"Pasien sudah siuman dan ingin bertemu dengan anggota keluarganya" Kata suster yang ke luar dari ruangan Hans
Mendengar ucapan Suster itu, Vir dan ibunya yang tengah melamun sontak berbalik ke arah sumber suara.
"Apa kami berdua boleh langsung masuk?" tanya Melinda.
"Boleh bu, silahkan!"
Melinda dan Vir pun bergegas masuk ke dalam ruangan
"Ayah.." Melinda langsung memeluk tubuh suaminya yang terbaring di branker rumah sakit.
"Bu..Vir.." Suara Hans terdengar berat dan lamban " Mungkin waktu Ayah tidak lama lagi" Ujarnya dengan nafas memburu
"Ayah jangan seperti ini, hiks.."
"Hikkks..Maafkan aku, Vir banyak salah! Aku janji aku akan menuruti semua keinginan Ayah asalkan Ayah jangan seperti ini, Ayah harus janji untuk tetap bertahan, Ayah pasti sembuh" Spontan kata kata itu keluar dari mulut Vir, tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan Ayahnya, Walaupun hubunganya dengan Hans terbilang renggang namun ia tidak ingin terjadi sesuatu pada pria paruh baya itu, ia masih sangat menyayangi Hans sebagai Ayahnya walaupun mereka sering bertentangan
Vir menyesal karena sudah menyebabkan Ayahnya seperti ini.
Hans tersenyum mendengar ucapan putra bungsunya
"Kalau begitu biarkan Ayah bahagia diakhir hayat Ayah, agar Ayah bisa pergi dengan tenang Vir. Ayah hanya ingin melihat mu menikah dengan Aileen, maka aku akan sangat bahagia karena tidak lagi menanggung malu dan rasa bersalah pada oma dan opa mu! Ayah yakin mereka juga pasti sagat bahagia, karena ini adalah keinginan mereka" Ujar Hans
Dengan berat hati Vir pun menyetujui Semuanya, dia tidak ingin menyesal lebih dalam jika terjadi sesuatu pada Ayahnya.
"Baik, Vir mau! tapi dengan satu syarat..."
Apa aku tidak salah dengar? baru kali ini Vir mau menuruti permintaan ayahnya.. Bahkan dulu ia sama sekali tak perduli dengan kondisi Ayahnya ketika diminta untuk meneruskan Perusahaan... Melinda tersenyum haru melihat Putra dan suaminya kembali akur
"Apa Vir, katakan syaratnya!" Ucap Ayah yang langsung bersemangat.
"Aku menyetujui pernikahan ini, tapi dengan syarat setelah menikah aku dan dia akan tinggal berdua saja!"
"Tentu, kalian bebas memilih itu" Hans tersenyum sumringah "Katakan kau mau tempat tinggal yang seperti apa, biar Ayah siapkan"
"Ayah tidak perlu repot-repot untuk itu, aku punya rumah di Cluster Magnolia. Setelah menikah kami akan tinggal disana" Ujar Vir dengan tatapan datar dan dingin. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba menurut.
Ayah dan ibu saling pandang dan langsung memeluk tubuh putranya itu, mereka bahagia mendengar keputusan Vir.
Senyum merekah terpancar dari sudut bibir Vir, ia pun membalas pelukan dari Ayah dan Ibunya.
.
.
.
Seorang Pria tengah duduk termenung di kursi taman, tatapannya teduh nan dingin namun tak mengurangi ketampanan di wajahnya. Asap mengepul dari bibir sexy itu. Jika dilihat seperti ini ia terlihat sangat keren, tubuh atletis dan bidang membuat setiap wanita yang melihatnya serasa terpanggil untuk memilikinya. Dengan rambut acak-acakan seperti ini saja dia masih terlihat sangat tampan.
Ia menunduk dan kembali menyesap sebatang rokok yang terselip diantara jarinya, ia mendongak menghempaskan kepulan asap keluar dari mulutnya. Ia melakukannya berulang kali hingga rokok itu benar-benar habis dan hanya menyisakan ampas.
"Huhhhh...."
Vir menghembuskan nafas kasar, ia mendongak menatap langit malam yang bertaburan bintang...
Kenapa hidup ku selalu seperti ini? Aku punya banyak teman namun aku selalu merasa kesepian..Belum lagi orang tua ku yang selalu memaksakan kehendaknya untuk di turuti..
Kapan mereka berhenti mengekang ku, seolah aku ini anak ayam yang tak bisa apa-apa tanpa induknya.
Aku bahkan sangat mencintai Fia tapi kenapa mereka malah memaksa ku menerima perjodohan ini....
Begitu lah suara jerit batin Vir yang mengutuki keadaan.
"Haissshhh, apakah hidup akan selalu serumit ini" Dengusnya sambil menendang kaleng soda yang barusan dilemparnya
Ia kembali mengingat saat Vino menelponnya siang tadi ketika masih berada di halaman Cafe.
Flashback On
Vir yang baru saja keluar dari Cafe, sangat kesal kepada Dito..
Namun tiba-tiba saja handphone nya berdering
"Ada apa kau menelpon ku?"
"Haiss adik ku, kau selalu saja seperti ini... Ayolah Vir aku ini saudara mu, apa kau tidak bisa lebih menghargai ku?"
"Cih.." Vir tersenyum sinis mendengar omongan Vino
"Kau dan keluarga mu itu sama saja, kalian selalu haus penghargaan tapi tak bisa menghargai orang lain" Gumam Vir malas mendengar ocehan sang kakak
Vino hanya tersenyum dari balik telpon. Ia selalu dibuat gemas dengan tingkah Vir, ia sendiri tahu Ayah dan ibunya terlalu keras pada adiknya itu hingga sikapnya jadi seperti ini.
"Hey apa kata mu?? Apa kau mengatai Ayah dan Ibu? bukankah dia juga Keluarga mu?"
Ya mereka bukan Keluarga ku, mereka Keluarga mu, buktinya kau selalu jadi anak emas..
Vir memutar bola matanya malas
"Huhhh, Sudahlah jangan basa-basi. Ada apa menelpon ku? Apa Ayah menyuruh mu untuk membujuk ku?" tebak Vir "Dengarkan Aku Jevino, Katakan pada mereka sampai kapan pun aku tidak akan menerima perjodohan itu..."
"Apa kau ingin agar Ayah kita cepat mati Vir? Apa kau ingin orang yang kita sayangi sekali lagi meninggalkan kita seperti oma dan opa?" Ucap Vino yang memotong perkataan adiknya
Vir menarik nafasnya dalam, ia kembali mengingat kejadian dimana opa dan omanya meninggalkan mereka, saat itu ia dan Vino benar-benar terpuruk. Apalagi hanya opa dan omanya lah yang selalu membelanya ketika Ayah memarahi Vir.
"Jangan bertele-tele, cepat katakan apa maksud mu"
"Oke baiklah, Arshaka Virendra dengarkan aku sebagai kakak mu. Aku mohon kepada mu jangan mengecewakan Ayah untuk yang kesekian kalinya. Kau tahu jantungnya kumat karena penolakan mu tadi, Kata ibu dia dilarikan ke rumah sakit.. Ibu menghubungi mu tapi kau tidak mengangkatnya" Jelas Vino dari balik telpon, membuat Vir hanya terdiam.
Ini yang kesekian kalinya ia menyebabkan Ayahnya masuk rumah sakit. Benar-benar pembangkang. Umpatnya pada diri sendiri
"Halo..Vir apa kau mendengarkan ku?"
"Hmmmnt" sahut Vir yang masih bergelut dengan lamunannya
"Vir aku mohon sekarang temui Ayah, kasihan dia. Kau tahu aku ini jauh, siapa yang akan menemani ibu jika terjadi sesuatu pada Ayah.
Aku mohon penuhi permintaan Ayah, aku tahu kau sudah memiliki kekasih, tapi apakah baik menjalani hubungan tanpa restu dari orang tua? Asal kau tahu, seandainya aku bisa menggantikan mu untuk melaksanakan perjodohan ini mungkin aku akan melakukannya untuk mu. Tapi apa, itu tidak mungkin karena ini sudah pesan dari opa, Apa kau juga ingin opa kecewa pada mu..!"
Entah mengapa mendengar wejangan dari Vino, hati Vir sedikit luluh.
"Baiklah, aku akan temui Ayah"
Panggilan pun terputus..
Dasar adik tidak ada akhlak..
Vino tersenyum, walaupun ia tahu terkadang Vir iri kepadanya karena Ayah dan Ibu yang selalu membelanya. Namun ia tahu bahwa adiknya itu sangat menyayanginya begitupun sebaliknya.
"Ini hanya sebuah kesalah pahaman Vir, suatu saat kau akan mengerti. Aku menyayangimu adik ku"
Flashback Off
"Argggghhhhh....." Vir mengusap rambutnya kasar.
"Vir!" Suara seorang wanita dewasa mendekat ke arahnya
Vir berbalik, ia tersenyum melihat ibunya yang mendekat
"Apa kau menyesal menerima perjodohan ini?" Mama mengusap lembut rambut putranya
Vir tersenyum seraya menggeleng, entah mengapa ia tak bisa berkata jujur.
Melihat wajah ceria sang ibu seolah membuatnya bungkam dan menyimpan kekesalannya dalam hati.
Namun di sisi lain ia juga bahagia, berkat menerima perjodohan ini, hubungannya dengan Ayah dan Ibunya sedikit lebih hangat dan membaik dibanding hari-hari sebelumnya
"Terimakasih karena kembali menjadi anak yang patuh" Ibu memeluk tubuh Putranya
"Kau tahu, Aileen itu wanita baik-baik. Kau tidak akan menyesal menikah dengannya"
Huuuh Keluarga itu benar-benar sudah meracuni pikiran Keluarga ku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
hanakirey
d jodohkn waktu di RS 🥺
2022-08-21
0
Wie Yanah
awal yg bgs vir
2022-02-25
1
Idarmawaty Halawa
kasihan juga vir tapi demi kebaikan nya juga
2022-01-05
1