Wanita Simpanan CEO

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE, ULASAN BAGUS SAMA RATING LIMA YA. AJAK JUGA TEMAN TEMAN UNTUK BACA NOVEL MILIK EMAK YA.🌹

🌹IGEH EMAK FOLLOW YA DI : @REDLILY123.🌹

🌹EMAK SAYANG KALIAN, SELAMAT MEMBACA ANAK ANAK TERCINTA EMAK. BORAHE BORA BORA BORAHE.🌹

“Hentikan,” ucap Luke menarik Medina supaya melepaskan Rara, Luke berusaha membawa Medina keluar dari kamar itu.

“Pergi dari sini, wanita jal*ng!” teriak Medina berapi api, sambil mencoba menarik kembali Rara. “Kemasi barangmu dan pergi dari sini! Pergi!”

Rara terdiam menatap lantai saat Medina dibawa keluar oleh Luke. Ketika terdengar pintu tertutu, Rara membalut dirinya sendiri dengan selimut kemudian menguncinya dari dalam. Kemudian tangisannya pecah dalam diam. 

Dia terjatuh ke lantai dengan air mata berjatuhan, dadanya sesak dan dirinya merasa bukan manusia. Bahkan kini Rara semakin jijik pada dirinya sendiri. Tidak ada suara yang dikelurkannya. Rara menangis dengan wajah yang datar.

“Keluar dari sana dan pergi dari rumahku!” teriak Medina sambil memukul mukul pintu.

BUK!

BUK!

“Keluar dari sana! Pergi dari rumahku!”

Sampai akhirnya Rara menyeka air matanya, dia yakin kalau ini adalah sebuah jalan agar dirinya keluar dari tempat ini. Dengan cepat, Rara berdiri dan mengemasi barang barangnya.

Beruntungnya Rara memiliki uang hasil dari buangan Medina, dia bisa menggunakan itu untuk hidup. Bersama dengan Medina membuatnya tersiksa, mengingatkannya pada kehidupannya yang kelam dan menakutkan.

Rara menyeka air matanya lagi, mungkin ini cara dia keluar dari sini.

Rara sedikit kesulitan saat berjalan, tapi dia bertekad untuk keluar dari sini. Dia mengingatkan paada dirinya sendiri untuk tidak ada yang harus dia rasakan. Semua kehidupannya sudah mati, Rara hanya perlu menunggu giliran untuk mati.

Tidak mempedulikan apapun, Rara keluar dari kamarnya dengan membawa tas. Dan di sana dia melihat Luke yang sudah memakai jubbah, dan Rara tidak peduli.

“Tunggu sebentar, mari bicara.”

“Luke! Keluarkan aku dari sini!” teriak Medina dari kamar di lantai dua.

Sepertinya Luke mengurungnya di sana.

“Rara, aku ingin bicara.”

“Tidak ada yang perlu dibicarakan,” ucap Rara ingin pergi.

Tapi tangan Luke menahannya. “Semalam itu salahku, maafkan aku.”

Rara terkekeh. “Bukankah bukan hal aneh untukmu meniduri wanita yang kau inginkan?”

“Aku minta maaf.”

“Jangan menyentuhku, menyingkir dariku.”

Kalimat itu membuat Luke terdiam.

“Terima kasih, berkatmu aku keluar dari sini,” ucap Rara dengan wajah datar dan menyeramkannya.

Dia benar benar seperti kehilangan nyawa, bergerak menjauhi Luke begitu saja.

Luke ingin menahannya, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan karena Rara sendiri yang menolak.

“Luke! Keluarkan aku dari sini!”

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Bukan hanya karena tidak mencintai Medina sebagai alasan Luke ingin mengejar Rara, tapi perempuan itu adalah yang pertama untuknya. Begitupun dengan Rara, Luke telah mengambil keperawanannya malam tadi.

“Beraninya kau tidur bersamanya. Sedangkan denganku? Kau terus menolakku, kau membandingkanku dengan perempuan seperti itu? Apa kau gila? Aku tidak sebanding dengannya! Kenapa kau tidur dengannya!”

“Berhenti berteriak,” ucap Luke pada akhirnya setelah Medina sedari tadi mengomelinya.

Luke mengangkat pandangannya, menatap wajah Medina yang memerah marah. 

“Akan aku pastikan wanita itu mendapatkan pelajaran.”

“Berhenti menjadi wanita kejam, ini salahku. Aku yang melakukan itu padanya.”

“Dan kenapa kau melakukan itu padanya?! Selama ini kau menolakku.”

Luke yang sudah kesal dengan teriakan Medina itu berdiri dan hendak pergi begitu saja. sampai Medina akhirnya mengatakan, “Kakek Nobles.”

Langlah Luke berhenti.

“Akan aku beritahu Kakek Nobles jika kau berani meninggalkanku.”

Luke terkekeh, dia membalik badannya. “Aku muak denganmu, Medina. Kau sibuk dengan duniamu itu, maka nikahilah duniamu itu.”

“Luke kau mau kemana?! Luke!”

Luke keluar dari rumah itu, dengan Dev yang sudah menunggu. Tanpa bicara apa apa lagi, Luke masuk saat Dev membukakan pintu pada majikannya.

Saat mobil melaju, Medina berlari keluar dan berteriak, “Luke! Ayo kita menikah! Jangan tinggalkan aku!”

Tapi Luke memberi isyarat agar Dev tidak berhenti dan meninggalkan Medina, membuat Dev berani bertanya, “Apa sesuatu terjadi, Tuan? Aku tadi melihat Rara keluar dengan penampilan mengerikan.”

“Kemana dia pergi?”

“Entahlah.”

Luke mendesah kesal. “Cari dia.”

“Anda berurusan dengannya?”

“Aku menidurinya.”

“What….?” Tanya Dev tidak percaya, seketika sikap pamannya keluar. “Apa yang kau lakukan, Luke?”

Dan tidak asing untuknya, Dev memang bekerja sudah lama dengan kakeknya. Dia bicara informal jika diluar pekerjaan. “Aku mabuk, dan aku melihatnya sangat cantik, perkataannya lembut. Dibalik sikapnya yang dingin, dia hangat.”

“Tentu saja dia hangat, kau merasakannya.”

“Sialaaan, bukan itu maksudku,” ucap Luke mengusap wajahnya kasar.

“Anda menyukainya?”

“Aku yang pertama untuknya.”

“Ah, dia berkesan untukmu. Lalu bagaimana dengan Medina?”

“Aku ingin rehat sebentar darinya, tapi tolong cari Rara, dia tidak bisa pergi dan tinggal di sembarang tempat. Dia terusir karenaku.”

“Akan saya lakukan, Tuan.”

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Rara berjalan dengan langkah gontai, dia kebingungan akan pergi kemana. Kakinya hanya terus melangkah, dengan tatapan yang kosong.

Dia tidak mempedulikan apa pun saat ini, pikirannya melayang mencari pelarian dari semua rasa sakitnya.

Sampai dia hendak menyebrang tanpa melihat.

TIIIIINNNN!

Sebuah mobil hampir saja menabraknya, beruntung mobil itu berhenti tepat di depan kaki Rara. Dan Rara yang merasa pusing itu jatuh pingsan seketikan.

“Oh shitttt,” umpat seseorang dari dalam mobil.

Isa keluar untuk memastikan dan melihat keadaan wanita yang hampir dia tabrak. Sampai akhirnya dia menyadari sesuatu, “Rara?”

Isa mengenalnya, dia adalah perempuan yang sering dilihatnya jika pergi ke rumah Medina. Dan melihat Rara berkeliaran dengan wajah kusam dan tampilan mengerikan, membuat Isa yakin sesuatu terjadi. dan dia ingin memanfaatkan moment.

“Bisa kalian tolong aku?!” teriak Isa pada beberapa pria yang sedang jogging.

Tiga pria itu mendekat. 

“Tolong, dia sepupuku. Bisa kalian angkat dan memasukannya ke dalam mobilku? Aku akan membawanya pulang.”

“Tentu saja.”

Orang orang berkulit hitam itu mengangkat Rara dan memasukannya ke dalam jok belakang mobil Isa.

“Terima kasih.”

“sama sama, sebaiknya kau bawa dia ke rumah sakit. Sepertinya dia dehidrasi.”

“Baik, terima kasih atas bantuannya.”

Isa naik ke dalam mobil. Dia menengok menatap Rara yang ada di belakang. Dia tidak berniat membawanya ke rumah sakit, tapi membawanya ke villa tersembunyi miliknya dan mengobatinya di sana.

Isa berharap Rara adalah luka busuk milik Medina sehingga dia bisa menghancurkan teman yang membuatnya kesal itu.

“Jangan khawatir, Rara. Villa milikku tidak akan ditemukan siapa pun. Kau akan aman bersama denganku. Itupun jika kau memiliki sebuah info penting yang setidaknya akan membuat Medina kesal nantinya.”

🌹🌹🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE