Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.
Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.
Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.
Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?
Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.
Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?
Ikuti kisahnya!💕
Follow author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 Kemarahan Juan
"Arisa ke lantai 3 sekarang!" titah Ratih terdengar dari ponsel miliknya.
"Baik Mam," jawab Arisa menghela nafasnya dengan pelan.
Arisa menutup ponselnya lalu menggenggamnya, "Kak tolong kakak jangan mempersulit keadaan. Aku sangat mencintai Mas Arya. Aku tidak mau hubungan kami retak gegara masa lalu kalian yang belum usai," ujarnya dengan tatapan yang tajam.
"Mas Arya, aku ke atas dulu. Mama memanggilku..." pamitnya pada Arya.
"Iya sayang," Arya tersenyum penuh arti.
Arya menatap Arisa yang berjalan cepat menaiki anak tangga.
"Puas kamu membuat adikku bucin?"
Arya tertawa senang. Dia tidak menyangka sama sekali wanita yang ia cintai selama ini adik dari Juan, seorang pesaing bisnis di perusahaan tempatnya bekerja.
"Wajar saja dia bucin padaku. Aku memang memiliki pesona yang begitu dalam,"
"Sebucin apa pun dia, aku tetap tidak akan merestui hubungan kalian, paham!" tegasnya dengan tatapan tajam.
Arya melangkah pelan menuju tempat Juan berdiri. Tepat di sampingnya ia menghentikan langkahnya sambil berkata dengan setengah berbisik, namun masih terdengar di telinga Naya.
"Siapa yang mau menikah dengan adikmu, bro? Suatu kebodohan jika aku memilihnya sebagai istri. Dengar Arisa bukan tipe istri yang baik menurut versiku. Ingat, perlakuanku pada Arisa bergantung perlakuanmu pada Shaka. Aku tahu Shaka bukan anak ARTmu. Dia anak kandung Naya, kan? Sungguh kalian memang orang tua yang tidak pantas buat Shaka! Tega kalian," ujarnya penuh penekanan.
"Kau..." Juan menatap geram Arya yang tersenyum miring ke arahnya.
"Dari mana kau tahu?" tanya Naya mengerutkan keningnya.
Naya terlihat begitu cemas, khawatir Arya membongkar semuanya. Arya menjadi ancaman terbesar dalam hidup rumah tangganya.
"Kamu lupa Naya? Aku pernah ke rumahmu saat kamu untuk pertama kalinya tugas ke Surabaya,"
Naya memejamkan matanya setelah mengingat ucapan yang diutarakan Arya. Dia membenarkan semua yang Arya ucapkan. Naya tertawa sumbang, ada kekhawatiran di wajahnya.
"Kau tidak berhak mencampuri urusan rumah tanggaku, Arya," ujarnya gugup.a
"Oh ya? Kuharap setiap keputusan yang kalian ambil, sudah kalian pikirkan dengan matang. Kalau tidak, penyesalan pasti akan datang di akhir cerita. Jangan sampai anakmu membencimu seumur hidupnya, Naya. Aku harap kamu bisa mengambil tindakan yang benar. Anak kandung akan selamanya menjadi anak kandung."
"Jangan campuri urusan rumah tanggaku, Arya!" tegas Juan penuh penekanan.
"Oh tentu saja. Aku tidak akan pernah mencampuri urusan rumah tanggamu yang rumit itu. Urusanku sudah banyak. Aku hanya berpesan pada kalian. Sehebat apa pun kalian menyimpan rahasia. Cepat atau lambat pasti akan terkuak dengan sendirinya. Aku pulang. Bilang pada adikmu jangan pernah menghubungiku lagi. Karena sebentar lagi aku akan memutuskan hubunganku dengannya."
Arya tertawa lepas beranjak dari hadapan Juan meninggalkan rumah dengan harapan, sepeninggalnya Shaka akan baik-baik saja menjadi anak settingan orang tuanya. Demi kebahagiaan orang tua, Shaka rela mengorbankan hidupnya.
"Ya Allah jaga Shaka di saat papanya tidak ada di sampingnya. Aku tahu tidak mudah menjadi Shaka. Beri kekuatan, kesabaran dan ketenangan dalam hidupnya,"
Ingin rasanya Arya mengembalikan Shaka pada Dikara, ayahnya. Tanpa ia tahu kalau sebenarnya Shaka bukanlah anak dari Dikara.
xxxx
xxxx
Juan menatap adik kesayangannya dengan geram. Begitu bodohnya dia sudah dibohongi adik sendiri.
"Apa benar yang melakukan pelecehan padamu adalah Arya? Cepat jawab!"
Arisa hanya diam. Dia tidak menduga kesalahpahaman yang terjadi malam itu berujung fitnah.
Mama Ratih sudah menceritakan kejadian kemarin malam yang diduganya sudah merenggut kehormatan anak gadisnya.
Braak!
"Aku tidak akan membiarkan Arya hidup kalau tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Karena dia, adikku jadi rusak,"
Naya sebenarnya masih bingung dengan situasi yang terjadi pada adik iparnya. Namun ia mencoba untuk bisa menenangkan suaminya agar tidak melampaui batas.
"Sabar Mas. Kita telusuri dengan benar. Yang aku tahu Arya bukan tipe lelaki gampangan. Dia termasuk susah dekat dengan wanita."
"Kamu membelanya?"
"Bukan membela Mas. Tapi aku pernah satu kantor dengannya jadi aku tahu siapa dia. Dia orang yang dingin terhadap wanita. Sikapnya yang arogan membuat para wanita enggan untuk dekat dengannya,"
"Termasuk kamu?" tuduh Juan dengan mata nyalangnya.
"Mas tolong mengertilah. Kita sudah menikah jangan mengaitkan hal ini dengan masa lalu kita. Lebih baik kita cek dulu Arisa, apa benar Risa hamil atau tidak. Atau ini hanya salah paham saja."
Naya memberi saran dengan hati-hati agar keluarga Juan tidak tersinggung.
"Jadi kamu pikir Mama mengada-ada begitu?" tanya Ratih tidak terima.
Ratih merasa tersinggung dengan ucapan Naya. Dia merasa kekhawatirannya terhadap anaknya disalahkan oleh menantunya sendiri.
"Perlu kamu tahu Naya. Malam itu Arisa pulang dalam keadaan mabuk berat. Gaunnya robek, dan laki-laki itu yang mengantarnya sampe ke rumah ini. Arisa begitu liarnya berada di dekat lelaki itu. Mama yakin laki-laki itu sudah menyentuh Risa dengan seenaknya."
Cerita Ratih mengalir dengan sendirinya membuat Arisa tertunduk malu.
"Mam maaf dari cerita Mama itu belum tentu benar bukan? Kalau kita menuduh Arya sebagai pelaku dari pelecehan terhadap Arisa tanpa bukti itu jelas salah Mam. Arisanya saja begitu ditanya hanya diam tidak bisa menjawab. Berarti saat kejadian, Arisa memang dalam keadaan tidak ingat, benarkan Risa?"
"Iya Mam, Risa tidak ingat apa-apa Mam," jawab Risa memberanikan diri menatap Mamanya yang terlihat sedang menahan amarah.
"Mau Risa hamil atau tidak, Mama hanya ingin ada antisipasi agar nama baik keluarga kita tidak tercoreng di masyarakat. Aryakan kekasihnya Risa pasti dia mau menikahi Risa secepatnya," ujar Ratih penuh percaya diri.
"Juan tetap tidak setuju Risa menikah dengan Arya! Aku akan mencari lelaki yang terbaik buat Arisa. Tapi bukan Arya!"
Deg
Deg
Arisa menitikkan air matanya, ternyata kakaknya masih bersikukuh dengan pendiriannya. Ia bingung harus berbuat apa. Haruskah ia memfitnah kekasih ya sendiri agar bisa bersatu dalam pernikahan? Risa memejamkan matanya berharap keputusannya adalah benar.
"Aku ingat malam itu aku mabuk berat ditambah lagi salah satu teman yang menjadi musuhku menambahkan obat laknat di dalam minumanku. Akhirnya terjadilah sesuatu yang tidak aku inginkan. Dia...dia...dia sudah merenggut kehormatanku di dalam mobil," Risa la langsung tertunduk.
"Siapa? Siapa yang sudah merenggut kehormatanmu, hah!" Juan sangat marah.
"Apa dia Arya?"
Arisa hanya menunduk diam. Tidak berani berkata lagi, tangisnya pecah. Ia takut pada Juan.
Naya memicingkan matanya. Ia merasa ada yang janggal dari cerita Arisa.
"Kamu tidak bohongkan Ris?" tanyanya lirih.
Arisa menggelengkan kepalanya.
Braak!
Kembali Juan menggebrak meja. Ia merasa frustasi, sulit menerima kenyataan pahit ini.
"Mana mungkin anakku bohong. Pokoknya mama tidak mau tahu, kamu harus mencari Arya dan bawa ke sini lagi untuk melamarmu! Sebelum papamu tahu masalah ini, Arya harus sudah melamarmu, paham!" titah Ratih tegas.
"Awas kau Arya!" ucapnya geram. Ia mengepalkan telapak tangannya. Matanya memerah, menandakan kemarahan yang memuncak.
eh tpi sy jga jualan mie ayam grobakan dahh/Grin//Facepalm//Joyful//Curse//Curse//Curse/