergulatan panas itu.
Deraian peluh membasahi tubuh keduanya, meningkatkan gairah yang tiada usai, semakin panas dan semakin menantang, semakin menegang, semakin basah dan mereka mencapai puncak kepuasan untuk kesekian kalinya.
Lenguhan lawan mainya membuat lelaki itu semakin menghentak keras dan semakin membuat wanita itu memekik pelan, merasakan kenikmatan senjata ampuh pemilik tubuh tegab yang menggagahi dirinya itu menyemburkan lahar panas.
Halusinasinya melayang jauh, memikirkan satu wajah yang sulit untuk dilupakanya. Rara, Sheyna Amara. Imajinasi hebat yang mampu membangkitkan gairahnya. Wanita yang bertemu dengannya beberapa tahun lalu dan mengusik pikirannya. Namun, entah dimana keberadaanya.
Jatuh cinta? Apa hatinya telah jatuh cinta pada wanita yang hanya bertemu dengannya sekilas itu? Entahlah.
"Terimakasih honey," ucapnya sambil tersenyum tipis.
Lelaki yang berhasil melakukan pelepasan itu kini mengakhiri kegiatannya. Dia membersihkan tubuhnya dan mengenakan bajunya. Diliriknya wanita bayaran yang terkulai lemah tak berdaya yang tengah memejamkan matanya, wanita itu tampak kelelahan menghadapi keperkasaan seorang Marvel Raditia Dika.
Radit meletakan cek diatas meja kemudian melenggang pergi meninggalkan hotel mewah saksi bisu kehangatan malamnya kali ini.
Mengingat kekecewaan pada ibunya membuat dirinya menjadi seperti sekarang ini. Menjadikan wanita sebagai budak nafsunya.
Deringan ponsel terdengar di telinganya, tangannya meraih benda pipih berteknologi canggih di dalam saku celananya. Netranya menatap ke arah layar ponsel yang memperlihatkan nama Kak Micho di sana.
Ya, sepuluh tahun terakhir dia hidup bersama dengan seorang paruh baya, wanita yang bekerja sebagai asisten rumah tangga yang menganggapnya sebagai anak sendiri. Radit juga tak membeberkan identitasnya.
Beruntung, wanita itu mempunyai bos yang baik yang kemudian menganggap mereka adalah keluarganya sendiri. Membiayai segala kebutuhan Radit kuliah hingga dia bekerja pada perusahaan milik bos ibu angkatnya itu.
Sebenarnya uang dari kakek terus mengalir, bahkan dia juga memegang kendali salah satu perusahaan milik keluarganya. Namun, ia tidak mau penyamarannya berakhir. Hidup sederhana bersama dengan ibu dan keluarga angkatnya mempunyai kebahagiaan tersendiri baginya.
Micho? Dia adalah anak dari bos ibunya yang tumbuh beringan dengannya sepuluh tahun ini. Usia mereka terpaut tiga tahun, Micho menganggap Radit seorang adik baginya.
Radit menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih berteknologi canggih itu di telinganya.
"Halo kak, ada apa?" tanya Radit santai.
"Radit, kau dimana? Kau lupa aku menyuruhmu mengatarkan jas padaku?" tanya suara di sebrang tampak emosi. Radit menepuk jidatnya, bahkan dia lupa mengantarkan jas itu, jas itu masih berada di dalam mobilnya.
"Sory Kak, aku lupa," sahutnya prustasi.
"Tak ada maaf bagimu, antarkan jas itu sekarang juga! Aku tau apa yang kau lakukan di sana. Jangan harap aku mentolelir kesalahanmu karna mengabaikan perintahku dan malah mementingkan wanita tak berguna itu," sentak suara di sebrang sana kemudian memutus panggilan telepon.
"Shittt," Radit mengumpat kesal. Bagaimana bisa dia lupa? Bukankah Kakaknya berulang kali mengingatkannya untuk mengantarkan jas? Dengan langkah seribu Radit bergegas meninggalkan loby hotel dan berlari ke arah mobil.
Dilihatnya jas yang terlipat rapi di atas jok mobil, segera dia menancap gas mobilnya menuju ke apartemen yang tak jauh dari tempatnya berada.
Tak lama dari itu, sampailah dia di apartemen mewah tempat Micho tinggal. Buru-buru Radit mengambil jas milik kakaknya, namun dia menghentikan langkahnya ketika tiba-tiba saja perutnya merasa mulas.
"****, kenapa menghambat perjalananku?" rutuknya.
Apartemen Micho yang berada di lantai 50 memakan waktu yang cukup lama, dia tidak sanggup menahan gejolak perutnya sampai di sana. Seketika Radit melangkahkan kakinya menuju ke arah restauran di depannya dan mencari toilet pria.
Beberapa saat kemudian, Radit keluar dari toilet dan menyusuri jalan. Mungkin kesialan tengah berpihak padanya, sampai jas Micho yang dia bawa nyangkut di salah satu pintu toilet wanita yang kebetulan dia lewati.
Radit mengumpat kasar, bagaimana bisa ini terjadi? Ingin menarik jas itu, akan tetapi jas itu bisa saja robek dan akan membuat Micho semakin marah. Pada akhirnya dengan hati-hati Radit mencoba bersabar dan mengotak-atik dengan pelan.
Langkah seorang wanita cantik terhenti ketika dirinya keluar dari toilet, wanita cantik berhijab itu tampak mengamati lelaki yang berdiri di depan pintu toilet wanita. Lelaki itu tampak berjongkok dan membelakanginya.
Wanita cantik itu tidak bisa berfikir jernih, pikiranya melanglang buana memikirkan hal yang tidak-tidak. Wanita cantik itu tampak sepontan memukul punggung lelaki itu dengan brutal.
"Hei, kau mengintip ya?"
Radit menoleh dan menepis tangan brutal orang yang menyerangnya. Beberapa saat kemudian, seorang wanita keluar dari dalam toilet. Pandangan mata orang yang baru saja keluar dari toilet itu mengamati dua orang yang tengah berantem di depan pintu yang membuat langkahnya terhambat.
"Ada apa mbak, mas?" tanya wanita itu.
🎀🎀🎀🎀🎀
Yuk olah raga jempolnya... like, komen, hadiah yok. Jangan lupa juga vavoritkan ya dear,😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Ersa
🤦😂😂
2023-05-24
1
Siti Sarfiah
ya ampun , kamu ngintip ya😂
2023-02-12
0
wil wil
mampir ya kak author
2023-01-20
2