Mati Lampu..

Di luar hujan masih begitu deras. Petir pun sesekali menggelegar dengan dasyat. Sedangkan di dalam sebuah rumah nampak seorang pemuda yang wajahnya sudah terlihat letih kini dihadapkan pada situasi yang membuat pikirannya berkelana kemana mana.

Bagaimana tidak berkalana, saat ini dirinya berada dalam rumah sepi dan pemilik rumah tersebut perempuan cantik dengan rambut basah dan berdaster selutut yang menyandang status seorang janda.

Pria manapun kalau dihadapkan pada situasi ini pasti hatinya meletup letup tak karuan. Begitu juga seorang Jaka. Rasa gugup seketika merasuki jiwa yang tadinya nampak tenang.

"Kenapa? kok kayak orang kaget gitu?" tanya sang janda tersenyum tipis membuat getaran hebat di dada pemuda itu.

"Ngak apa apa. kaget aja gitu loh mba.." balas Jaka setenang mungkin menutupi hatinya yang rresah.

"Kaget yah dengan statusku?" tebak perempuan itu dan memang benar Jaka terkejut dengan status perempuan cantik di hadapannya itu.

"Maaf mba, siapa pun pasti terkejut lah. Mba itu cantik loh..'' Balas Jaka jujur.

"Cihh, gombal kamu mas.."

"Gombal apaan, aku jujur loh mba, mba itu cantik, manis dan.."ucap Jaka terlalu jujur hingga perempuan itu nampak tersipu.

"Cantik bukan jaminan seorang pria setia mas.." Ucap perempuan itu dan wajahnya nampak berubah. Jaka mengernyitkan dahinya.

"Maksudnya?"

"Ya itu, perempuan cantik nggak menjamin seorang laki laki setia mas. Buktinya aku." ucap perempuan enteng.

"Mba diselingkuhin?" tebak Jaka dan perempuan tu mengangguk.

"Astaga..!! cewek secantik mba diselingkuhin? dasar pria buta.." gerutu Jaka namun perempuan itu malah terkekeh.

"Hhahhha, ya begitulah pria. Selalu cari yang lebih. lebih cantik, lebih baik, lebih inilah itu lah.." Cibir perempuan itu.

"Haiss, aku nggak loh mba, aku pengecualian.." balas Jaka tak terima.

"Bisa aja sekarang kamu bilang enggak. suatu saat kamu pasti merasakannya. Kamu sudah nikah?" dan Jaka menggeleng.

"Pria setampan kamu belum nikah?" Tentu saja pertanyaan itu membuat seorang Jaka merasa diatas awan.

"Namanya juga belum ketemu mba. jodoh aku seorang janda kali yah.." Goda Jaka.

"Emang kenapa kalau janda? malu?"

"Ya enggak, cuma aku ngerasa aja kaya gitu mba."

"Kamu lagi nggak merayu aku kan mas?" selidik perempuan itu dan sontak saja Jaka terbahak seketika.

"Hahha,orang lagi cerita dikira merayu. Aku mah nggak perlu merayu juga banyak yang jatuh hati sama aku mba.." ucap Jaka jumawa.

"percaya deh, kalau orang tampan mah banyak yang naksir." Cibir Janda itu.

"Hhaha tapi emang jujur sih mba, ini aja aku lagi di kejar dua janda."

"Hah? kok bisa?" Perempuan itu terkejut.

"Nggak tau mba, padahal aku sudah menolak mereka tapi mereka tetap aja maju. Ya udah aku jalani aja."

"Kamu playboy juga yah?"

"Bukan playboy mba. Orang aku aja belum menyatakan cinta pada mereka." Jawab Jaka jujur.

"Ntar mereka sakit hati loh merasa dipermainkan?"

"Yang penting kan aku sudah jujur mba. Eh mereka ngotot mau maju ya udah aku sih mau mau aja. Lagian mereka masih punya hutang di tempat kerjaku mba."

"Karena hutang?" Dan Jaka mengangguk.

Diluar hujan masih sangat deras. Jaka melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. terlihat disitu sudah pukul dua sianf. tak terasa sudah satu jam dia berada dirumah janda tersebut.

Jaka kembali minum teh yang hangatnya sudah berkurang. Dia melirik perempuan di kursi samping. sang perempuan sedang menatap jendela memperhatikan hujan yang turun.

"Ini hujan kenapa nggak reda reda ya?" keluh Jaka.

"Sepertinya akan hujan sampai malam.." ucap perempuan itu tanpa menoleh.

"Yah, bisa gawat, mana nggak bawa jass hujan lagi."

"Kenapa, takut sama seseorang?" tanya perempuan itu dan dia menoleh menatap Jaka

"Takut sama siapa? paling emak yang nanti banyak tanya."

"Lah terus janda janda itu?"

"Kan mereka rumahnya jauh jauh mba. Beda kota jadi jarang ketemu dan ketemu juga kalau jadwal aku narik disana."

"Kenapa kamu nggak pilih yang serius trus di ajak nikah?"

Jaka tergelak sejenak mendengar pertanyaan si janda

"Pernah rencana mau nikah mba eh malah calon main serong sama tetanggaku sendiri. mana hamil duluan lagi." Ucap Jaka.

"Loh kok bisa?"

"Ya bisa mba, dan lagian belum jodoh mungkin.."

"Hahaah bisa aja. Emang kamu waktu pacaran sama dia nggak.." tanya janda itu sengaja memotong ucapannya dan Jaka mengerti apa maskud perkataan itu.

"Enggak mba. Aku kan anak baik nggak merusak anak orang." ucap Jaka sembari senyum dan menaik turunkan kedua alisnya.

"Cihh, berarti kamu kalah sama tetanggamu dong.." ledek perempuan itu dan keduanya tertawa

"Sepertinya semakin gelap.." perempuan itu beranjak dan melangkah menuju ke arah dinding yang ada saklar lampunya.

Ceklek, ceklek, ceklek

"Kok nggak nyala?"

"Mati lampu kali mba, ujannya deres banget."

perempuan itu mencoba lagi dan masih tetap sama. Lampu tak mau menyala.

"Coba ruangan lain mba?" Usul Jaka dan perempuan itu melangkah ke kamar.

"Waduh benar listrik mati, gimana ini.." Tanya nya khawatir.

"Emang kenapa mba? lagian kan dari tadi petirnya serem banget. wajar sih, mungkin ada aliran yang kena."

"Aku nggak sedia lilin kayaknya." perempuan itu pun keluar kamar. Dia menuju kotak kecil yang dia taruh di meja dekat telvisi dan membawanya ke meja dimana Jaka berada.

Perempuan itu menyalakan senter lewat ponselnya. Dia hendak membuka kotak itu dan nampaknya dia kesulitan karena tangan yang satunya memegang ponsel dan tutup kotak itu terlalu kencang.

Jaka yang melihat itu pun berinisatif membantunya.

"Sini mba biar aku yang buka. sepertinya tutupnya terkalu kenceng.." Perempuan itu mendorong kotak itu ke hadapan Jaka

Dengan cekatan Jaka mancoba buka penutup kotak dari plastik itu dan benar saja itu susah banget namun Jaka terus mencobanya.

"Coba pakai pisau?" usul perempuan itu.

"Pakai pisau?"

"Iya, ntar aku mabil pisau dulu.." Perempuan itu bergegas menuju dapur meninggalkan Jaka yang masih berusaha membuka tutup kotak itu.

Sepertinya usaha Jaka menunjukan hasil. penutup itu perlahan bergeser sedikit demi sedikit.

"Ini pisaunya.." ucap perempuan itu sembari menaduh pisau dihadapan Jaka.

"Ngak usah, sebentar lagi ini terbuka kok, nih.." tunjuk Jaka pada tutup kotak yang sudah bergeser keatas sedikit.

"Ya sudah, silahkan lanjutkan."

tanpa diperintah pun Jaka langsung mencoba meneruskannya. Dan benar saja secara perlahan penutup kotak itu melonggar hingga sedikit lagi.

Dan setelah melalui perjuangan yang lumayan menguras tenaga akhirnya penutup itu melonggar dan dengan mudah jaka menarik penutup kotak itu. Sang janda masih setia memberi cahaya memakai senter ponsel pada kotak yang menurutnya ada lilin tersimpan.

Jaka tersenyum penuh arti saat dia merasa berhasil membuka penutup itu.

"Nih udah longgar.." Tunjuknya.

"Ya sudah buka sekalian, kali aja disitu ada lilin."

Jaka segera membuka kotak itu dan saat kotak itu terbuka mata Jaka dan juga perempuan itu membulat sempurna.

"Bukankah ini..???"

Bukan lilin yang mereka lihat. Melainkan sebuah benda yang bentuknya sangat familiar. dengan spontan Jaka mengambil benda itu. dan seketika perempuan itu menutupi wajahnya yang merona malu.

@@@@@

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-12-13

1

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

hooo.. apa itu yang sesuatu?

2023-12-12

0

HNF G

HNF G

hayooo.... apa itu..... jgn lgsg dipake ya jak🤭🤭🤭

2023-09-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!