Part 4

Bakso dan mie di mangkuk Rara mungkin sudah pusing tujuh keliling, sedari tadi Rara hanya mengaduk aduk bakso beserta mienya tanpa ada niat memakannya.

pikirannya gunda gulana oleh sosok Rendra yang baru beberapa hari di kenalnya.

Tinggi, tampan,atletis, wanita mana pun akan merasa jatuh cinta pada pandangan pertama, apa lagi usianya yang sudah dewasa menambah nilai plus bagi Rendra.

"Ra, makan tuh bakso, gak kasian kamu kalau tiba-tiba dia meriang dari tadi di puter-puter gitu gak di makan," celetuk Kiki.

Rara menghentikan aktifitasnya meletakkan sendok di mangkuk yang masih utuh tak tersentuh.

"Gak makan?" tanya Kiki yang sudah selesai dengan sepiring nasi gorengnya.

"Kenyang."

"Belum di makan kok kenyang, mubajir tuh bakso, nyenengin setan aja kamu Ra," gerutu Imel menimpali omelan Kiki.

"Apa hubungannya setan sama bakso?" tanya Rara dengan alis terangkat sebelah.

"Kamu gak tau mereka kan besanan, aduh Ra anak sd juga tau mubajir tuh temennya setan!" cicit Imel.

"Yakin, mubajir temennya setan?" tanya Rara dengan maksud mencibir sahabatnya.

"Eehh jangan mengadi ngadi kamu ya, mau ngatain kami setanya kan!" seru Imel sewot.

"Gak salahkan, yang mubajir aku, terus setannya masak harus aku jugak, kan gak lucu." kekeh Rara yang di sambut pukulan di bahunya hadiah dari kiki dan Imel.

"Sakit tau!" seru Rara seraya mengusap kedua bahunya.

"Rasain," dengus Imel kesal.

"Jadi kamu kapan ada rumah sakit Ra?" tanya Imel.

"Abis kerja aku pulang dulu kerumah baru kerumah sakit, ada apa?"

"Kami mau jenguk ibu Ra, kalau gak ada kamu rasanya gak enak."

"Oo ya udah, kalian datang jam tujuh aja aku udah kesana."

"Oke baiklah."

Obrolan ketiganya harus berhenti saat bel masuk terdengar berdering nyaring.

🌹🌹🌹🌹🌹

Rara harus naik angkutan umum demi menghemat uang, itu membuatnya harus berjalan kaki dari halte ke apartemen.

Tapi bagi Rara berjalan dengan jarak yang lumayan jauh bukanlah masalah, dia biasa melakukannya mengantar pesanan ibu ke tetangga dia hanya jalan kaki sebab Rara memang tidak memiliki motor.

Begitu pintu lift terbuka Rara melangkah masuk, menekan tombol di angka tiga, karena memang Apartement tuan Abian di lantai tiga.

Pintu lift baru akan tertutup rapat saat tangan kokoh masuk diantara cela di pintu lift yang hendak tertutup, tentu saja pintu jadi terbuka kembali.

Tubuh kekar menjulang tinggi tengah berjalan kearahnya, lalu berdiri dengan jarak yang begitu dekat, sangat dekat.

"Hay udah pulang?" Suara renyah yang tedengar begitu ramah. Sangat berbeda dengan siang tadi terasa dingin dan dalam.

Ara tak ingin tertipu dengan sikap Rendra yang musiman, sebentar dingin sebentar hangat. walau dia ingin, tapi dia memilih mengabaikan Rendra.

"Aku sedang bertanya jangan mengabaikan ku!" suara dingin dan dalam terdengar lagi dari bibir Rendra. Kali ini Ara tak bisa mengabaikannya, sebab Rendra bicara dengan langkah yang mengurung Rara merapat kedinding lift.

Bukannya takut rara malah menghayal, seperti drakor yang selalu di tontonnya, seorang gadis biasa tengah di kejar-kejar oleh Ceo tampan sekelas Rendra. Dan adegan seperti ini selalu jadi pavorit para penonton.

Melihat Rara yang bersikap biasa aja, Rendra malah jadi penasaran, kini bukan saja mengurung Rara dengan langkahnya Rendra kini menempelkan kedua tangannya pada dinding Lift, membuat tubuhnya semakin dekat menempel pada Rara. Denting lift yang sudah sampai di lantai tiga tak di indahkan Rendra, hingga lift kembali bergerak entah kelantai berapa.

"Kak a-aku di lantai tiga." Ara terlihat gugup dan salah tingkah.

"Aku tau," sahut Rendra seraya kembali menekat angka tiga pada tombol lift.

Tubuh Rendra yang lebih tinggi dari Rara dan berdiri dengan posisi yang sangat dekat membuatnya dapat melihat dengan jelas belahan gu nung kembar di bawahnya, matanya tak mau beralih dari benda mulus yang memanjakan matanya. Kali ini Rara benar-benar dalam masalah, Rendra yang awalnya iseng malah terbawa suasana. Dengan gerakan sedikit kasar Rendra merengkuh tubuh Rara membawa kearahnya secara paksa, Ara sadar ini tak baik, dengan sekuat tenaga Rara mendorong Rendra kebelakang. Usaha Rara tak sia-sia Rendra terdorong sesikit kebelakang.

ting

Pintu lift terbuka lebar keduanya beralih pandang ke pintu, Rara bergerak cepat, dia mendorong sedikit tubuh Rendra lalu berlari meninggalkan lift dan Rendra yang masih mematung di tempatnya.

Apa tadi yang Rendra lakukan, apa dia lupa Rara masih duduk di bangku SMA.

Rara terus mempercepat langkahnya menuju apartemen tuan Abian. dia hampir mati berdiri di perlakukan seperti tadi oleh Rendra, awalnya dia senang saat Rendra mendekat, tapi rasa takut tiba-tiba menerpanya saat Rendra terlihat serius, hampir saja...

Sementara perasaan Renda juga tak jauh berbeda, dia malah terlihat panik, dia baru saja mengintimidasi siswi Sma, gawat ada apa dengan dirinya.

"Sial, apa yang terjadi padaku, dia bahkan masih SMA," gumam Rendra panik.

Rendra menghempaskan tubuhnya di sofa, pria lajang itu dilema dengan rasa yang menerpa hatinya.

Rara masih memakai seragam putih abu-abu, tapi gesturnya mengundang hasrat kelelakiannya, dia bukan penggoda hanya Rendra saja yang tergoda.

Rara bahkan terlihat sangat polos tapi juga sangat seksi, entahlah apa namanya yang jelas saat ini kepala Rendra pusing atas bawah..

Jam lima sore Rara keluar apartement Abian, sesuai pesan ibunya, Sebelum Abian pulang dia harus sudah keluar apartement.

"Hay tuan misterius, apa kamu siburuk rupa sampai dengan pembantu saja tak sudi bertemu," ujar Rara di depan pintu apartement sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.

Rara melepat kantong pelastik berisi sampah kedalam bak samapah, dia tak langsung pergi, berharap ada suara merdu menyapanya.

Sudah lima menit, tapi tak ada siapapun menyapanya, ternyata benar rindu itu berat.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Rara menyuapi ibuk dengan buah segar, buah titipan ibuk-ibuk tetangganya yang dititip saat dia pulang kerumah tadi. sudah dua hari ini ibuk dirawat dirumah sakit, keadaan ibuk terlihat semakin membaik, wajah pucat ibuk pun sudah terlihat.

Seperti janji kiki dan imel mereka benar benar datang, tapi tak hanya berdua, mereka datang bertiga bareng fathan teman sekelas mereka.

"Ibuk, jangan sakit-sakit dong buk, jadi sedih liat ibuk sakit," ucap Imel sambil memeluk tubuh ibuk.

"Ibuk juga maunya gitu nak Imel, tapi gimana lagi ibu di kasih sakit ya harus terima," sahut ibuk dengan senyum.

"Ini siapa kok baru liat ibuk?"

"Saya fathan buk teman sekelas Rara," ujar fathan memperkenalkan diri, mengulurkan tangan menyalami ibuk.

"Oo satu sekolah juga?"

"Iya buk."

Ketiganya berbincang dengan ibuk, sampai ibuk terlihat sudah mulai diserang kantuk.melihat itu ketiganya pamit keluar ruangan agar ibuk bisa istrahat.

Tak butuh waktu lama ibuk pun sudah terlelap, mungkin pengaruh obat yang ibuk minum membuat ibuk tak bisa menahan kantuknya.

"Udah tidur ibuk Ra?" tanya Kiki saat Rara menyusul mereka di taman.

"Udah."

"Yang sabar ya sayang, ibuk udah nampak sehat kok, semoga bisa cepat pulang ya," tutur Imel sambil mengusap usap bahu Rara.

"Terimakasih kalian udah jenguin ibuk, doain ibuk lekas sembuh ya."

"Pasti," ucap ketiganya kompak.

"Ra kamit pulang ya, udah malem," pamit Kiki.

"Iya hati-hati ya."

Kiki dan imel memeluk Rara bergantian, lalu keduanya pamit pulang. kini Tinggal Fathan dan Rara di taman itu.

"Udah dua hari gak masuk kelas kemana than?" tanya Rara memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa saat.

Fathan tak langsung menjawab, di tatapnya Rara yang tengah mengedarkan pandangannya kesekitar taman.

"Kenapa, kamu kangen?" bukannya menjawab fathan malah balik nanya.

"Iis cuma dua hari doang, setahun juga aku gak bakal kangen."

"Bohong!"

"Coba aja pergi sana pergi kalau kamu mau bukti," tantang Rara seraya menatap Fathan dengan berani. fathan balas menatap Rara intens.

"Akunya yang Rindu Ra," bisik Fathan lirih.

Rara terdiam, dia yang tadi menatap Fathan dengan berani, menarik tatapannya membuangnya kesembarang arah.

Entah karena susana yang berbeda membuat keduanya merasa canggung.

"Ra udah malem aku pamit ya, kamu Istrahatlah di di dalam." pamit Fathan.

"Iya hati-hati ya."

"Heem"

Rara menatap punggung sahabatnya hingga menghilang di antara keramaian, semakin keini sikap Fathan terhadapnya semakin aneh, terkadang Rara merasa pandangan fathan bukan pandangan seorang sahabat.

"Mau kopi?"

Rara terlonjak kaget, lamunannya seketika buyar entah kemana. Rendra sudah berdiri di sampingnya dengan dua cup kopi hangat.

Rara meraih kopi dari tangan Rendra, kopi hangat yang menghangatkan tubuhnya.

"Pacar?" tanya Rendra seraya menatap Ara lekat.

"Sahabat," sahut Ara seraya menatap kedepan.

"Tapi tatapannya penuh cinta ke kamu Ra."

Rara terdiam, Rendra benar, akhir-akhir ini Fathan menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

.

.Happy reading.

Hay jangan pelit dukungan ya, jangan lupa tinggalin like and vote 🥰🥰🙏🙏

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO TU TG NAFSU MA RARA..

2023-02-21

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO BLM LIAT BOS LO TUAN MUDA ABIAN, LBH GANTENG DARI RENDRA,,
JGN BILANG LO JTUH CINTA MA RENDRA

2023-02-21

0

Rossella Alden

Rossella Alden

makin seru nich

2022-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Patr 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 part 8
9 Part 9
10 patr 10
11 Part 12
12 Part 13
13 part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Hari pertama jadi istri
21 Rendra jangan buat aku goyah
22 Ara kau luar biasa
23 Menolak demi kamu
24 Kedatangan ibu
25 Tamu Bian
26 Ara terima hukuman mu.
27 Pergi dengan teman
28 Ara aku tidak suka dia
29 Bertunangan dengan Septi
30 Sungguh tak ingin berpisah dengan mu
31 Kerumah ibu
32 Septia meradang
33 Ungkapan penyejuk hati
34 Makan malam
35 Memberi pilihan
36 Ujian akhir
37 Kemana saja
38 Berita viral
39 Ancaman Rendra
40 Nelpon Ibu
41 Ancaman Setia
42 Klarifikasi Abian
43 Kencan Pertama
44 Ketemu Evelin.
45 Gaun Septi yang tertinggal
46 Olah raga
47 Keusilan Bian.
48 Hanya menyintai kamu seorang
49 Undangan Ibu mertua
50 Siapa Ara
51 Tidur di kamar sebelah.
52 Mati Lampu
53 Sikap manis Bian
54 Cemburu dengan ku
55 kiss mark bermasalah
56 Jangan Diam
57 Penjelesan Bian
58 Gadis bodoh
59 Hamil
60 Di culik
61 Hans
62 Penggerebekan
63 jangan cemburu pada bocah
64 Pagi Istimewa
65 Lihat Rumah
66 Es durian
67 Menantu
68 Minta Restu
69 Baiklah Sayang aku beri restu
70 Twins
71 Kekacauan saat makan siang
72 Maaf Sayang
73 Teman kecil Evelin
74 Kamar ganti
75 Lahiran
76 I love you sayang
77 Jamuan Makan malam
78 Kesekolah Dimas dan Dedek
79 Lamaran
80 Pemberitahuan Evelin
81 Pernikahan Evelin
82 Aira
83 Update cerita baru
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Patr 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
part 8
9
Part 9
10
patr 10
11
Part 12
12
Part 13
13
part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Hari pertama jadi istri
21
Rendra jangan buat aku goyah
22
Ara kau luar biasa
23
Menolak demi kamu
24
Kedatangan ibu
25
Tamu Bian
26
Ara terima hukuman mu.
27
Pergi dengan teman
28
Ara aku tidak suka dia
29
Bertunangan dengan Septi
30
Sungguh tak ingin berpisah dengan mu
31
Kerumah ibu
32
Septia meradang
33
Ungkapan penyejuk hati
34
Makan malam
35
Memberi pilihan
36
Ujian akhir
37
Kemana saja
38
Berita viral
39
Ancaman Rendra
40
Nelpon Ibu
41
Ancaman Setia
42
Klarifikasi Abian
43
Kencan Pertama
44
Ketemu Evelin.
45
Gaun Septi yang tertinggal
46
Olah raga
47
Keusilan Bian.
48
Hanya menyintai kamu seorang
49
Undangan Ibu mertua
50
Siapa Ara
51
Tidur di kamar sebelah.
52
Mati Lampu
53
Sikap manis Bian
54
Cemburu dengan ku
55
kiss mark bermasalah
56
Jangan Diam
57
Penjelesan Bian
58
Gadis bodoh
59
Hamil
60
Di culik
61
Hans
62
Penggerebekan
63
jangan cemburu pada bocah
64
Pagi Istimewa
65
Lihat Rumah
66
Es durian
67
Menantu
68
Minta Restu
69
Baiklah Sayang aku beri restu
70
Twins
71
Kekacauan saat makan siang
72
Maaf Sayang
73
Teman kecil Evelin
74
Kamar ganti
75
Lahiran
76
I love you sayang
77
Jamuan Makan malam
78
Kesekolah Dimas dan Dedek
79
Lamaran
80
Pemberitahuan Evelin
81
Pernikahan Evelin
82
Aira
83
Update cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!