Setelah menenangkan Karamoy, Semuel membiarkan perempuan itu membersihkan diri lalu dia juga pergi ke kamarnya membersihkan diri sebelum keduanya bertemu di meja makan.
Karamoy duduk dengan mata berkaca-kaca, sejak dia tinggal di keluarga Maranta, dia sangat merindukan situasi seperti ini, makan bersama dengan Paman angkat yang telah merawatnya.
Tapi selama 5 tahun terakhir dia telah dibutakan oleh keinginannya untuk mempertahankan posisinya sebagai istri Avandra hingga tidak punya waktu lagi untuk kembali dan makan malam bersama paman angkatnya.
"Ada apa?" Semuel bertanya dengan hati-hati, dia berpikir bahwa perempuan di depannya masih teringat akan kejadian semalam.
"Paman, aku baik-baik saja." Jawab Karamoy sembari menghela nafas dengan besar berusaha menenangkan hatinya yang kalut.
"Sungguh?"
Karamoy membuat wajahnya terlihat meyakinkan "Sungguh Paman. Dan apa yang terjadi kemarin malam, aku tidak terlalu memikirkannya, bolehkah kita melupakan hal itu dan menganggapnya tidak pernah terjadi?"
Mendengar ucapan Karamoy, sebuah batu yang besar serasa menindih hati Semuel, sebenarnya kemarin malam dia tidak mabuk, tetapi dia hanya tidak rela membiarkan Karamoy harus menikah dengan pria bejat seperti Avandra.
Tidak menyangka ternyata apa yang terjadi kemarin malam tidak bisa mengurungkan niat Karamoy untuk tetap menikah dengan Avandra.
"Baiklah, Paman tidak akan pernah membahasnya. Sekarang habiskan dulu sarapanmu dan baru bersiap untuk acara lamaran nanti sore." Semuel berusaha menahan diri, sebaiknya dia tidak perlu mendesak Karamoy, perempuan itu memiliki hak untuk memutuskan jalan hidupnya sendiri.
"Terima kasih Paman." Jawab Karamoy lalu dia mulai menikmati makanannya.
Di sela-sela sarapan mereka, Karamoy sesekali menaruh beberapa potong daging di piring pamannya.
'Akhirnya aku punya kesempatan untuk melakukan hal ini lagi setelah sekian lama terus terkurung di rumah keluarga Maranta.' Karamoy merasa sangat terharu karena bisa makan bersama dengan pamannya bahkan dia bisa menaruh beberapa potong daging di piring pamannya.
"Kenapa kau terus menaruh daging di piring paman?" Semuel mengambil potongan daging yang diletakkan Karamoy di piring nya lalu memindahkannya ke piring Karamoy.
"Tubuhmu sudah terlalu kurus, kau harus lebih banyak makan daging, jangan berdiet demi terlihat cantik dimata laki-laki. Tidak ada laki-laki yang menghargai perjuangan seorang perempuan untuk menjadi cantik demi mereka." Semuel berbicara dengan wajah meyakinkan.
Karamoy "..."
Apakah paman merasa dirinya bukan laki-laki? Mengapa dia menjelekkan dirinya sendiri?
Ia ingin tertawa tapi dia menahan diri dan hanya tersenyum mengambil daging yang diletakkan Semuel di piringnya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.
"Rasa ini, Aku sangat merindukan makanan di rumah ini." Tiba-tiba kata Karamoy sembari memejamkan matanya menikmati rasa daging di mulutnya.
"Bukankah kau selalu makan di sini tiap hari? Jangan mengada-ngada lagi dan habiskan sarapanmu." Kata Semuel tidak tahan melihat tingkah konyol keponakannya.
Sementara Karamoy yang mendengar ucapan pamannya, perempuan itu hanya tersenyum biasa.
'Paman jelas tidak tahu, tetapi sudah 5 tahun aku tidak kembali ke tempat ini karena sibuk di keluarga Maranta. Tapi aku janji Paman, mulai hari ini aku akan terus berada di rumah ini menemani paman.' gumam Karamoy penuh tekad.
Sejak 5 tahun pernikahannya dengan Avandra, 5 tahun itu juga dia terus menderita di keluarga Maranta, tetapi satu hal yang terus menghiburnya setiap kali Avandra mengiriminya makanan ataupun benda-benda sederhana yang menghiburnya.
Paman angkatnya itu terus memperhatikannya meski Karamoy tidak pernah menghubunginya dan tidak pernah mengingat pamannya.
'Aku adalah keponakan yang berdosa!' batin Karamoy mengingat dosa dosanya pada pamannya sejak 5 tahun di kehidupannya yang telah Ia tinggalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2022-11-01
0
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-10-08
0
sandi
w kangen u thor 😘
2022-05-29
0