NovelToon NovelToon
Luka Lama

Luka Lama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta Seiring Waktu / Rebirth For Love
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Devandra pernah menjadi bagian dari kisah masa lalu Audrey. Pernah menjadi bahagia dan sedih hidupnya. Pernah menjadi luka yang sampai saat ini masih membekas.

Audrey sedang berusaha mengobati lukanya, menghilangkan sakitnya. Tapi disaat itu pula Devan hadir kembali.

Apakah Audrey akan menghilang kembali atau menghadapi lukanya agar ia tak lagi mengingat Devandra dihidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Audrey tidak perlu meyakinkan dirinya lagi. Ia sudah pasti mengambil keputusan tanpa berpikir panjang saat sekertaris Devan meneleponnya dan menanyakan soal kontrak yang diajukannya tempo hari. Ia tidak mau lagi terlibat dengan Devan dan Naira. Lebih baik dia membantu mamanya bekerja daripada harus bekerja sama dengan Devan.

Audrey juga menceritakan pada Vivian soal alasannya menolak tawaran pekerjaan itu termasuk pertemuannya dengan Naira. Vivian akhirnya mengerti bila Audrey masih trauma dengan masa lalunya bersama Devan dan Naira.

Selama libur Audrey mengisi waktu membantu mamanya terkadang Egi menjemputnya dan mengajaknya jalan-jalan atau sekedar membeli makanan ringan. Hidup Audrey merasa sedikit tenang.

Ternyata hidup tenang itu sebentar saja. Hari ini Audrey menemani Egi yang mencari kado untuk ibunya yang akan berulang tahun. Mereka mencari jam tangan.

"Wah... Wah... Wah... Ternyata sepak terjangnya semakin parah!" Naira bertepuk tangan di belakang Audrey dan Egi.

"Naira..."

"Kenapa? Kaget ya takut ketahuan lagi jadi perusak hubungan orang?" ucap Naira dengan suara lantang. Tentu saja beberapa orang yang sedang berbelanja menolehkan pandangan ke arah mereka.

"Jangan menuduh sembarangan Naira!" ucap Audrey.

"Aku bicara fakta. Nyatanya hubunganku kamu rusak sampai-sampai Devan mengabaikanku lagi," ucap Naira memainkan kuku panjangnya yang baru diwarnai.

"Aku tidak ada hubungan apapun lagi dengan Devan!" ucap Audrey. Naira hanya mengangkat bahunya.

"Hmmm korban lagi? Kamu tuh ya, nggak berubah. Dulu hubunganku dengan Devan kamu rusak. Kali ini ada korban lagi. Kasihan sekali jadi orang ketiga terus. Kayak nggak ada stok lagi di bumi ini," ucap Naira santai.

"Kamu...!" Audrey ingin maju tapi ditahan Egi. Egi menggeleng tapi Audrey tidak mau dirinya ditindas terus.

"Kenapa? Marah? Aku sarankan kamu jangan mau tertipu dengan dia. Lihatlah, dia bisa ngasih kamu saran kado untuk pasanganmu. Dimana hati nuranimu Audrey?" ucap Naira. Audrey benar-benar marah melihat Naira menunjuk ke arah kado yang dipegang Egi. Semua orang akan menyangka benar yang dikatakan oleh Naira. Padahal tidak begitu kenyataannya.

"Sebaiknya kamu cari tahu dulu faktanya. Nanti kamu malu sendiri!" ucap Egi yang masih memegang tangan Audrey.

"Bukti nyata ada di depan mata. Aku rasa kalau bertanya dengan orang yang ada di sini mereka pasti setuju denganku, iya kan?" ucap Naira ke arah pengunjung yang sudah melihat mereka bertengkar. Sebagian dari mereka mengangguk.

"Pelakor tempatnya di tong sampah!" ucap ibu-ibu yang sudah terlanjur percaya dengan perkataan Naira.

"Nggak bu, ini salah paham!" Audrey sedikit gugup.

"Alaaa... Mana ada pelakor ngaku! Ayo kita kasih pelajaran pelakor ini!" ucap yang lainnya sambil mereka meringsek maju.

Egi berdiri maju membentengi tubuh Audrey dari kemungkinan amukan ibu-ibu. Audrey ketakutan, ia tak bisa menjelaskan apapun. Ibu-ibu itu sedah terlanjur marah dan mereka mengepung Audrey dan Egi. Sementara itu Naira tersenyum puas.

Salah satu ibu-ibu di belakang mereka menjambak rambut Audrey hingga gadis itu terpekik kesakitan.

"Dasar pelakor! Hempaskan pelakor dari bumi ini!" ucapnya sambil tetap menjambak.

"Sakiiiit! Aku bukan pelakor!" Audrey menahan rambutnya agar tidak tercabut.

"Dia memang pelakor. Dia merusak hubunganku dan sekarang dia bakal dapat mangsa lainnya!" ucap Naira memprovokasi.

"Nggak! Aku nggak ngelakuin itu!"

"Lepas!" Egi mencoba membuka cengkeraman tangan si ibu di rambut Audrey.

"Kamu jangan mau tertipu! Biarkan saja dia!" ucap ibu-ibu itu.

"Ibu salah paham, dia..."

"Jangan membela yang salah! Kamu juga! Bukannya setia malah tukang selingkuh!"

Suara ibu-ibu pengunjung semakin ramai. Bahkan Egi tak mampu lagi melawan banyaknya yang ingin melukai Audrey. Bahkan Egi juga terkena sasaran amukan. Ia terkena cakaran. Naira tersenyum puas melihat Audrey dihukum massa.

Keributan benar-benar terjadi, Audrey menunduk sementara Egi melindungi Audrey dari tangan-tangan yang ingin menggapainya. Sampai ada satpam yang datang ke lokasi kejadian dan melerai ibu-ibu yang berkerumun. Mereka digiring ke pos dan ditanyai satu per satu.

Audrey melihat ke sekelilingnya baru ia menyadari Naira tidak ada di sana. Anak itu pasti takut bila yang dia omongkan semua hanyalah tipuan. Kini Egi sedang menjelaskan bahkan menelepon mamanya. Tante oliv benar-benar mengomel di telepon dan yang mendengar tentu saja panas kupingnya.

"Dimana orang yang fitnah tadi?" tanya si ibu-ibu. Mereka menyadari bawa Naira sudah pergi dari sana tentu saja jadi geram. Mereka malah jadi korban fitnah.

"Kami minta maaf y," ucap si ibu yang sempat menarik rambut Audrey.

"Tidak apa-apa..."

"Sebentar! Kami bakal maafin tapi dengan syarat. Kalau ibu-ibu jumpa cewek tadi. Yang fitnah kami. Ibu-ibu boleh ngerjain asal jangan melukai," ucap Egi sambil tersenyum. Audrey menyikutnya.

"Nggak apa kan? Biar dia nggak selalu ngomong sembarangan memicu kerusuhan," ucap Egi.

"Apaan sih!" ucap Audrey.

"Oh nggak masalah. Nanti kami kasih pelajaran orangnya," ucap ibu-ibu tadi. Mereka lalu bersalaman menyatakan damai.

"Itu yang namanya Naira?" tanya Egi saat mereka duduk di kursi yang disediakan mall sambil mengobati tangan Audrey yang terluka kena cakaran.

"Auh... Sakit Gi! Iya itu Naira yang aku ceritain," ucap Audrey yang sesekali kesakitan karna kena salep.

"Pantesan aja cowoknya nggak mau lagi. Kelakuannya begitu," ucap Egi membuang sampah tisu.

"Nggak tau ah, males ngomongin dia. Aku udah berusaha untuk menjauh dari Devan. Malah selalu ketemu Naira. Apa ini karma ya?" ucap Audrey.

"Nggak sih, ini emang tu cewek dendaman aja. Kita udah jelasin juga dia ngotot sesuai dengan apa yang dia pikirkan," ucap Egi. Audrey mengangguk.

"Tapi kamu percaya karma?" tanya Audrey. Egi menatap Audrey sejenak lalu berpikir.

"Percaya nggak percaya sih. Udahlah jangan dipikirin. Ayo pulang," ajak Egi. Keduanya berjalan meninggalkan pusat perbelanjaan itu. Untung saja kado yang dibeli Egi masih terbungkus rapi.

Mata Audrey masih mengawasi sekitaran pusat perbelanjaan. Ia berharap bertemu Naira. Rasanya Audrey sudah malas berdiam diri melawan Naira. Sekarang biar Naira tahu, Audrey yang dulu bukanlah Audrey yang sekarang. Ia akan melawan Naira.

Bagi Audrey, ia sudah melakukan banyak hal untuk menjauh dan bahkan meghilang dari hadapan mereka. Tapi luka lama Naira masih basah dan sekarang ia selau berusaha mengungkitnya meski sudah hampir dua tahun mereka tak pernah bertemu.

Untung saja langkah Audrey untuk menolak kerja sama yang diajukan sekertaris Devan sudah ia tolak. Audrey tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Audrey bekerja sama dengan kantor Devan. Mungkin nyawanya memang terancam. Karena dulu ia suda merasakan bagaimana nekatnya Audrey. Luka jahitan di punggungnya seketika terasa pedih.

1
Fiftin Indriani
hai kak semangat yaa buat tulis novel nya novel kakak bagus kok menurut ku hmm ih ya jangan lupa mampir dan baba chat story aku judul nya gadis kecil milik CEO
Renjana: makasih kak sudah mampir😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!