Aku bukan gadis Nakal.
aku ga ngerti jalan fikiran orang orang, mereka sesuka hati menjudge orang lain tampa mereka tahu kenyataan ya.
kadang ada ya? di antara mereka ga sadar diri dan selalu merasa lebih baik dari orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Selepas kepergian Adytama dan Nita, Prama dan Sani mendatangi allea, Menekan kan aturan baru nyang sudah di buat. Allea hanya menunduk saat orang tua nya bicara, memarahi dengan beberapa kalimat yang membuat Allea benar benar kecewa.
"Mulai saat ini jangan lagi tinggal di rumah ini Allea, papa sudah bilang semua aset yang papa berikan papa tarik kembali." ucap Papa Allea yang terdengar lirih, Rasa kecewa membuat nya mau tak mau harus memberikan hukuman untuk anak nya itu
"Dengar ini mbok dan bibi tidak boleh menanggung semua kebutuhan Allea, Allea bukan lagi tanggung jawab kalian! tugas kalian cukup jaga rumah" Mbok yem dan bik surti hanya menunduk mendengar perintah tuan nya.
"Terus, Non Lea tinggal di mana tuan.. " ucap mbok yem yang merasa kasihan,
"Dia sudah punya suami! biarkan suaminya yang mengurus sendiri! " ucap Prama kemudian menoleh lagi ke Allea
"Sudah berapa kali papa bilang Allea? tapi kamu tidak pernah berubah!"
"Allea, mama sangat kecewa dengan kelakuan kamu!" ucap sani kemudian menangis menatap anak nya
ingin rasa nya Allea menyangkal tapi semua terasa percuma saja, Air mata nya luruh begitu saja ketika melihat raut kecewa orang tua nya.
Allea juga sama kecewa nya, kenapa tidak ada satu pun orang yang percaya padanya. Allea tak peduli semua aset di ambil, tapi hati nya sakit dan merasa begitu buruk diri nya di pandangan orang orang.
biar puluhan orang mencemooh nya tak sedikitpun membuat nya gentar, tapi ketika orang tua nya sudah menyerah itu lah part paling menyakitkan versi allea.
"Maaf ma.. pa.. Lea selalu membuat kalian kecewa! " tidak ada pembelaan keluar dari bibir mungilnya, hanya kata maaf yang mampu terucap dengan tulus.
Sungguh tercabik rasa hati Prama melihat putri nya menangis terisak isak, bersimpuh di hadapan kaki nya. Namun Pria paruh baya itu memutuskan untuk bertindak tegas kali ini
"turuti permintaan papa Allea, bukan bearti kita benci.. karena kita sangat menyayangi kamu" ucap Sani merangkul kemudian memeluk Allea, Rasa menyesal di hati takkan pernah hilang, kasih sayang yang telah terbagi dengan kata sibuk membuat Sani merasa sebagai orang tua yang paling berdosa. Mama Allea merasa bersalah, begitupun juga dengan papanya.
Prama yang tak kuasa menahan perasaan sedih, pergi meninggal kan kamar Allea begitu saja. akhir nya kedua orang tua Allea memutuskan untuk meninggalkan rumah dan kembali pergi keluar kota.
mungkin saja untuk menghindari malu terhadap tetangga atau untuk meluap kan masalah ini sejenak.
Sedangkan di tempat lain, Sagara juga di Marahi habis habisan oleh kedua orang tuanya, dan di beri hukuman. Mau tak mau Sagara harus menerima semua aturan yang ada.
Semua pembantu di rumah di angkut oleh papa nya, dan segala urusan rumah Sagara yang harus mengurusnya. belum lagi perintah dari tuan Raja menjemput istrinya dan di paksa bertanggung jawab.
"ahh, sial banget lah... toloolll" umpat nya memaki di depan kaca. rambut yang sudah acak acak kan akibat amukan nya sendiri.
"kompleks sialan, udah kaya kampungan aja,. pake di nikahin segala lagi! tai.."
"papa juga dikira gua ga bisa ngurus sendiri apa? kalau buat ngurus rumah tampa bantuan papa mah gua bisa! tapi kalau gua ngurus cegil kaya dia,. ....ahhh siall... "
Sagara mendadak pening, membayang kan kehidupan setelah menikah. membayang kan istri banyak mau nya, jajan barang branded, tas sepatu minta beliin ini itu, dan sejujur nya Sagara bukan sugar dady yang punya segala nya. apalagi kartu dari papa semua nya di tarik begitu saja,
"dapat apa gua dari balap ngidupin anak orang.. heh! mana saldo gua cuma 200jt lagi, cari pembantu, tukang kebun, bayar listrik, air. belum lagi penuhin kebutuhan dia,..haisss.. " gumam Sagara, kaki nya kaku begitu saja smua tabungan nya juga disita. Sagara merasa bodoh menabung di kartu yang di berikan papanya.
Satu satu nya tersisa hanyalah tabungan hasil balap yang saldo nya cuma 200jt. buat urus rumah buat beberapa bulan juga sudah habis, belum jajan nya dan jangan lupakan memenuhi kebutuhan istri yang jelas di bayangan Sagara puluhan juta perbulan nya.
tampa Sagara tau, Allea juga memiliki uang tampa harus bergantung pada orang tua nya. meski semua nya disita, allea sama sekali tak merasa cemas. Apalagi harus meminta pada orang lain seperti Sagara itu ga mungkin! no banget..
dipikiran allea, semua nya aman terkendali tampa dia tau semua ATM dan kartu milik hasil kerja nya dikasih begitu saja pada orang tua nya.
"loh, mana ya kartu gua! " ucap nya mencari di tas dan dompet nya. namun sayang tidak satu pun kartu itu tertinggal dengan nya
"ahh sial, kenapa gua lupa penghasilan gua juga di dompet itu.. lea kenapa lu bodoh banget.. " umpat nya meraetapi diri, bagai mana lagi kedua orang tua nya sudah pergi meninggalkan nya sendiri.
"mana gua ga punya mobil, ga punya motor mau pake apa.. dengan PD nya gua kasih semua nya, seolah olah gua bisa beli lagi,.. haduhh ini ga bisaa poko nya.. " ucap allea meratapi nasip nya yang telah berubah hanya karena kejadian Satu malam
Allea mencoba tenang mencoba menghubungi sahabatnya,
"halo, Xya.. "
"ya haloo.. ada apa tumben banget lu nelpon gua. ngajak ketemuan nya.. "
"kaga! gua boleh minta tolong ga sama lu! " ucap Allea tampa basa basi
"pantes, biasanya kalau lu ada perlu tinggal chat gua doang.. btw lu butuh apa.. "
"gua boleh minjam duit lu ga,.." ucap Allea selembut mungkin
"hahah.. tumben banget lu minjam duit, lu kesambet? btw lu mau minjam berapa? " ucap lexya yang sedang tertawa di seberang sana. sejujurnya lexya juga tidak percaya seorang Allea ga punya uang
"gua butuh 120jt deh, gua janji pasti gua ganti.. "
"what.. lu gilee dari mana gua ada uang segitu bjirrrr.. kalau 50 gua mah ada.. buat apa sih duit sebanyak itu? lagian uang lu banyak emang ga cukup segitu? " tanya lexya, seketika merasa serangan jantung
"ya udah deh, kalau lu ga punya dah ya.. " ucapnya seraya menekan tombol merah
tok tok. tok.
"non.. " panggil bi surti
"ada apa bi!" tanya Allea bingung. mungkin saja bi surti di suruh ayah nya agar Allea cepat pergi dari rumah. pikir nya.
"itu non, ada yang nyariin.. "
"tunggu bi, aku beres dulu nanggung.." ucap Allea sambil menunjuk ke arah koper di atas kasur
"biar bibi aja non, silahkan keruang tamu terlebih dahulu" ucap bi surti kemudian buru buru menyusun barang barang Allea
Allea akhirnya turun kebawah menemui orang yang sedang mencari nya.
"elu... ngapain lu kesini! " ucap nya sinis