...Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja. ...
...***...
...HAPPY READING...
...***...
Ketika sampai di paviliun Bulan, ku lihat sudah ada Jendral Lu yang sedang tertawa bersama dengan Nyonya Yan dan juga Yan Xi. Yan Xi tersenyum mengejek saat mengetahui kedatanganku.
"Salam Ayah, ada apa ayah memanggil Fei Wei?"
"Fei'er, kau sudah datang. Tidak, ayah hanya ingin berbicara sedikit denganmu karena besok ayah akan pergi lagi ke perbatasan,"
Jendral Lu sangat menyayangi Fei Wei, putri kandung dan anak dari perempuan yang saangat ia cintai. Namun karena pekerjaannya yang mengharuskan ia selalu berada di medan perang, membuatnya tidak bisa menjaga Fei Wei. Ia hanya mendengar perkataan nyonya Yan yang tentu saja kebanyakan adalah kebohongan.
"Apakah ayah tidak ingin beristirahat dulu, ayah baru saja sampai mengapa harus pergi lagi?" mataku mulai berkaca-kaca membuat Jendral Lu ibah. Aku sebenarnya juga heran kenapa, mungkin pemilik tubuh ini sangat menyayangi ayahnya.
"Ini adalah kewajiban ayah Fei'er. Ayah berjanji saat pulang nanti akan memberikan waktu untukmu lebih lama. Atau kau bisa berjalan-jaan keluar kediaman. Sepertinya sudah lama sekali kau tidak keluar,"
"Tapi ayah, apa yang harus ku lakukan di luar kediamaan ini?"
"Kau bisa berbelanja di pasar, atau mungkin mencari teman baru,"
"Tapi ayah, Aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang di pasar,"
Aku berpura-pura sedih sambil beberapa kali menatap nyonya Yan. Bisa ku lihat wajah nyonya Yan yang menahan marah.
"Bagaimana mungkin uang yang setiap bulan ayah berikan kepadamu tidak cukup?"
"Itu......"
"Tuan, uang yang di berikan kepada paviliun teraitai setiap bulannya hanya 1 tael perak tuan, itu hanya cukup untuk membeli kebutuhan setiap bulan saja,"
Xio Xia menjelaskan sambil menundukkan kepalanya. Bagus Xio Xia biarkan mereka merasakan amarah Jendral Lu.
"Apakah benar yang dikatakan pelayan itu ha! Siapa yang mengatur keuangan disini!"
Aku tersenyum melihat mereka yang nampak ketakutan.
"Tuan i…i…it...tu, aku hanya ingin Fei'er belajar irit saja"
"Apakah ia berhak diajarkan untuk mengirit sedangkan kalian tetap mendapatkan uang yang cukup! Kembalikan semua uang yang harusnya dimiliki oleh Fei'er dan untuk selanjutnya aku tidak ingin mendengar masalah seperti ini lagi, paham!"
"Baik tuan,"
Mereka yang ada di ruangan ini tertunduk takut melihat kemarahan Jendral Lu. Jendral Lu memang terkenal ramah, tapi ia akan sangat menyeramkan jika sedang marah. Tidak salah jika ia dijuluki si Raja Perang.
"Fei'er kembalilah ke kamarmu, bilang saja kepada ayah jika ada yang tidak berlaku adil lagi padamu,"
"Baik ayah,"
Aku sempat melirik nyonya Yan dan Yan Xi sebelum pergi. Mereka terlihat sangat marah. Hahahaha memang itu tujuanku.
Tapi aku yakin,mereka tidak akan berdiam diri. Aku akan menunggu apapun yang akan kalian lakukan padaku.
****
Keesokan harinya paviliun teratai digemparkan dengan datangnya banyal sekali uang yang berasal dari kas keuangan.
Total uang yang ku terima adalah 359 tael emas, 880 tael perak. Wah aku kaya mendadak hahahaha.
Semalam setibanya dipaviliun, kuputuskan untuk langsung masuk ke dalam gelang ruang. Di dalam gelang ruang ku buat beberapa pil seperti pil kecantikan dan pil spirit. Total yang ku buat adalah 5 pil kecantikan tingkat 5, 6 pil kecantikan tingkat 7, 4 pil spirit tingkat 6, dan 3 pil spirit tingkat 8. Aku memakan 1 pil kecantikan tingkat 7.
Setelah beberapa kali mmbuat pil, aku juga membuat beberapa buku kultivasi dan juga resep pil dan obat-obatan. Perpustakaan yang ada di dalam gelang ruang ternyata sangat luas dan penuh dengan berbagai jenis buku. Bahkan resep pil langkah pun sangat mudah ditemukan.
Sekarang kultivasiku sudah berada di tingkat 7 dan alkemis ku berada di tingkat 5. Wajahku juga sudah tidak sekusam kemarin, bahkan sangat bersih dan cerah. Aku sungguh senang, di tambah dengan tumpukan uang ini hahaha. Aku memasukkan semua uangku ke dalam cincin ruang.
"Apakah ayah sudah berangkat?"
"Sudah nona, sejak pagi tadi tuan sudah berangkat,"
"Aku ingin bertanya padamu, apakah kau tahu dimana pasar gelap berada?"
"Itu sepertinya ada di ujung kiri pasar nona. Saya pernah mendengar bahwa pasar gelap akan dibuka di malam hari. Kenapa nona bertanya?"
"Ah tidak apa, aku hanya bertanya. Baiklah, kalau begitu ayo kita ke pasar, pasti mereka sudah menunggu kita,"
Kali ini kami tidak keluar melalui pintu rahasia itu lagi. Karena kemarin Jendral Lu sendiri yang memintaku untuk sekedar refreshing.
Aku melewati beberapa pelayan yang masih memandang remeh padaku. Aku tersenyum licik dari balik cadarku, biarkan saja dan tunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setibanya di pasar aku langsung menuju ke kedai yang kemarin ku datangi. Dari kejauhan aku melihat A Rong dan A Li yang terlihat lebih bersih dari kemarin. Mereka memakai baju yang kemarin ku belikan untuk mereka.
"Apakah kalian sudah lama menunggu?"
"Kakak," A Li langsung memelukku, aku senang akhirnya dia tidak takut lagi padaku.
"Tidak kak Fei kami juga baru saja sampai,"
"Bagaimana, apakah kau menjual tanaman herbalmu dengn 5 koin perak?"
"Ya, meskipun awalnya mereka tidak mau tapi aku mengancam tidak akan memberikan mereka lagi jika mereka tidak mau membayarnya 5 koin perak seperti kata kak Fei kemarin,"
"Bagus, sekarang ayo ikut aku. Kita belanja beberapa barang untuk kalian. Aku ingin membelikan kalian beberapa baju baru, terutama si gadis cantik ini."
Kami mengelilingi beberapa toko yang menjual baju. Aku salut dengan A Rong meski masih berusia 10 tahun, tapi ia mampu menghidupi dirinya dan jua adiknya. Tidak seperti Fei Wei, dia bahkan lebih tua 2 tahun dari A Rong, tapi sikapnya sangat mengenaskan. Bahkan A Li saja lebih kuat darinya.
"A Rong, dibandingkan dengan menjual tanaman herbal dengan harga rendah, bagaimana jika kita membuat pil saja dari tanaman herbal itu, lalu kita jual, bagaimana?"
Tapi kak, aku hanya berada di tingkat 3 kultivasi dan aku tidak mengerti tentang obat-obatan, mana mungkin aku bisa membuat pil,"
"Sudah, nanti biar aku yan pikirkan caranya. Aku akan mengajarimu beberapa hal yang ku tahu. Siapa tahu suatu hari nanti kau akan menjadi seorang ahli alkemis yang dipandang semua orang,"
A Rong nampak berpikir, kami masih memilih beberapa baju untuk mereka.
"Aku mau, dan aku janji tidak akan mengecewakan kak Fei," ucapnya penuh semangat.
"A Li juga mau,"
Kami tetawa saat melihat A Li dengan tingkah lucunya ikut menyahuti perbincangan kami.
"Nona, apakah benar nona akan mengajari mereka? Tapi sejak kapan nona mengetahui ilmu alkemis?"
Xio Xia nampak heran dengan keputusan yang aku ambil.
"Tenanglah Xio Xia, kau lihat saja bagaimana prosesnya nanti. Tapi sebelum itu, aku masih memerlukan beberapa orang."
Xio Xia hanya mengangguk saja lalu kembali fokus kepada A Li yang sedari tadi terus bertanya pada kakaknya.
Aku dan Xio Xia kembali ke kediaman Jendral Lu setelah mengantarkan kedua anak itu kembali ke rumahnya. Aku harus bersiap-siap untuk nanti malam, dan tentu saja aku harus memikirkan bagaimana menghasilkan uang.
*****
Tbc......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
Membuat buku kultivasi...apa tdak salah ya thor...harusnya kan pil kultivasi..bukan buku kultivasi.
2024-04-26
0
Yoni Hartati
pelayan yg selslu bertanya terus
2022-11-01
2