Terik matahari menyengat kulitnya yang putih bak porselen. Zea berjalan kaki, menelusuri jalanan sambil bersenandung kecil. Dia terpaksa pulang karena dirinya di skor, sahabat Sonya melaporkan kelakuannya ke kepsek.
"Benar benar hari yang sial. " gumam Zea sambil mengumpat.
Zea menghembuskan nafas berat, mana mungkin dia langsung pulang. Dipastikan Ibunya akan marah dan menasehatinya habis habisan, hal itu membuatnya sangat malas. Orang tuanya pasti sangat kecewa padanya, namun dia tak akan diam saja saat ada orang menindasnya. Saat melihat sekeliling, terlihat seorang gadis yang hendak menyebrang tanpa menengok sisi kanan dan kirinya.
"Apa gadis itu berniat bunuh diri ck, gawat. " Zea langsung berlari kearahnya sambil meneriakinya, sret dia menarik tangan gsdis itu menjauh dari sana.
Zea dan gadis itu saling menatap satu sama lain, keduanya sangat terkejut dan Zeapun menunjuk wajah gadis itu dengan kaku.
"Kamu, kenapa wajahmu mirip wajahku, siapa kamu sebenarnya? " cecar Zea dengan nada galaknya.
"Entahlah saya juga enggak tahu , apakah ini kebetulan atau takdir wajah kita sama. " jawab gadis itu lembut.
"Nama kamu siapa? "
"Starla Zeanne Heather, panggil Zea. "
"Saya Zoya Ardilla Mikhalova, panggil saja
Dilla. " Zea hanya mengangguk, mereka berjalan berdampingan dengan keterdiaman mereka masing masing.
Skip Di Cafe
Zea menatap lekat gadis di depannya yang sangat mirip sekali wajahnya, mereka bagai pinang di belah dua. Dia mengusap wajahnya kasar, entahlah apa yang akan dilakukannya setelah ini. Bingung tentu saja, apa mungkin gadis dihadapannya adalah saudarinya tapi mana mungkin, " pikirnya.
"Oh ya kenapa kamu tadi jalan enggak lihat lihat kanan dan kiri, apa kamu mau bunuh diri. "
"Enggak kok, hanya saja aku teringat dengan mama dan papaku, mereka berniat menjodohkanku padahal aku masih kuliah. " gumam Dilla dengan sendu.
"Berarti lebih tua kamu, aku panggil kak Dilla
ya. " Dilla mengangguk dan tersenyum kearah Zea. Dilla mengatakan semuanya di hadapan Zea, Zea hanya diam mendengarkan. Mereka juga tak lupa saling bertukar telepon, Dilla langsung pamit pada Zea.
Selang beberapa menit, Zea ikut ke luar dari Cafe. Sret tiba tiba ada yang menarik tangannya, Zea menoleh dan terkejut melihat kehadiran Arshaka. "Hei apa apaan kau om, pegang pegang tanganku? "
"Ayo ikut aku sekarang? "
"Kemana!
Arshaka hanya diam, dia terus menarik tangan Zea lalu mendorongnya ke dalam mobil. Diapun tancap gas, melaju dengan kecepatan penuh. Zea terus memaki pria di sebelahnya yang memaksanya namun Arshaka tak peduli. Zea semakin jengkel karena dirinya diabaikan, dia mendengus keras dan akhirnya diam.
Tak lama kemudian akhirnya sampai di pelataran kediaman keluarga Malik. Arshaka melepas sabuk pengamannya, menoleh kearah Zea dengan tatapan serius. "Keponakanku mencarimu, dan Khanza ingin kamu menemuinya. "
"Oh begitu, lalu hadiah apa yang aku dapat setelah menemui Khanza? " Zea melipat tangannya di dada, menatap serius kearah Arshaka.
"Apapun, terserah kamu!
"Okey kalau begitu kamu harus memberiku uang sebesar 50 juta, memenuhi kebutuhanku maka aku akan menolongmu bagaimana Om? "
"Setuju, ayo kita turun sekarang. " Zea turun dari mobil, bibirnya melengkung membentuk senyuman. Sebentar lagi dia akan mendapat uang, dengan uang itu Zea bisa melakukan hal apapun termasuk merenovasi rumahnya.
Keduanya memasuki mansion besar bak istana itu. Arshaka mengajak Zea, menemui Khanza yang berada diteras. "Khanza sayang, om pulang dan coba lihat. " Khanza menoleh, dia terkejut lalu tersenyum lebar melihat kakak cantiknya, bocah manis itu berlari kearah Zea. Zea langsung menggendongnya, membawanya duduk di sebuah kursi disusul Arshaka.
"Za, kangen sama kakak cantik dan kakak cantik siapa namanya? "
"Starla Zeanne Heather, panggil saja kak Zea saja Za sayang. " balasnya tersenyum manis. Khanza mengangguk polos, dia merapatkan pelukannya di tubuh Zea. Arshilla mengulas senyumnya, melihat kehadiran gadis yang menolong puterinya.
"Hai Zea, aku Arshilla adiknya Arshaka, Terimakasih kamu telah menolong puteriku? "
"Iya Shilla, salam kenal!
Shilla menoleh kearah kakaknya dengan senyuman penuh arti. "Sebaiknya kakak, ajak gih Zea dan Khanza jalan jalan mumpung belum sore, sekalian belikan gaun untuk Zea. "
"Eh, eh enggak usah!
"Enggak papa Ze, hitung hitung itu ucapan terimakasih dariku. "
Arshaka langsung bangun dan pergi begitu saja di susul Zea dan Khanza. Arshilla menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan kakaknya itu.
##
"Kaos oblong dan celana panjang hah, kamu ini perempuan apa laki laki. " ujar Arshaka dengan sinis kala melihat apa yang diambil Zea.
"Ganti, sebaiknya mulai sekarang kamu memakai dress, kalau protes aku tidak akan memberimu uang. "
Zea berdecak kesal, menaruh kaosnya dan mencari dress. Khanza berada dalam gendongan Arshaka, memperhatikan kakak cantiknya yang sibuk. Dengan malas dia memilih beberapa dress, lalu mereka pergi ke tempat sepatu dan aksessoris wanita lainnya.
Setelah selesai, mereka membawanya ke kasir dan membayarnya, setelah itu pulang. Shaka juga membelikan ponsel keluaran baru untuk Zea, Zea pasrah menerimanya. Arshaka mengantarkan Zea ke rumahnya, sebelum berpisah Khanza mencium kedua pipi Zea.
"Nanti malam aku jemput, kamu harus sudah siap sebelum jam 7, tak ada bantahan! Zea hanya bisa mengumpati Arshaka dalam hatinya. Mobil Arshaka melaju kencang, hingga akhirnya tak terlihat lagi. Zea masuk ke dalam rumah sambil membawa beberapa paperbag.
"Aku pulang. " pekiknya dengan keras.
"Zea, darimana kamu dapat barang barang ini nak. " cecar Ibu penasaran.
"Teman aku yang beliin Bu, lagian aku enggak bisa nolak karena dia pasti akan marah sama aku. " elak Zea. Zeapun langsung pergi ke kamarnya, Ibu kembali duduk di sofa dan mengobrol dengan ayah.
Setelah menaruh barang barangnya, Zeapun segera pergi ke kamar mandi. Seleaai mandi, sia segera berganti pakaian kemudian duduk di atas kasur, mengeluarkan ponselnya yang baru.
tring
From 08x xxx xxx.
jangan lupa save nomorku ini, gadis tomboy!
Zea mendengus sebal, diapun tersenyum dan memberi kontak Arshaka dengan nama. "OM BERUANG. " Gadis cantik itu, mencari game
lalu memainkannya, mengingat selama ini hanya musik dan buku yang menemani dirinya saat kejenuhan.
"Wah canggih juga nih ponsel, akhirnya aku punya ponsel baru dan ternyata si om beruang, baik juga ya beliin aku ponselnya. " pungkasnya. Tiba Tiba Zea terdiam, teringat dengan ucapan Arshaka, dia harus bersiap sebelum jam tujuh. Dia melirik jam di dinding, menunjukkan angka 05.00 sore, huh masih dua jam pikirnya.
"Awas saja jika si om macem macem, aku bogem dia. " gerutunya.
From Om Beruang
Dandan cantik, jangan kayak mak lampir.
Zea melotot, mendengus kesal membaca pesan dari om beruangnya itu. Dengan lincah diapun membalas pesan itu.
To Om Beruang
Oke, asalkan dikasih Blackcard Om
Zeapun tertawa membayangkan, bagaimana frustrasinya Arshaka saat ini, mengenai penawarannya.
Tring
From Om Beruang
Jangankan Black Card, rumah dan pulau akan aku kasih padamu. Jangan meremehkan kekayaanku nona upik abu.
Zea hanya menggerutu tak jelas, dia tak berniat membalasnya lagi. Dia terlanjur kesal, membaca julukan dari Arshaka kepadanya.
bersambung
JANGAN LUPA LEMPAR BUNGA ATAU KOPI MAKASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Adreena
Biyuhhhh...Om Mulai Bucin Sampai Mau kasih Semuanya
2022-03-24
0
Reni Okstora
🌷🌷🌷☕☕☕🌹🌹🌹
2021-12-13
0
Author_Ay
wkwk jangan lupa lempar kopi dan bunga ya wkwk
2021-09-18
0