EPISODE 05

**HAPPY READING**

Kerajaan Garazelon adalah kerajaan yang memiliki ikatan keluarga atau mungkin sekutu kerajaan Gazianor. Kerajaan ini juga merupakan satu-satunya kerajaan yang sulit ditaklukan oleh bangsa virtucal esse. Kerajaan Garazelon tidak mampu membantu kerajaan Gazianor saat diserang, karena saat itu mereka juga telah diserang secara dua arah oleh bangsa virtucal esse.

Dan kini, penguasa baru dari kerajaan Garazelon adalah Alexus Stefanos. Pria yang dulu telah bertunangan dengan putri pertama dari kerajaan Gazianor. Namun pertunangan itu terpaksa hancur ketika sang putri dinikahi oleh musuhnya sendiri. Kini Alexus berniat merebut kembali wanita yang sudah sangat ia cintai itu dan juga membalikkan posisi Gazianor seperti sedia kala.

"Kirim mata-mata untuk memastikan kondisi, Athera-ku, " ujar Alexus.

"Baik, Yang Mulia."

Pria itu telah kembali ke kerajaan beberapa jam yang lalu. Pria itu meremas rambutnya kasar setelah memberi perintah pada pengawal setianya: Lois.

"Aku melukainya," sambung Alexus dengan suara berat, jemarinya tidak berhenti meremas rambutnya. ia masih ingat betul ketika pedangnya yang ia arahkan pada Regaz justru mengenai Athera.

Lois mendekati Alexus sambil menyentuh pundak tuan sekaligus sahabatnya itu. "Itu bukan salah anda. Putri Athera sendirilah yang bergerak melindungi Regaz."

Alexus hanya mendesah kasar kemudian menggeleng pelan, ia masih tetap menyalahkan dirinya. Jika Athera kenapa-kenapa ia rela mengorbankan nyawanya sebagai pergantian minta maaf.

Lois menarik tangannya dari pundak Alexus. Pria yang berstatus sebagai raja garazelon ini hanya akan terlihat lemah jika menyangkut Athera. Alexus adalah pria yang tidak suka disentuh wanita lain kecuali Athera. Tatapan Athera selalu membawa kenyaman bagi hati Alexus walaupun Athera tidak pernah tersenyum pada siapapun bahkan Alexus tidak pernah marah ketika di hari pertunangannya Athera menolak dirinya dengan mengatakan bahwa Alexus bukanlah tipenya, tapi tetap saja Alexus mampu bersikap lembut, padahal itu sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang hampir sama dengan Regaz.

"Athera, maafkan aku," lirih Alexus dan Lois hanya mampu menatap nanar Alexus.

***

Regaz yang dulunya melirik kediaman Athera saja enggan, justru kini rajin mengunjungi kediaman Athera untuk sekedar menanyakan kondisi wanita itu. Sudah tiga hari berlalu dan Regaz belum mendapati kabar bahwa Athera telah sadar.

Regaz jadi merasa berhutang budi pada Athera. Kalau bukan karena Athera, mungkin saat itu pedang telah menghunus jantungnya. Walau pun begitu Regaz tetap saja memiliki rasa dendam pada bangsa gazianor. Yang ia miliki saat ini hanyalah rasa hutang budi nyawa pada Athera. Hanya pada Athera, bukan pada bangsa gazianor maupun keluarga wanita itu.

Regaz juga telah memberikan Athera perlindungan yang ketat lalu kediaman Athera yang awalnya senyap kini telah di penuhi para pelayan, tabib bahkan beberapa orang pengurus istana untuk Athera sedangkan Retha menjadi kepala pelayan khusus permaisuri.

Dan ini adalah hari ke-empat. Di mana Regaz kembali mengunjungi kediaman Athera.

"Bagaimana kabarnya?" tanya Regaz pada Retha.

Retha menunduk hormat, tidak berani mendongkak menatap manik kelam mengerikan milik Regaz.

"Permaisuri, telah sadar sejak tengah malam kemarin," jawab Retha.

Perlahan Regaz menghela napas lega kemudian berjalan menuju kamar Athera. Regaz melarang siapa pun masuk kecuali dirinya. Pintu dibuka perlahan dan Regaz malah mendapati Athera masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi hingga setengah dari wajahnya.

Regaz memilih duduk di sisi ranjang Athera kemudian menarik perlahan selimut Athera hingga hanya sebatas dada.

"Cantik," batin Regaz

Tentu saja Regaz tidak bisa  menyangkal bahwa Athera begitu cantik apalagi ketika tertidur. Perlahan jemari Regaz bergerak untuk menyentuh wajah Athera namun Regaz tersentak ketika dengan gerakan cepat tangan Athera menahan tangan Regaz. Perlahan Athera membuka matanya hingga bersitatap dengan manik kelam Regaz. Mereka saling pandang dalam waktu yang cukup lama.

"Kau mau apa?" tanya Athera dingin.

Regaz menarik tangannya dari tangan Athera kemudian menatap dalam Hazel indah Athera. "Melihat kondisimu."

"Kau peduli?"

"Hanya kasihan," jawab Regaz enteng.

Athera mengalihkan tatapannya ke samping kemudian berdecak sebal dan entah mengapa Regaz justru mengulas senyum tipis.

"Apakah lukamu masih sangat terasa sakit?" tanya Regaz.

"Apakah dia mencoba sok peduli?"

Athera kembali menatap Regaz, kalau dipikir-pikir ternyata Regaz memiliki wajah begitu tampan belum lagi tubuhnya yang sangat atletis, dan jangan lupakan bahwa Regaz memiliki tatapan serta bibir yang sexy menurut Athera.

"Aku bertanya padamu, kenapa kau malah menatap wajahku?"

Athera tersadar dari lamunannya kemudian langsung bangun hingga ia meringis keras karena baru sadar bahwa lukanya di punggung belum terlalu sembuh, Athera refleks mengalungkan kedua tangannya pada leher Regaz agar ia tak langsung kembali tidur di kasur hingga punggungnya tertekan karena tiba-tiba terjatuh lagi ke kasur, setelahnya ia bangun dengan posisi tubuh setengah terduduk di samping Regaz yang duduk di sisi kasur.

Regaz menahan napasnya ketika hidungnya dengan hidung Athera saling bergesekan terlebih lagi jarak antara wajah mereka sangat tipis.

Mata mereka saling beradu, perlahan tangan Regaz menyentuh pinggang Athera.

Athera menahan nafasnya kala napas hangat Regaz yang beraroma mint menyeruak bebas dalam penciumannya. Pria itu mulai mengikis jarak antara wajah mereka dan beberapa waktu kemudian Athera memejamkan matanya ketika bibir Regaz menempel lembut pada bibirnya. Mereka berciuman. Regaz melakukannya dengan lembut dan ini adalah ciuman pertama Regaz begitu pun bagi Athera.

Regaz ikut memejamkan matanya, kemudian melepaskan pangutannya pada bibir Athera.

"Berbaringlah lagi, jangan terlalu banyak gerak," ujar Regaz kemudian membaringkan tubuh Athera ke kasur dengan lembut, kemudian pria itu langsung beranjak dari sana dan pergi begitu saja, berbeda dengan Athera  yang hanya diam seperti sebuah manekin, wanita itu langsung menyentuh dadanya. Wajahnya sudah bersemu merah.

"Sialan! Aku terbawa suasana!"

Lalu di tempat lain, di sebuah penjara bawah tanah milik kerajaan virtucal esse. Tier kini tengah menyidak salah seorang pemberontak yang berhasil ditangkapnya. Setelah membawanya kemari, kini ia menggeledah si pemberontak yang ia tangkap dan akhirnya Tier menemukan papan kayu dengan simbol sebuah klan, simbol kerajaan gazianor. Tier tidak percaya bahwa bangsa Gazianor adalah pelaku di balik pemberontakkan ini. Hari ini Tier telah memanggil Regaz untuk menemui pemberontak ini di penjara namun rajanya itu belum kunjung datang karena tadi rajanya ingin pergi menanyakan keadaan Athera. Ah, sungguh bahagia jika melihat Regaz sedikit melunak pada Athera. Tier sangat menghormati Athera, karena wanita itu juga sangat baik padanya (Sebelum Athera dulu bertukar nasib dengan Athera yang sekarang).

"Dimana orang itu?"

Tier beserta pengawal lainnya terlonjak ketika kehadiran Regaz tidak mereka sadari. Mereka menunduk hormat pada Regaz.

Tier menggerakkan tangan kanannya kemudian memperlihatkan orang yang kini tengah dirantai kedua tangan serta kakinya.

Regaz mendekati orang tersebut dengan tatapan penuh intimidasi bahkan Tier pun bergidik ngeri melihatnya.

"Aku hanya akan bertanya sekali. Jika kau tidak menjawabnya dengan jujur maka lidahmu akan kupotong saat ini juga," ujar Regaz dengan tangan yang mencengkram kuat rahang pria itu. Rasanya tulang rahangnya akan remuk hingga orang itu meraung kesakitan.

Orang itu mengangguk hingga Regaz tersenyum puas kemudian ia melirik Tier untuk memberikan papan kayu bersimbol bangsa gazianor itu.

"Katakan dengan jujur, siapa yang memberimu ini?"

"Tentu s-saja itu m-milikku. Ak-aku orang Gazianor, dan aku turun at-tas perintah tersembunyi permaisuri Arthera," jawab orang itu dengan terbata.

Regaz menggeram tertahan kemudian berujar dingin tanpa niat mengalihkan tatapannya pada pria yang ada di hadapannya. Tangan kanannya terjulur pada Tier. "Berikan aku belatimu, Tier."

Pria itu langsung membelalak ketika Regaz memintai Tier sebuah belati dan kini belati itu telah berada di genggaman Regaz. Pria itu menangis ketakutan ketika Regaz dengan paksa mencoba membuka mulutnya.

"Jangan potong lidahku, Yang Mulia! Aku hanya mengikuti perintah dari Selir Yuen untuk menjebak Permaisuri!" ujar orang itu spontan kemudian ia langsung menyadari perkataannya dan menunduk takut.

Regaz tersenyum sinis, ia sudah menduga bahwa Athera bukanlah pelakunya. Itu bisa terbukti ketika Athera melindunginya dari orang-orang itu, belum lagi Athera tak akan memberi perintah ketika dirinya saja tidak mampu berjalan setelah dicambuk 20 kali pada saat itu. Namun Regaz masih sedikit terkejut ketika selir Yuen yang melakukannya. Regaz masih perlu menyelidiknya, apakah selir Yuen hanya mengutus satu orang untuk mengaku bahwa ini adalah rencana bangsa gazianor atau mungkin ialah yang memimpin pemberontak ini. Karena dari pakaiannya saja Regaz bisa menebak bahwa pemberontak sebenarnya tidak mengenakan pakaian seperti ini, tapi tidak ada yang tahu trik dari sebuah kejahatan hingga Regaz harus menyelidiknya kembali, kemudian memberi hukuman pada selir Yuen.

PLAK!

Regaz bangkit setelah menampar orang itu dengan sangat keras hingga pingsan.

Regaz berdiri di hadapan Tier. " Biarkan dia hidup. Orang ini harus bersaksi untuk sidangku nanti."

"Baik, Yang Mulia." Tier menunduk dengan senyum simpul diikuti pengawal lainnya dan Regaz berlalu begitu saja.

"Yang Mulia," panggil Tier sembari menoleh ke belakang untuk melihat Regaz.

Regaz menghentikan langkahnya kemudian menatap Tier dengan tatapan bertanya.

"Bibir anda sedikit bengkak, apakah anda baik-baik saja?" tanya Tier.

Tubuh Regaz menegang, sekelebat bayangan akan ciumannya tadi bersama Athera terlintas begitu saja, kemudian ia menatap Tier dengan tajam.

"Pertanyaan macam apa itu?! "batin Regaz.

"Sebaiknya fokus pada pekerjaanmu!" ketus Regaz dan berlalu begitu saja.

Tier langsung melempar pandang pada para pengawal di belakangnya.

Tier menunjuk dirinya sendiri kemudian menampilkan eskpresi bodohnya. "Apakah aku salah jika mengkhawatirkannya?"

Para prajutit menggeleng kaku kemudian saling menatap satu sama lain. Sepertinya Tier terlalu polos hingga tidak tahu apa yang terjadi pada bibir Regaz. Hanya dengan melihat ekspresi serta bekas lipstik samar pada area sekitar sudut bibir Regaz, tentu saja orang dewasa langsung paham jawabannya.

Tier mengangguk kemudian mengedikkan bahunya acuh.

"Sepertinya bibir yang mulia membengkak karena menabrak sesuatu atau mungkin memakan sesuatu yang pedas," gumam Tier.

**BERSAMBUNG**...

Terpopuler

Comments

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

atau mungkin tersengat lebah? /Facepalm/

2024-12-07

0

Ayu Sari

Ayu Sari

mungkin digigit semut tier atau kejefot tiang hedeh si tier ini ada"aja

2024-08-07

0

Abhyta Wilanda

Abhyta Wilanda

ngakak...,🤣🤣

2023-05-27

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 68 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!