Kota Aetherna

"Ada banyak keajaiban Tuhan menunggumu untuk kau syukuri. Jadi, jangan buang energi dan waktumu hanya untuk merenung yang sudah membuatmu patah."

Seminggu kemudian, pesawat berlandas lagi di Bandara Leonardo da vinci, di Fiumicino. Pesawat itu di isi beberapa penumpang asal Indonesia, termasuk Alina. Dengan satu tarikan nafas, dia meyakinkan diri mampu menjadi pengembara muslimah yang bisa merubah dunia lewat tulisannya.

Terminal kedatangan, ada Wanda sudah menunggu, lambaian tangan dari jauh ia layangkan pada  sahabatnya itu. Alina berlari kecil sembari mendorong dua kopernya. 

"Welcome to italia, Alina .." ucap Wanda seraya  memeluk Alina. Kedua perempuan berhijab itu saling melepas rindu karena setahun tidak bertemu.

"Kangen, kita lama banget baru ketemu," ujar Alina.

"Iya, kamu 'kan tidak boleh lagi hang out begitu saja, ayo kita ke apartment," ajak Wanda meraih satu koper Alina untuk ia bawa.

Mereka memasuki taksi yang sudah di pesan oleh Wanda, laju taksi begitu pelan, itu karena instruksi dari Wanda agar temannya bisa menikmati Kota Roma.

Kota Komune khusus di ibu kota Italia dan regioni Lazio. Kota yang membentang lebih dari dua ribu lima ratus tahun, juga di juluki 'Roma Aetherna' atau Kota abadi itu memang tak melepaskan sejarah romawi kuno yang mengagumkan setiap pasang mata. Kota yang juga menyimpan manusia yang ukirannya nyaris sempurna, berhidung lancip dan bola mata biru.

Alina bak tak berkedip melihat momen indah yang tak asing baginya itu. Meski negara ini minoritas Islam, namun dia yakin negara ini cukup menghargai perbedaan, buktinya Wanda sudah bertahun-tahun tinggal di kota yang juga di juluki 'Caput Mundi' atau Ibu Kota Dunia.

"Sangat indah 'kan?" tanya Wanda.

"Iya, tapi Indonesia lebih menang bila di bandingkan pemandangan alam," sahut Alina.

"Oh itu jelas, Indonesia nusantara kita memang sempurna," tambah Wanda.

Alina tersenyum, dia kembali lagi mengarahkan pemandangan ke setiap bangunan menjulang tinggi. Belum apa-apa, sudah tercetus inspirasi untuk di jadikan sebuah tulisan, segera dia mengambil buku catatan kecil di saku jaketnya. 

"Wah, kayaknya udah cair nih, otak Alina memang hebat, jadi manfaatkan kesempatan ini untuk bersinar," ujar Wanda menyemangati.

"Makasih ya, Wanda. Mohon doanya moga aku bisa mengikuti jejak kamu," ucap Alina.

"Ah, aku tahu, kamu pasti lebih hebat, kamu lebih cerdas saat di sekolah dari aku," tambah Wanda mengenang.

Alina melanjutkan kembali menuangkan ide-ide di atas kertas biru itu. Kalimat Wanda jadi vitamin tersendiri baginya. Sembari menulis, ada rasa rindu tiba-tiba menyeruak di hatinya, tentu itu buat putranya Afif, matanya mulai sembab, Alina mendongakkan wajah agar air mata itu tak lolos jatuh begitu saja. Baru sehari tak bertemu Afif, dia sudah merasa kalah yang memang harus berjuang demi anak semata wayangnya itu.

"Kamu kenapa, Alina?" tanya Wanda.

"Gak, cuma sembab aja," kelik Alina seraya membenarkan pandangannya.

Wanda menggeleng, dia tahu sahabatnya itu sedang merasa sedih, usapan lembut ia berikan di bahu Alina.

"Kamu yang sabar, ya. Kamu harus bangkit dari semua masa lalu buruk itu, demi Afif," ucap Wanda memberi suplemen penyemangat lagi. 

"Iya, aku selalu menyakinkan diri seperti itu, terima kasih sudah membantu aku di masa sulit ku seperti sekarang ini," kata Alina dengan luapan kesyukuran.

"Alina, dunia di ciptakan untuk kita tafakkuri, bukan daratan yang membuat kita tidak nyaman, melainkan isinya yaitu sebagian cara ummat yang bersikap, jangan pernah lelah melihat kebesaran Allah hanya karena rasa sedih mendera, bumi bulat akan terus berputar, kehidupan pun juga akan berputar," tutur Wanda penuh hikmat.

Alina bertepuk tangan, dia sudah memancing Wanda lagi mengeluarkan alunan kata pamungkasnya, indah juga penuh pesan motivasi.

"Kamu hebat Wanda, aku kagum!"

"Sudahlah, lihat pemandangan di depan kita nanti, akan ada sesuatu yang menakjubkan," sergah Wanda.

Jarak seratus meter di lewati, air mancur Trevi nampak di mata Alina. Yang biasanya hanya ia lihat di gambar, kini nyata di ujung matanya.

 

"Masya Allah," ucapnya.

"Besok kamu harus memberanikan diri ke sana sendiri, aku akan memberikanmu peta Roma, telusuri kota ini sebelum minggu depan kamu ke Praha," papar Wanda.

Alina mengangguk, dia tahu ini akan berat, namun bukankah ini sudah impiannya sejak kecil, ingin berkeliling dunia mencari keajaiban Tuhan.

*********

Di belahan bumi lainnya, ada Aufar yang datang ke rumah Bu Ningrum, dia berniat menemui Alina juga anaknya, Afif. Membawa bunga dan beberapa mainan, Aufar berdiri di teras rumah sederhana itu seraya mengucap salam.

Ada Bu Ningrum keluar membawa Afif, sebenarnya sulit untuk menjamu mantan menantunya itu, tetapi mengingat kebaikan Aufar saat masih berstatus menantunya, Bu Ningrum berusaha berdamai dengan rasa kecewanya.

"Bu, ini mainan dan beberapa sesuatu untuk Afif," ujar Aufar.

"Terima kasih, Afif pasti suka," sahut Bu Ningrum.

Keduanya duduk di teras, Aufar memangku putranya melepas rindu. Tetapi mata pria berdarah sunda itu melirik ke dalam rumah mencari keberadaan Alina.

"Bu, maaf, Alina mana?" tanya Aufar.

Bu Ningrum hanya diam, dia tak ingin menjawab pertanyaan bila itu menyangkut anaknya. Aufar sudah menyakiti Alina, mengkhianati, tak perlu lagi pria itu menanyakan keberadaan ataupun kabar tentang anaknya. Karena tak mendapat jawaban, Aufar mengerti maksud mantan ibu mertuanya itu.

"Bu, dari hati kecilku, aku minta maaf dengan semua yang telah terjadi, aku sangat menyesal .." ucap Aufar penuh rasa bersalah.

"Sudahlah, nak, kamu jangan ulangi lagi di istri kedua kamu, biarkan Alina juga menemukan kehidupan barunya," kata Bu Ningrum.

Aufar terhenyak, dia menelaah kalimat Bu Ningrum tentang kehidupan baru Alina yang di maksud. 

"Memangnya Alina kemana, Bu?" tanya Aufar penasaran.

Lagi-lagi dia tak mendapat jawaban dari Bu Ningrum. Aufar mengingat tentang status Wanda yang mengatakan bahwa Alina akan ke Praha untuk menjalani tugas kepenulisannya. Wajah Aufar berubah haluan, tadinya cerah kini mendung tak bergairah, sejauh itukah Alina dengannya, berani meninggalkan Afif yang masih kecil hanya demi impian yang sudah ia lama putuskan sebelum ia menikahi Alina.

"Kenapa Alina meninggalkan Afif yang masih kecil, Bu?" protes Aufar.

"Itu tidak masalah, lagi pula aada aku neneknya menjaga, di sana Alina menggapai impiannya kembali, demi mencarikan nafkah untuk Afifi juga," papar Bu Ningrum.

"Tapi tetap saja, dia sudah meninggalkan kewajibannya, Afif masih butuh perhatian seorang ibu, Alina sudah lari dari tanggung jawabnya," tutur Aufar kesal.

By Ningrum menggeleng jengah, mantan suami anaknya itu memang pribadi egois, mau di dengar sendiri tanpa menerima suara hati seseorang, mana mungkin Alina yang begitu cerdas hanya berdiam diri di rumah menunggu penafkahan yang bekum tentu cukup dari Aufar, ah, menjengkelkan Aufar ini, batin Bu Ningrum.

 

"Aufar, selama menikah denganmu Alina selalu banyak mengalah, dia mengabdikan diri sepenuh hati, menjadi ibu rumah tangga yang baik, menguburkan semua mimpinya, tapi apa balasannya? kau melihat anakku dengan sebelah matamu, kau lupa anakku itu perempuan yang berprestasi, dia juga memiliki cita-cita, cukup Aufar, jangan usik hidup anakku!"

 

Ketegasan Bu Ningrum menciutkan nyali Aufar,  dia menundukkan wajah, dia tahu, Alina bukan lagi miliknya, tak perlu ia mengatur sedemikian rupa menuruti keinginannya. Tetapi tetap saja, perasaan itu masih sama, ingin rujuk pada ibu kandung Afif itu.

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

laki2 ga tau diri. cih

2022-11-22

0

AdeOpie

AdeOpie

buat Wanda dan Alina jangan lagi berteman di medsos dengan Aufar biar dia ngga kepo tentang kehidupan Alina yang baru Thor

2021-11-20

0

Emi Wash

Emi Wash

denger tuh omongan mantan bumer mu tuh....kurang apa coba alina dimatamu....tapi apa balasan yg dia dapat "pengkhianatan"....
jangan kepo aufar...dah hidup masing2...

2021-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!