Selepas kepergian Ayahanda, Ibunda dan Gegeku, aku lantas beranjak menuju sebuah cermin besar yang ada di pojok kamarku. Kulihat penampilanku disana, kulit pucat, hidung mungil, bibir tipis serta pipi bulat nampak dari pantulan cermin.
Aku ingat bahwa penampilanku saat ini memang sepertilah diriku saat berusia 14 tahun. Satu tahun kedepan penampilanku akan kembali berubah dengan kedua pipi yang menjadi sedikit tirus dan tinggi badanku semakin bertambah.
Saat usiaku menginjak 16 tahun, saat itulah aku mulai memperjuankan perasaanku pada jendral muda Wu Cheng. Aku terus berusaha hingga jendral muda Cheng melihatku, aku terus bekerja keras bahkan mengubah penampilanku sesuai saran nona muda Ma Mei Rong dengan memakai riasan tebal dan pakaian dengan warna yang mencolok agar dapat mencuri perhatian jendral muda dan banyak orang.
Tentu saja hal itu berhasil, ia berhasil membuat jendral muda meliriknya juga banyak pasang mata banyak orang yang menatapnya. Tapi tatapan yang mereka berikan bukanlah tatapan kagum, melainkan tatapan mencela.
Dulu aku ingat bahwa dengan saran Mei Rong membuatku nampak menjadi gadis yang menor dengan riasan yang tebal dengan pakaian dengan warna yang tidak sesuai sehingga membuat usiaku nampak lebih tua. Semua saran Mei Rong menjadikanku sebagai lolucon masyarakat kerajaan Zhang dan hal ini tak akan pernah kulupakan terlebih gadis berparas cantik dan lemah lembut sepertinya adalah musuh yang berada di balik layar yang mendukung segala ambisi, rencana dan skema jendral muda dalam merebut takhta dan segala milikku.
Aku tak tahu jika hal yang mengerikan yang ku alami hanyalah sebuah mimpi atau saat ini aku kembali ke masa lalu dimana dua tahun sebelum kejadian itu. Walaupun saat ini aku tidak tahu pasti, tapi yang perlu kulakukan adalah menyusun rencana, menebus kesalahan dan dosa yang ku perbuat, memanfaatkan kesempatan dan keberuntunganku sekarang agar kelak tak terjadi hal mengerikan yang serupa.
Sebelum menyusun rencana dan skema untuk menghadapi musuhku yang sesungguhnya, aku harus terlebih dahulu mencari tahu penyebab aku tergelincir dan jatuh di danau. Sebab dalam ingatanku sebelumnya, aku tidak pernah mengalami hal tersebut. Walaupun aku cukup bodoh dan naif, tapi aku tahu jika aku bukanlah orang yang seceroboh itu melukai diriku sendiri. Jika pradugaku benar, seseorang mungkin tengah berusaha mencelakaiku.
Berpikir seperti itu, nampaknya aku harus segera mencari tahu. Bagaimana pun hidupku kini tengah terancam, aku jelas butuh pelindung disaat Ayahanda dan Gege sibuk mengurus pemerintahan dan peradilan. Mungkin aku harus segera meminta seorang pengawal yang bakat dan kemampuan bela diri yang tinggi. Jika tidak salah, seingatku ada seseorang yang memiliki bakat dan kemampuan bela diri diatas rata - rata. Kemampuannya menyamai seorang jendral, namun orang tersebut tidak pernah mendaftarkan dirinya dalam perekrutan prajurit kerajaan hanya karena ia adalah seorang yatim piatu, kemampuan dan bakatnya selalu akan kalah dengan pemuda beruang yang mampu menyuap juri dan penilai dalam perekrutan. Jika aku tidak salah, nama pemuda itu adalah Bo Qing ia selalu bekerja menjadi buruh kasar dan buruh angkut.
'Aku harus segera menemukan pemuda berbakat itu segera sebelum ia di ambil oleh orang lain' pikirku
"Tapi bagaimana aku keluar dari istana sendirian tanpa pengawal ataupun rombongan kasim dan dayang?" gumamku berpikir
"Ah.. Aku akan meminta gege saja untuk menemaniku" kataku saat menemukan solusi dari keresahanku.
.
.
.
Suara kebisingan dari keramaian pusat ibukota kerajaan Zhang menyapa indra pendengaranku. Sore ini aku berhasil keluar istana dan semua itu berkat saudaraku, putra mahkota Zhang Yong Liang.
Setelah memakan waktu yang cukup lama untuk membujuknya, akhirnya gegeku pun mengiyakan permintaanku setelah aku menjelaskan alasan dan tujuanku keluar istana. Seandainya aku tahu jika ia akan sangat setuju dengan keinginanku yang ingin mencari pengawal pribadi dengan alasan keamanan, aku tidak perlu membuang tenagaku cukup lama dalam membujuknya.
Ku pikir hanya aku yang berpikiran jika ada seseorang yang berniat mencelakaiku saat ku katakan kekhawatiranku akan keselamatanku terakhir kali. Aku tergelincir dan jatuh di danau merupakan sebuah kecelakaan yang bisa saja merenggut nyawaku, beruntungnya saat itu gegeku tengah berjalan - jalan di halaman belakang istana tepat saat aku jatuh. Sayangnya saat ia menolongku, ia tak menemukan siapapun. Begitupun dengan aku yang tak mengingat siapapun saat kejadian itu.
"Mei mei" panggil putra mahkota Liang
"Ada apa gege?" tanyaku pada putra mahkota Liang yang kini menginjak usia 20 tahun.
Karena saat ini kami keluar dari istana dengan sembunyi - sembunyi, kami pun melakukan penyamaran extra agar tak ada yang mengenal identitas kami selama berkeliaran tanpa penjagaan dan perlindungan.
Kami tahu apa yang kami lakukan adalah hal yang sangat beresiko, maka dari itu aku dan putra mahkota Liang melakukan penyamaran yang sangat besar agar identitas kami tetap aman begitupun dengan keselamatan kami.
Saat ini gegeku tengah mengenakan pakaian layaknya seorang pemuda bangsawan dengan warna gelap, warna biru gelap adalah pilihannya. Selain mengenakan pakaian gelap, putra mahkota Liang juga mengenakan tudung kepala dengan kain satin berwarna senada dengan pakaiannya menjuntai hingga pundaknya sehingga menyamarkan wajah tampan dan menawannya. Sedangkan aku mengenakan pakaian cerah, hanfu putih yang terbuat dari sutra terbaik adalah pilihanku, dan untuk menyembunyikan wajahku, aku mengenakan tudung kepala yang terbuat dari jerami dengan kain satin berwarna senada dengan pakaianku menjuntai hingga pinggangku. Kain satin berwarna putih yang menjuntai turun dari tudung kepala yang ku kenakan nyaris hampir menutupi keseluruhan tubuhku yang mungil.
"Mengapa kita harus keluar dari istana hanya untuk mencari seorang pengawal pribadi untukmu? Sedangkan kamu seharusnya tidak perlu repot seperti ini karena di istana ada banyak prajurit kerajaan Zhang, kau hanya tinggal memilih satu atau lebih dari mereka" tanya putra mahkota Liang.
"Tidak semuanya dari mereka memiliki bakat dan kemampuan bela diri di atas rata - rata, sebagian dari mereka hanyalah sekumpulan prajurit dengan kemampuan biasa. Keberadaan mereka diantara prajurit yang memiliki bakat dan kemampuan bela diri yang secara alami mereka miliki hanya karena mereka beruntung. Mereka beruntung karena berhasil menyuap orang dalam, bukan karena kemampuan mereka" jawabku yang lantas membuat putra mahkota Liang cukup terkejut dengan jawabanku yang luas dan mendalam.
"Dari mana kau belajar hal - hal yang mendalam seperti ini, juga bagaimana kau tahu jika sebagian prajurit hanya memiliki kemampuan biasa saja bahkan setelah di latih banyak kali sekalipun?" tanya putra mahkota Liang
Aku lantas menggigit bibir bawahku, aku lupa jika saat usiaku 14 tahun, aku di kenal sebagai putri yang bodoh dan naif. Tentu saja putra mahkota Liang begitu terkejut. Sebab pengetahuan luas dan mendalam yang ku miliki saat ini adalah hasil dari tekad dan keinginanku merebut perhatian jendral muda Wu Cheng dua tahu yang lalu.
"Aku hanya menebaknya secara asal" jawabku yang nampak membuat putra mahkota Liang nampak meragu.
.
.
.
.
.
**TBC
Rabu, 8 April 2020**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ari Peny
baca lagi hhhhh
2024-11-17
0
Dede Mila
lagi....
2024-05-25
1
Jarmini Wijayanti
lanjut
2024-05-15
0