"Nan.. jangan - jangan.. ini arti dari mimpi - mimpi kamu selama ini?" ujar Anita terkejut.
"Maksud kamu Nit?" tanya Kinan bingung.
"Dia memang jodoh kamu, walau tertunda. Mungkin mimpi kamu itu adalah petunjuk yang diberikan Allah" sambung Anita.
"Nit kamu tau kan bagaimana perasaan aku padanya? Hanya ada rasa sakit Nit. Bagaimana aku bisa menikah kalau aku masih merasa sakit hati?" tanya Kinan frustasi.
"Aku tau Kinan bagaimana perasaan kamu. Pasti sakit banget pernikahan kamu yang tinggal dua bulan di batalkan, malah dia menikah di tanggal itu dengan pacarnya" jawab Nita.
Setiap mengingat itu hati Kinan memang masih sakit. Dia benar - benar tidak menyangka Refan setega itu. Tanggal pernikahan mereka yang direncanakan oleh keluarganya malah dijadikan Refan sebagai tanggal pernikahannya dengan pacarnya lima tahun yang lalu.
Kinan menarik nafas panjang, ingin melupakan semua.
"Tapi Nan.. kamu percaya gak yang namanya jodoh, pertemuan dan maut sudah di tetapkan Allah. Kalau kamu memang jodoh Refan ya mau lima tahun lalu, mau sekarang atau mau lima tahun yang akan datang itu pasti akan terjadi Nan. Seberapa kuat kamu menolaknya dia akan datang kepada kamu" nasehat Nita.
"Nit aku bisa pinjam bahu kamu" pinta Kinan sedih.
Anita langsung memeluk Kinan, dia tau saat ini Kinan sedang sedih dan ingin menangis. Kinan terisak dalam pelukan sahabatnya.
"Jujur Nit, aku ingin banget menolaknya. Aku ingin melupakannya dan menghapus namanya dalam ingatanku. Mengapa dia datang lagi Nit dan disaat status aku dan dia sekarang sudah sendiri? Aku tau tidak akan mudah untuk menolaknya. Aku rasa itu akan sulit. Apakah aku gak bisa menjalani hidup ini berdua saja dengan Salman. Apakah Salman harus mendapatkan sosok ayah dalam hidupnya. Apakah Refan bisa menerima Salman dan menjadi ayah yang baik untuknya. Aku tidak yakin Nit. Menerima aku saja, aku rasa dia tidak mau apalagi menerima anakku" ucap Kinan sambil terisak.
"Naaaan sabar... pasrahkan semua kepada Allah" Anita mencoba menghibur Kinan.
"Apalagi Ibu mengatakan kalau dia mempunyai seorang putri yang baru berumur dua bulan Nit. A.. aku tidak bisa egois menolaknya begitu saja. Bayi itu sangat kecil. Mengapa dia yang dijadikan alasan atas pernikahan kami. Di tambah lagi karena amanah Bapaknya. Mengapa ini terjadi padaku Nit. Aku.. aku.. ingin sekali menolaknya tapi aku tidak punya kekuatan untuk menolak permintaan orang tuaku" ungkap Kinan.
"Kinaaaan.. Yakinlah Allah membuat cobaan ini untuk kamu karena kamu sanggup menjalaninya. Allah punya rencana lain atas pernikahan kalian. Mungkin Allah menyuruh kalian untuk belajar berumah tangga dengan orang lain dulu agar saat kalian bersatu kalian sudah mempunyai bekal untuk menjalani rumah tangga berdua" Anita memberikan nasihat yang entah mengapa bisa di terima fikiran dan hati Kinan.
Tangis Kinan kini mulai reda, dia sudah menghapus air mata yang menetes di pipinya.
"Apakah bisa seperti itu ya Nit?" tanya Kinan polos.
"Hanya Allah yang tahu, aku hanya berfikiran secara logika saja Nan. Mencari apa hikmah dari permasalahan kamu dan berusaha husnudzhon dengan rencana Allah pada hidup kamu" jawab Anita.
"Terimakasih Nit, kamu sudah memberikan aku sedikit pencerahan setidaknya aku tidak lagi terlalu berfikiran buruk kepada Allah" ucap Kinan.
"Istighfar Kinan. Kita tidak boleh mempunyai fikiran seperti itu. Bukannya sudah jelas tercantung dalam sebuah hadist, 'AKU seperti apa yang di fikirkan umatKU'. Jadi fikirkan aja yang baik - baik agar kebaikan juga yang datang untuk kamu" nasehat Anita.
"Iya Nit, aku akan mengingat nasehat kamu. Sekali lagi terimakasih ya Nit" ucap Kinan.
"Jadi apa rencana kamu ke depan?" tanya Anita.
"Aku ingin meminta kepada Ibu dan Bapak untuk membuat pertemuan antara aku dan Refan. Aku tidak ingin menanyakannya langsung kepada Refan, apa alasannya mau menerima perintah Ibunya untuk melamarku lagi?" jawab Kinan.
"Bagus itu. Trus kamu akan menerimanya pada saat itu juga?" tanya Anita lagi.
"Tidak.. setelah mendengar penjelasan Refan baru aku meminta waktu untuk memikirkan keputusanku. Aku akan shalat istikharah meminta petunjuk kepada Allah, semoga Allah memberikan jalan yang benar untuk hidupku" balas Kinan.
"Kamu memang sahabat terbaikku. Aku sangat salut kepada kamu Kinan. Cobaan dalam hidup kamu sangat berat dan datang secara bertubi - tubi. Baru saja enam bulan suami kamu meninggal tapi kami bisa bangkit kembali. Kini kamu mendapatkan cobaan lagi dengan datangnya kembali sosok pria yang dulu pernah menyakiti kamu dan dia datang untuk melamar kamu kembali. Aku yakin kali ini juga kamu pasti akan bisa melaluinya. Yakinlah hanya kepada Allah" ucap Anita mencoba meyakinkan Kinan.
"Iya Nit, InsyaAllah aku akan kuat" jawab Kinan.
"Sudah mau maghrib, kita pulang yuk. Anak - anak juga sudah puas bermain" ujar Anita.
"Iya, yuk kita pulang. Salmaaaan udahan mainnya ya sayang, kita pulang yuk" ajak Kinan.
Yoga dan Salman berlari mendekati mama mereka masing - masing.
"Dah Yoga, kapan - kapan kita main lagi ya. Dada Tante Anita" ucap Salman ketika berpamitan.
"Dah Salman. Hati - hati ya Naaan" jawab Anita.
"Iya, kalian juga sama. Assalamu'alaikum" ucap Kinan pamit.
"Wa'alaikumsalam" jawab Anita dan putranya Yoga.
Mereka kembali ke mobil masing - masing dan kembali pulang ke rumah mereka.
Kinan dan Salman sampai di rumah tepat saat adzan maghrib. Sesampainya di rumah Kinan mengajak putranya untuk shalat maghrib bersama - sama.
Kemudian Kinan menyiapkan makan malam mereka berdua setelah selesai makan baru Kinan mencoba menghubungi Papanya.
"Assalamu'alaikum Pa" ucap Kinan memulai pembicaraan.
"Wa'alaikumsalam nak. Ada apa kamu menelpon Papa malam ini tadi pagi kan kita baru bertemu. Kamu ingin menjawab lamaran Refan malam ini? Papa kan kasih kamu waktu satu minggu?" tanya Papa Kinan penasaran.
"Nggak Pa, aku tidak memberikan jawabanku malam ini. Malah aku ingin mengajukan satu permintaan pada Papa" jawab Kinan.
"Apa itu Nan?" tanya Papa Kinan lembut.
"Tolong Papa sampaikan pada keluarga Refan, aku ingin bertemu Refan dulu sebelum memberikan jawabanku kepada mereka. Ada yang perlu aku tanyakan dan bicarakan berdua saja dengannya" pinta Kinan.
Papa Kinan sedikit lebih lama menjawab permintaan Kinan itu. Setelah mempertimbangkan permintaan Kinan itu akhirnya Papa Kinan menjawab.
"Baiklah sayang, malam ini Papa akan menghubungi Kakaknya Refan dan akan mengatakan syarat dari kamu. Setelah itu Papa akan menghubungi kamu lagi. Kamu tunggu sebentar ya" jawab Papa Kinan.
"Iya Pa, terimakasih ya Pa" balas Kinan.
Telepon terputus, Kinan menunggu telepon Papa nya sambil mengaji di kamarnya setelah dia selesai melaksanakan shalat Isya tadi.
Tiga puluh menit berlalu, akhirnya ponsel Kinan berbunyi dan tertera nama Papanya di layar ponselnya.
"Ya Pa, bagaimana?" tanya Kinan langsung.
"Refan mau bertemu dengan kamu besok. Besok siang Papa dan Mama sudah janji sama Refan untuk menemani dia datang ke rumah kamu. Bersiaplah Nak"...
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
ep_mygTHV
susah juga ada d posisi kinan , klo alm suami nya baik lembut penyayang ,, bedahal klo laki nya nyebelin🤣
2024-10-09
0
Sukliang
kali bukan hy crita, jgn mau lg dgn refan
tp ini hy novel, yg atur kan othor
2022-08-24
1
mama yuhu
btw refan yg meminta kinan jd istrinya atw hanya buat menunaikan amanah alm bapak sj
kan malu Kinan gitu ketemu ternyata refan gak merespon
2022-07-11
2