"Mana sih dia? katanya sudah sampai. Dasar pembohong!" Dyra mendumel di pinggiran jalan. Mengotak-atik ponselnya.
...SAYANG TAMPANKU...
^^^kalau nggak jadi aku pulang!!!^^^
^^^Dasar pembohong. Aku akan memukulmu!!!^^^
^^^Aku akan menggigitmu!!!^^^
^^^Hei... Dimana???? 😤😤😤^^^
Dyra masih menatap ponsel. Pesan yang dikirimnya hanya terkirim dan belum dibaca. Gadis itu tampak berpikir dan kembali mengetik.
"Ngapain sih?" Tanya Niko mengambil ponsel dari tangan Dyra.
"Sini ponselku!" Dyra berusaha mengambil tapi Niko menghalangi. Niko pun melihat pesan dan tersenyum melihat sederet pesan yang dikirim untuknya, tapi belum sempat dibaca. Gadis itu menerornya habis-habisan.
Setelah puas dengan ponsel Dyra, Ia mengembalikannya.
"Apa yang kamu lihat?" Dyra tampak curiga melihat wajah Niko yang tersenyum mencurigakan.
"Nggak ada." Ucapnya dengan santai. "Ayo!"
Niko menggandeng tangan Dyra menyebrang jalan. Gadis imut itu tampak malu karena banyak pengendara yang melalui jalan itu yang jadi melihat mereka. Padahal hanya perasaannya saja. Karena banyak para pengunjung yang menyebrang bersama mereka juga.
"Kita mau nonton ya?" Tanya Dyra saat mereka telah sampai di tingkat atas Mall tempat bioskop berada.
"Iya."
"Niko!"
Lelaki itu menghampiri orang yang memanggilnya. Bram dengan 2 gadis muda. Gadis-gadis itu memakai pakaian yang cukup terbuka. Tidak sesuai dengan usia mereka. Menampakkan tonjolan depan belakang.
"Pacarmu?" Tanya Bram yang diangguki Niko. "Kenali aku Bram." Ia tersenyum sambil mengulurkan tangan pada Dyra.
Saat Dyra mau membalas uluran tangan, Niko menepis tangan Bram. "Nggak muhrim tahu!"
Ucapan Niko membuat temannya itu jadi tertawa. "Oh iya... ini Amel dan Lia." Bram jadi mengenalkan gadis-gadis itu pada Dyra. Para gadis itu pun saling berjabat tangan.
'Dia ikut juga.' Dyra melihat Rey berjalan ke arah mereka. Ia langsung berdiri di samping Niko untuk menyembunyikan dirinya. Rasa gugupnya kembali melanda.
"Ini tiketnya sudah kubeli 6." Rey memberikan masing-masing 2 tiket pada Bram dan Niko. Sekilas matanya melirik pada gadis di samping Niko yang terus menunduk.
"Pacarnya Niko. Kau jangan kenalan, Rey! Nggak muhrim kalian!" Ledek Bram melihat Niko yang tampak santai.
"Memang." Ucap Niko sambil melirik Dyra yang masih menunduk. "Kami beli popcorn dulu."
Niko menggandeng tangan Dyra meninggalkan sekumpulan temannya. Ia memesan 3 paket popcorn.
Dyra memberanikan diri melihat ke arah Rey yang mengobrol dengan yang lain. Rey merangkul gadis cantik dengan pakaian cukup seksi itu.
"Kan sudah kubilang. Seleranya bukan seperti dirimu." Bisik Niko pelan menyadarkan Dyra.
"Woy... ambil tuh punya kalian!" Panggil Niko pada teman-temannya.
"Bukannya sekalian."
"Sorry... tanganku penuh!" Niko sengaja menaikkan kedua tangannya. Satu memegang paket popcorn dan yang satu lagi menggenggam tangan Dyra.
"Sudah... biar aku saja yang ambil!" Rey berjalan mengambil popcorn dan memberikan pada Bram.
Di dalam gedung bioskop mereka duduk sejajar berdampingan dengan pasangan masing-masing. Film pun mulai diputar. Dyra tampak fokus menonton sambil melahap popcornnya.
"Akhhh..." Teriakan para kaum hawa memenuhi ruangan itu. Bersembunyi manja di balik pasangan mereka. Dan para kaum Adam seolah pahlawan yang menenangkan wanitanya.
"Lihatlah... hantunya lucu ya! Masa kepalanya bisa di bongkar pasang gitu?!" Dyra mengomentari siluman manusia. Yang siang jadi manusia dan malam jadi siluman.
Niko mendengus kesal, Dyra bukannya takut seperti pasangan Bram dan Rey. Yang memeluk manja pasangannya. Gadis ini malah terlihat biasa saja. Tidak ada takut sedikit pun.
Dyra melihat Amel yang duduk di samping Niko. Gadis itu menyandarkan kepala di bahu Rey. Mereka begitu dekat.
'Dia sudah punya pacar.' Dyra pun patah hati.
Setelah film selesai Dyra pergi ke toilet. Wajahnya tampak kecewa dan sedih. Tidak lama ia keluar dari toilet dan hendak berkumpul dengan yang lain.
"Ih... kamu. Geli tahu!"
"Geli kamu juga suka kan."
Dyra mendengar suara orang bicara di sudut lorong. Karena penasaran ia pun mengintip. Dan menutup mulutnya melihat orang yang ditaksirnya sedang berciuman mesra.
"Ngapain di sini?" Niko menarik tangan Dyra pergi.
"Mana, Rey?" Tanya Amel melihat Niko membawa Dyra. "Tadi di toilet ada Lia?"
"Hah, itu..." Dyra bingung mau mengatakannya gimana.
"Biar ku susul ke sana!" Ucap Bram akan pergi.
"Lihat Lia?" Bram bertanya pada Rey yang baru datang.
"Nggak." Jawab Rey tampak santai menghampiri dan merangkul Amel.
"Ke mana dia?" Tanya Rey pada Amel.
"Katanya tadi mau ke toilet." Amel mengatakan dengan manja.
Dyra pun melihat mereka. Ada rasa aneh melihat Rey.
"Ah... itu mereka datang. Kita makan ya. Aku lapar." Ucap Amel saat melihat Bram dan Lia yang berjalan bersama ke arah mereka.
"Ayo, kita pulang saja!" Bisik Dyra pelan menarik ujung kaos Niko.
"Kenapa? selesai makan, kita langsung pulang."
Dyra menggeleng dan melihat Niko dengan wajah memelas. Lelaki itu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ekspresi Dyra seperti anak kucing yang menggemaskan.
"Sorry... kami nggak bisa ikut gabung." Ucap Niko mengalah. Ia akan menuruti Dyra.
"Ayo lah, Bro... makan saja setelah itu pulang kita." Bujuk Bram.
"Ayolah, Dyr... Biar kita akrab juga!" Ajak Lia juga.
"Maaf... aku nggak boleh pulang malam-malam. Lain kali saja ya!" Dyra memberi alasan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sepanjang perjalanan, Dyra hanya diam di boncengan motor matic yamg dikendarai Niko. Gadis itu mengingat live kiss Rey, cowok yang ditaksirnya berciuman mesra dengan pacar temannya sendiri.
'Masa Rey gitu?'
"Kamu kenapa?" Tanya Niko melirik dari spionnya.
"Aku lapar!"
Niko berhenti di sebuah warung burger pinggir jalan. Dyra memesan burger paket komplit. Tak lama burger pun dihidangkan. Dyra melahap santai tanpa malu dan nggak pakai jaim.
"Laper?" Tanya Niko menyanggah dagu di tangan dan memandangi Dyra.
"Iya." Dyra menggangguk, saat ini ia sangat lapar. Satu porsi burger komplit dan cola habis tak tersisa. Ia mengelap mulutnya dengan tissu. Dan baru menyadari jika Niko hanya memesan cola saja. Dan dari tadi pasti melihatinya makan.
"Ka-kamu nggak pesan burger?"
Niko menggeleng. "Lihat kamu makan saja, aku sudah kenyang."
"Nggak lucu!" Dengus Dyra malu yang membuat Niko jadi tergelak.
"Aku mau tanya?"
"Apa?"
"Kalau misalnya, pacarmu ketahuan selingkuh dengan temanmu gimana?" Tanya Dyra dengan wajah serius.
"Kamu mau selingkuh dengan Rey?" Tembak Niko dengan cepat.
"Ng-ngak!"
"Berarti kamu setia sama aku dong!" Goda Niko menaik turunkan alisnya.
Dyra memutar bola matanya malas.
"Ada apa? Ceritalah!" Dengan wajah serius Niko mendekatkan dirinya pada Dyra.
Jarak pandang yang tidak terlalu jauh, membuat Dyra lagi-lagi terpaku. Wajahnya pun mendadak merona.
'Kenapa wajah Dyra selalu merah?' Batin Niko menyadari wajah pacarnya saat ini.
"Masa? Nanti kamu salah lihat." Niko menajamkan telinganya mendengarkan semua yang dibisikkan Dyra.
"Memang dia loh. Tadi kan dia juga dari toilet tapi aku nggak lihat, Lia-lia itu ada di toilet bersamaku." Jelas Dyra yakin.
"Biarkan saja, Ra! Lagian mereka berdua itu memang playboy!" Niko paham kedua temannya yang sering bergonta-ganti pacar.
"Berarti kamu juga playboy lah!" Tuduh Dyra sambil menunjuk Niko.
"Aku beda ya. Aku tipe setia. Kamu saja sudah cukup kok!" Niko pun menenggak minumannya. Mengatakan hal seperti itu saja jadi membuatnya malu dan salah tingkah.
Tidak beda jauh dengan Niko, Dyra juga mengalihkan pandangannya. Kata-kata Niko cukup membuat hatinya berdebar tidak menentu.
'Dasar tukang gombal!!!'
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Widi Widurai
rey playboy
2023-01-20
2
afilla
up nya yang rajin ya Thor nanti akuh kasih vote end like
2022-02-06
3
miawies
semangat up nya kakaa, salam dari QUEEN OF THUNDEROUS yap. jangan lupa mampir
2022-01-13
3