Yoongi kecil sibuk menggoreskan crayon biru di kertas yang berisi gambar yang ia buat. Bukan karena apa, dia hanya merasa bosan dan ingin melakukan sesuatu di dalam kamarnya.
Dia mewarnai bagian yang masih putih itu dengan cepat. Hanya tinggal mewarnai langitnya, maka lukisannya selesai.
Gerakannya terhenti saat ia mendengar suara gemuruh dari luar. Dia berlari menuju ke arah jendela. Menempelkan wajahnya ke kaca dan melihat warna langit yang gelap.
Sangat berbanding terbalik dengan lukisan yang baru saja dia buat.
Yoongi melihat kearah kertas yang sudah dipenuhi dengan warna yang terletak di lantai bersama dengan crayon yang belum ia bereskan.
Dia melukis sebuah pohon kecil yang tumbuh di dataran hijau yang luas. Sendirian, hanya ada rerumputan kecil disekitarnya. Tapi setidaknya sekarang dia memiliki matahari yang menemaninya.
Yoongi mengulum bibirnya.
Yoongi
Pohon itu... harus dirawat agar tumbuh besar.
Gumamnya.
.
.
.
Yoongi kecil berbaring di atas ranjang yang berukuran jauh lebih besar darinya, ia menatap kosong langit-langit kamarnya. Dia mengulurkan tangannya ke atas lalu menjatuhkannya lagi ke sampingnya.
Sebenarnya Yoongi merasa lelah. Walau seharian ini dia hanya berada di dalam kamarnya. Melakukan yang dia mau lalu istirahat, siklus hidup yang selalu dia lakukan. Dia merasa bosan.
Walau begitu dia tidak mengeluh, dia hanya menyimpannya sendiri. Lagipula ini bukan hal besar sampai harus dielukan.
Sekarang dia mengantuk. Dia memejamkan matanya dan tertidur.
Sendirian di rumah itu sudah jadi makanan sehari-harinya. Bukan hanya di rumah saja di sekolah juga begitu. Yoongi tidak tahu, kenapa dia selalu merasa aneh ketika berada di dekat teman seusianya. Jika disuruh memilih, dia lebih suka sendirian daripada harus berbicara dengan mereka. Mereka itu berisik.
Lagipula sendirian tak seburuk itu, ia sudah terbiasa dengannya.
Terbiasa atau harus terbiasa.
.
.
.
Yoongi membuka matanya ketika mendengar suara tapak kaki dari luar kamarnya.
Ia mengintip dari celah pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Dari celah itu ia bisa melihat seorang wanita yang raut mukanya tidak terlihat baik hari ini.
Tak lama kemudian muncul seorang pria dengan pipi yang memerah seperti bekas tamparan menarik tangan wanita itu dengan kasar.
Papa
Apa kau tahu kebodohan yang baru saja kau lakukan!? Dia itu sekretarisku!
Mama
Aku tidak peduli! Kau itu digoda j*lang itu!
Yoongi seketika mengambil langkah mundur, berlari ke arah tempat tidurnya dan segera menutup kedua telinganya dengan bantal miliknya.
Papa
Tutup mulutmu Chrystal!
Suara itu sangat keras bahkan bantal yang Yoongi pakai tidak bisa menutupi suara itu.
Mama
Sekarang kau berteriak padaku?! Kau sekarang berani membela j*lang itu didepanku?!
Papa
Jaga ucapanmu! Ada Yoongi disini!
Ah, ternyata papa-nya tahu kalau Yoongi ada disini. Meski begitu dia tetap beradu mulut dengan mama-nya. Sebenarnya apa yang pria itu pikiran?
Mama
Ingatlah kalau ada pertemuan keluarga nanti malam! Aku tidak mau lalu sampai berita ini terdengar sampai ke kakek!
Papa
Ck, iya aku tahu!
Mama
Jangan sampai kau membuatku malu di sana nanti! Atau kau tahu apa akibatnya pada keluarga kita!
Setelahnya wanita itu berjalan ke arah pintu kamarnya dan membanting pintu dengan kasar.
Melihat perlakuan istrinya itu pria bermarga Min itu berdecak sambil mengacak rambutnya kasar.
Papa
Sial.
Papa
Jika bukan karena orang tua itu, aku juga tidak mau terjerat orang egois sepertimu.
.
Yoongi sudah tidak mendengar suara apapun lagi dari luar dia menyakini kalau pertengkaran orang tuanya itu sudah selesai.
Tidak seperti biasanya, kali ini selesai lebih cepat. Apa karena akan bertemu dengan keluarga lainnya?
Memikirkan saja membuatnya muak. Pertemuan keluarga itu hal yang paling tidak disukainya.
Comments
rekall
Thor lanjut cerita nya bagus
2021-11-11
1
Nick_Hobi
lanjut thor,jangan lama-lama
2021-10-18
1