BOBBY'S LIFE STORY
Bobby adalah anak pria yang kini baru berusia tiga belas tahun yang adalah anak ketiga dari lima bersaudara yang hidup di keluarga miskin.
Ayahnya berprofesi sebagai Kuli Bangunan dengan gaji yang hanya bisa mencukupi untuk makan mereka dalam sepekan.
Sedangkan ibu Bobby sudah tidak bisa lagi untuk melakukan pekerjaan untuk bisa menopang perekonomian keluarga mereka, hal itu di sebabkan karena penglihatannya yang sudah terganggu sejak melahirkan anak bungsunya.
Kini Bobby sudah duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, atau juga di kenal dengan Sekolah Menengah Pertama yang kini di sebut dengan Kelas Delapan.
Walau pun parasnya tidak terlalu tampan, tetapi Bobby sangat di sukai oleh teman perempuan sekelasnya, sebab Bobby adalah anak yang baik dan pintar, serta selalu ramah dengan teman - temannya.
Namun Bobby juga anaknya agak pendiam dan pemalu dengan orang - orang yang baru saja di kenalnya.
Tetapi hal yang tidak terduga dari sifat Bobby tersebut adalah, dirinya tidak boleh marah, sebab jika remaja pria itu marah, tingkahnya akan berubah drastis karena emosinya akan meledak - ledak dan bisa melakukan apa saja yang bisa membahayakan orang yang membuat dirinya marah.
Dani adalah kakak kedua dari Bobby, kini Dani sudah tidak bersekolah lagi, sebab Dani sudah putus sekolah saat masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar.
Dan karena usianya yang berbeda tiga tahun lebih tua dari Bobby sehingga saat ini Dani sudah mulai bekerja juga sebagai kuli bangunan.
Karena kehidupan yang mereka lalui semenjak kecil sangat keras, sehingga tubuh Dani sudah mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Walau pun keduanya adalah kakak beradik, namun tidak jarang juga keduanya bertengkar hanya karena suatu masalah yang sepeleh.
Dani yang sudah terbiasa bekerja sebagai kuli bangunan itu, tentu saja memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan yang Bobby miliki.
Suatu ketika saat keduanya bertengkar, dagu Bobby terkena tinju Dani dan langsung membuat remaja itu ambruk ke tanah.
Saat Bobby merasa sudah bisa untuk kembali bangkit, remaja itu langsung dengan cepat meraih sebuah parang dan langsung mengayunkannya untuk menebas kearah tubuh Dani.
"Aku bunuh kamu!". Teriak Bobby sambil mengayunkan parang yang sudah berada di tangan kanannya itu.
Untung saja reflex Dani sangat cepat, sehingga dirinya bisa melompat mudur dan lolos dari tebasan parang yang di lancarkan oleh adiknya Bobby.
Tidak hanya sampai di situ saja, akan tetapi Bobby masih tetap melanjutkan serangan untuk menebas kakaknya tersebut.
Dani pun langsung berteriak kepada ibu mereka agar bisa untuk mencegah tindakan adiknya itu.
"Bu...Ibu...! Bobby ingin membunuhKu Bu!". Teriak Dani sambil menghindari tebasan parang yang di ayunkan Bobby.
"Bobby!!! Apa yang kamu lakukan itu!?". Teriak ibu keduanya sambil berjalan meraba mencari posisi dimana tubuh Bobby berada.
Dani pun langsung berlari untuk berlindung di belakang ibunya.
Saat posisi Dani sudah berada di belakang ibunya, Bobby langsung menghentikan tindakannya yang ingin menebas kakaknya tersebut.
"Bobby berhenti...!!! Apa yang kamu lakukan itu, bisa membunuh kakakMu!". Bentak ibunya lagi.
"Tidak...!!! Dia harus ku habisi! Agar dia tidak lagi menganggap remeh diriKu!". Ujar Bobby dengan emosi yang masih meledak - ledak sambil mencari - cari cela agar bisa membacok kakaknya.
Mereka berdua mulai mengitari tubuh ibu mereka.
Saat merasa memiliki kesempatan, Dani pun langsung melarikan diri.
Bobby tidak bisa mengejar kakaknya itu.
Saat merasa jaraknya sudah tidak bisa terkejar oleh adiknya, Dani pun berhenti dan kembali menatap ke arah Bobby.
Karena dirinya merasa tidak bisa lagi untuk mengejar kakaknya itu, Bobby pun langsung berbalik ke rumahnya dan memasuki kamar dimana kamar tersebut di tempati oleh mereka berdua.
Setelah sampai di dalam kamar, Bobby langsung mengambil kaos lengan panjang milik Dani yang baru saja dia beli.
Remaja itu pun kembali keluar dari dalam rumah dan berdiri di halaman rumah mereka sambil menunjukkan kaos milik Dani tersebut dan berkata.
"Jika kamu tidak datang kesini, aku akan mencincang kaosMu ini". Bobby pun langsung menjatuhkan kaos tersebut ke tanah sambil bersiap untuk mencincangnya dengan parang yang masih di genggamannya itu.
Melihat hal tersebut, Dani langsung meneteskan air matanya.
Dia menjadi dilema dengan pilihan yang di berikan oleh adiknya itu.
Di satu sisi, kaos itu baru saja di beli dengan hasil jerih payahnya sendiri.
Tetapi di sisi yang lain, dirinya akan di bacok oleh adiknya itu.
Sehingga Dani pun pasrah dengan kaosnya tersebut.
Setelah melihat Dani tidak juga berniat untuk mendekat, akhirnya Bobby mulai mencincang kaos milik kakaknya tersebut.
Kakaknya hanya bisa menangis melihat apa yang di lakukan oleh adiknya itu.
Sejak kecil memang Dani di kenal sebagai anak yang suka membuat masalah dengan teman - teman sebayanya atau pun anak - anak yang lebih muda darinya.
Sehingga, terkadang banyak teman - teman sebayanya tidak mau untuk bermain lagi dengan Dani karena sifatnya itu.
Dani juga sangat lihai jika bertarung dengan tangan kosong, sehingga dirinya sering juga berkelahi.
Namun dirinya sangat takut jika bertarung dan menggunakan senjata tajam.
Sedangkan Bobby sendiri, walau pun sering berlatih teknik bertarung dari setiap film mandarin yang selalu memperagakan teknik ilmu bela diri yang berasal dari negara mereka, serta teknik bela diri yang berasal dari negara jepang, yaitu teknik yang di tampilkan oleh seorang Ninja, tetapi dirinya sering mengalami kekalahan saat bertarung dengan Dani. Sebab Dani memiliki kelebihan di tinjunya.
Walau pun Dani tidak pernah berlatih tinju, tetapi bobot pukulan tinjunya itu sering membuat lawan - lawannya Knock Out saat terkena pukulannya.
***
Beberapa hari kemudian, seperti biasanya hari itu Bobby berangkat untuk pergi ke sekolah.
Saat sudah tiba di sekolah, Bobby pun mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Beberapa jam kemudian, Bel sekolah pun berbunyi, pertanda jam istirahat telah tiba.
Semua murid pun mulai keluar dari dalam kelas mereka masing - masing untuk menggunakan waktu istirahat tersebut.
Ada yang langsung ke kantin, ada yang menuju ke perpustakaan sekolah, dan ada juga yang tetap diam di dalam kelas sambil menikmati bekal yang mereka bawah sendiri dari rumah mereka.
Bobby sendiri langsung bergegas pergi ke kantin dengan bermodal uangnya yang hanya bisa untuk membeli tiga buah gorengan saja.
Saat selesai membeli serta memakan gorengan yang di belinya, Bobby pun langsung segera kembali lagi ke dalam kelasnya.
Teman sekampung yang sangat dekat dan sangat akrab dengan Bobby adalah Vence.
Namun keduanya berada di kelas yang berbeda.
Bobby duduk di kelas 2E, sedangkan Vence duduk di kelas 2G.
Sehingga saat sudah berada di sekolah, keduanya hanya bisa bertemu saat jam istirahat telah tiba.
Saat Bobby sedang berada di dalam kelasnya, teman sekelasnya yang juga adalah seorang altlet tinju yang sudah beberapa kali mengikuti pertandingan untuk kejuaraan daerah itu, tidak sengaja menginjak kaki Bobby.
Namun bukannya meminta maaf, melainkan teman sekelasnya itu tersenyum seakan meremehkan Bobby.
Remaja itu pun tidak terima dengan sikap teman sekelasnya itu.
Bobby langsung pergi dan langsung mengajak teman sekelasnya itu untuk bertarung.
"Ternyata kamu juga terlihat seperti sangat meremehkan diriKu yah!? Bagaimana kalau kita bertarung!? Siapa pun yang kalah jangan pernah untuk melapor kepada guru!". Ujar Bobby kepada teman sekelasnya itu.
Karena menganggap remeh Bobby, dengan cepat temannya itu langsung mengiyahkan tantangan Bobby tersebut.
"Siapa takut! Sebutkan, dimana tempatnya untuk kita bertarung!?". Ujar lawan Bobby dengan sangat bersemangat.
"Berani juga dia menantangMu! Apakah dia belum mengetahui siapa diriMu!?". Kata - kata yang langsung keluar dari mulut salah satu teman yang berada di samping Refli.
Menurutnya, untuk mengalahkan Bobby pasti tidak membutuhkan waktu yang lama, sebab dirinya termasuk atlet tinju yang berprestasi di kelasnya.
Bobby langsung memberitahukan tempat untuk keduanya melakukan pertarungan.
"Mari kita pergi ke area kebelakang sekolah, agar para guru tidak bisa mengetahuinya". Ujar Bobby sambil berjalan menuju ke tempat yang dia maksudkan.
Teman yang menjadi lawannya itu bersama teman - teman yang lain langsung mengikuti Bobby dari belakang sambil berkata.
"Ref! Boleh berapa ronde kemampuanMu untuk bisa menjatuhkannya!?". Tanya salah satu temannya sambil tersenyum.
"Kalian lihat saja, bagaimana aku akan mempermalukan dirinya". Tutur Refli yang menanggapi pertanyaan salah satu temannya itu.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments