Raja ampat

Mungkin semua teman dan guru sekolahnya sudah pergi menuju pulau Bali. Berbeda dengan gadis yang satu itu malah sibuk sendiri menyiapkan keperluannya selama beberapa hari di Raja Ampat bersama Kakak nya malam ini. Ah, akhirnya beres juga. Pikirnya setelah menarik koper ke dekat pintu.

Setelahnya dia berjalan lalu duduk di kursi yang menghadap ke jendela kaca yang sengaja dibukanya. Menyangga dagu dengan tangannya di bingkai jendela, sambil mengedarkan pandangannya pada pemandangan malam hari kota itu.

Ada banyak lampu berkerlap-kerlip dari setiap bangunan tinggi dan rendah terlihat di sana. Seperti bintang yang menghiasi bumi indah sekali rasanya.

Kira-kira kalian lagi apa ya di Bali. Kalian pasti bahagia bersama, aku iri dengan kalian. Batinnya sambil melamun. Setelahnya dia menghirup udara malam, melepaskan kesedihan.

Selang beberapa menit dia terjaga dari lamunannya dalam sekejap, saat Arian menepuk bahunya tiba-tiba.

"Iiiih Kakak, bikin orang kaget saja deh!" Katanya kesal

"Kaget! Kamu pasti melamun lagi ya. Kakak sudah tiga kali memanggil kamu, tapi gak ada jawaban.Ya sudah, Kakak langsung saja dekati kamu." Arian duduk di sebelah Vera." Memangnya, kamu lagi memikirkan apa? Kok, kelihatannya kamu sedih sekali sayang."

"Aku lagi memikirkan teman-teman ku, pasti mereka bahagia disana. Berkumpul bersama, sambil bercanda dan tertawa, terus foto-foto. Asik sekali kan rasanya." Kata Vera dengan nada sedih

"Hhh" Arian menghembuskan nafasnya pelan, menarik kepala Vera lalu dia jatuhkan di dadanya dan rambutnya dia belai dengan penuh kasih sayang. Arian tahu adik angkatnya yang satu ini membutuhkan sandaran.

"Lebih baik jangan terlalu di pikirkan sayang. Semakin di pikirkan, semakin dalam kesedihan mu. Dan maafkan kami yang selalu melakukan ini sama kamu. Karena kami gak mau kehilangan kamu."

Wanginyaaaa, rasanya aku gak rela Kakak jika melepaskan ku. Hanya pelukan dari Kakak yang membuat ku nyaman dan semua kesedihan ku menghilang.

"Walaupun Kakak super menyebalkan. Tapi kakak selalu datang menghibur di saat aku membutuhkannya. Terimakasih Kakak."

Arian hanya tersenyum dengan indahnya

"Sayang, satu jam lagi kita harus berangkat. Apa kamu sudah selesai menyiapkan semua keperluan kamu?" Ujar Arian setelah melepaskan pelukannya.

"Hemm" Vera mengangguk

"Ya sudah kalau begitu. Lebih baik sekarang kamu segera mandi. Nanti kalau kamu sudah siap langsung turun kebawah saja, Kakak tunggu kamu di mobil."

"Siap bosss" Jawabnya sambil melakukan hormat ala kapten

***

Raja Ampat

Ada sebuah Vila indah di hiasi dengan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Di tambah lagi degan satu kolam renang yang menghadap ke laut di lantai atas. Siapapun yang melihatnya, pasti jatuh cinta pada tempat ini. Begitu indah dan sangat nyaman untuk di singgahi.

"Silahkan Nona, ini kamar Anda" Ucap Deni setelah meletakan koper Vera di depan pintu

"Baik, terimakasih ya"

"Sama-sama Nona" Jawab Deni lalu berjalan setelah menundukkan kepalanya

"Eh tunggu dulu!" Vera memanggil, dan orang yang di panggil berbalik lagi melihat ke arahnya. "Aku mau bertanya apa boleh?"

"Silahkan Nona." Menunggu

"Memangnya, acara seperti apa yang mau di hadiri Kakak ku? Gak biasanya Kakak begitu memaksa ku. Dan anehnya Kakak mau mengenalkan ku pada temannya. Anda pasti tahu kan?"

"Maaf, terkait masalah itu, saya di perintahkan Tuan Muda agar tidak membongkarnya pada siapa pun termasuk Anda Nona muda." Jawab Deni dengan wajah tanpa ekspresi

Gubrak, rasanya Vera ambruk di tempat setelah mendengar jawaban yang sia-sia

"Ah, begitu ya, baiklah terimakasih." Dia nyengir

"Anda jangan begitu sungkan Nona" Setelah menjawab Deni berbalik lagi melanjutkan langkahnya.

Vera membuka pintu kamarnya lalu masuk ke dalam sambil menarik koper miliknya. Menyimpan hp dan tas selempangnya di atas meja. Setelahnya ia menjatuhkan diri di tempat tidur.

"Lelah sekali rasanya" Sambil melihat langit kamarnya dia menghela nafas

Tidak berapa lama Arian muncul tiba-tiba dari arah pintu yang terbuka. Berjalan mendekat sambil membawa satu kotak besar berwarna putih dengan kedua tangannya.

"Vera nanti malam pakai gaun ini, Kakak sudah pesan gaun ini khusus buat kamu."

"Apa? Gaun?" Vera mengerutkan keningnya sejenak lalu bagun dari tidurnya penasaran. "Tumben, Kakak gak salah makan obat kan?" Lanjutnya sambil menyentuh kening Arian. "A, Sakit" Lagi-lagi keningnya di sentil

"Kenapa? Apa kamu gak suka? Sampai kakak dikira salah makan obat."

"Bukannya gak suka, aku cuma kaget saja. Lagian kan Kakak sudah tahu kalau aku gak suka pakai rok apalagi pakai gaun. Aneh sekali rasanya."

Sejauh ini Vera memang tidak pernah memakai gaun saat menghadiri acara apapun bersama Kakaknya jika di undang. Selalu berpenampilan sederhana dan tidak pernah mencolok layaknya keluarga terpandang.

"Tapi sekarang kenapa Kakak kasih aku gaun ini coba?" Vera melanjutkan kalimatnya

"Kamu jangan dulu banyak omong. Coba buka kotaknya dan lihatlah dulu. Kakak yakin kamu pasti suka"

Vera meraih kotak yang di sodorkan Arian barusan dengan wajah malasnya lalu menaruhnya di pangkuan. Dibukanya benda itu dan tampaklah sebuah gaun cantik berwarna biru nan indah. Wanita manapun saat melihatnya pasti akan menyukainya.

"Apa ini yang namanya di sebut dengan gaun pesta? Kenapa bentuknya aneh begini." Ujar Vera sambil mengangkat gaunnya tinggi-tinggi

Arian terkekeh melihat reaksi Vera yang kebingungan.

"Kamu seorang gadis apa bukan sih? Kok gak ada feminimnya sama sekali. Masa melihat gaun cantik begini saja di bilang aneh dan gak mau di pakai lagi." Heran

"Yaaa itu karena aku memang gak pernah melihat gaun yang begini sebelumnya." Jawab Vera sambil menaruh kembali gaunnya dalam kotak "Memangnya nanti malam ada acara apa sih? Sampai-sampai aku harus memakai gaun ini segala. Vera kan gak suka juga."

"Apa salahnya di coba dulu, Kakak yakin kamu pasti cantik saat memakainya."

"Gak terima! Pokoknya aku gak mau pakai gaun ini" Vera membelakangi Arian

"Yakin kamu?" Suara Arian meninggi, tapi sepertinya si Vera tidak peduli "Kakak gak mau tau. Pokoknya kamu harus pakai. Kalau enggak, Kakak paksa kamu sampai mau"

"Coba saja kalau berani" Malah menantang

"Kamu pikir ancaman Kakak gak serius ya... Kalau begitu Kakak lakukan sekarang juga'

"Kakak mau apa?" Vera berbalik menghadap Arian

"Kakak mau bantu kamu ganti baju"

"Hah?"

Arian terdiam

Suasana hening sesaat

Bagaikan di sengat listrik badan Vera bergetar saat Arian mendekatkan wajahnya dengan tatapan tajam. Seringai tipis muncul di bibirnya seiring dengan tangannya yang tiba-tiba menyentuh ujung bajunya. Mau menariknya perlahan.

Ya Tuhan! Ada apa dengan kakak? Kenapa perasaan ku jadi aneh begini. Vera menepis tangan Arian

"Kakak jangan coba-coba ya! Aku bukan anak kecil lagi."

"Jadi, bagaimana? Kamu mau kan sekarang?" Arian masih menatap dengan tajam seiring dengan suaranya yang rendah penuh goda itu.

"Hmmm" Vera mengangguk saja di balik hatinya sempat berdebar-debar

"Nah begitu dong, Kakak senang jadinya." Dia tersenyum penuh kemenangan

"Iiiiiih nyebelin banget sih jadi kakak"

"Hehe.." Arian hanya nyengir

"Ck!" Vera kesal "Tapi kak. Aku kan gak bisa dandan dan Kakak juga tau itu. Percuma jadinya jika Kakak tetap memaksa ku memakai gaun ini kan. Lebih baik, aku memakai baju biasa saja bagaimana?" Belum mau menyerah juga

"Vera sayang, kamu tenang saja. Ada seorang wanita profesional yang kan membantu mu nanti." Arian tersenyum "Kamu tau? Kakak sudah gak sabar mau melihat penampilan mu saat memakainya. Nanti kamu pasti tambah...."

"Tambah apa ?"

Arian mendekat wajahnya lalu bibirnya mengecup pipi Vera. "Jelek dek hehe" Ucapnya kikuk lalu buru-buru berlari sebelum

"Iiiiih Kakak...... Jorok tau enggaaaak"

Episodes
1 Prolog
2 Kakak yang posesif
3 Makan malam
4 Raja ampat
5 Raja ampat part dua
6 Raja ampat part tiga
7 Menentukan kuliah
8 Teman baru
9 Tempat kerja
10 Pelajaran tambahan
11 Cemburu
12 Teman masa kecil roni
13 Undangan pesta ulang tahun
14 Syarat Arya
15 Curhat
16 Memalukan
17 Bukan kesepian tapi merindu
18 Jangan biarkan dia mendekati mu
19 Simpan itu di hati mu
20 Berhenti Memaki Ku
21 Menemukan jalan keluarnya
22 Teman ku yang rajin
23 Hujan deras
24 Menyeret gadis ku
25 Bunga yang berduri
26 Panas dingin
27 Menantang takdir ku
28 Kalah telak
29 Aku cuma punya hati
30 Menjernihkan pikiran
31 Hah! Gila
32 Membingungkan
33 Dua hari kemudian
34 Di malam yang sakit ini aku tidak sendirian
35 Sesayang itu pada ku
36 Dasar kebo
37 Mendadak menikah
38 Dasar penjahat
39 Patuh
40 Ketangkasan asli penjahat
41 Ini hari ulang tahun mu!
42 Istimewa
43 Berdarah
44 Menguji kesabaran
45 Kemana perginya hp ku
46 Berkencan??
47 Kakak cantik!
48 Dengan indah
49 Pesta pernikahan Fani
50 Bisakah Kakak melakukannya untukku
51 Kejadian yang tidak terkendali di malam pernikahan
52 Pulau cinta
53 Tingkah kenakannya muncul dua kali lipat kalau dia sedang sakit.
54 Bentuk kasih sayang Kakek yang di luar nalar
55 Senyuman iblis yang berbahaya
56 Tiga anak
57 Sesuatu yang aneh
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Prolog
2
Kakak yang posesif
3
Makan malam
4
Raja ampat
5
Raja ampat part dua
6
Raja ampat part tiga
7
Menentukan kuliah
8
Teman baru
9
Tempat kerja
10
Pelajaran tambahan
11
Cemburu
12
Teman masa kecil roni
13
Undangan pesta ulang tahun
14
Syarat Arya
15
Curhat
16
Memalukan
17
Bukan kesepian tapi merindu
18
Jangan biarkan dia mendekati mu
19
Simpan itu di hati mu
20
Berhenti Memaki Ku
21
Menemukan jalan keluarnya
22
Teman ku yang rajin
23
Hujan deras
24
Menyeret gadis ku
25
Bunga yang berduri
26
Panas dingin
27
Menantang takdir ku
28
Kalah telak
29
Aku cuma punya hati
30
Menjernihkan pikiran
31
Hah! Gila
32
Membingungkan
33
Dua hari kemudian
34
Di malam yang sakit ini aku tidak sendirian
35
Sesayang itu pada ku
36
Dasar kebo
37
Mendadak menikah
38
Dasar penjahat
39
Patuh
40
Ketangkasan asli penjahat
41
Ini hari ulang tahun mu!
42
Istimewa
43
Berdarah
44
Menguji kesabaran
45
Kemana perginya hp ku
46
Berkencan??
47
Kakak cantik!
48
Dengan indah
49
Pesta pernikahan Fani
50
Bisakah Kakak melakukannya untukku
51
Kejadian yang tidak terkendali di malam pernikahan
52
Pulau cinta
53
Tingkah kenakannya muncul dua kali lipat kalau dia sedang sakit.
54
Bentuk kasih sayang Kakek yang di luar nalar
55
Senyuman iblis yang berbahaya
56
Tiga anak
57
Sesuatu yang aneh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!