NovelToon NovelToon
Vanila And Her Secret

Vanila And Her Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anggika15

Tumbuh dewasa di bawah asuhan sebuah panti sosial, membuat Vanila berinisiatif untuk pergi keluar kota. Dengan bekal secarik kertas pengumuman lowongan kerja di salah satu usaha, yang bergerak di bidang cuci & gosok (Laundry).

Nahas, biaya di Kota yang cukup tinggi. Membuat Vanila mencari peruntungan di bidang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10 (Boleh pergi?)

Dukk!!

Tumit kaki Vanila membentur salah satu kaki ranjang tidur kayu di belakangnya. Langkah gadis itu berhenti, saat tak ada lagi ruang untuk menghindar dari Edgar yang terus berjalan mendekat setelah membawanya ke dalam ruangan yang kini sedikit lebih luasnya dari ruang sebelumnya.

Ya, Edgar memutuskan pindah setelah merasa ruangan yang menjadi kamar Vanila terasa sangat sempit, terutama di bagian tempat tidur. 

Mata biru Edgar mengarah tajam. Raut wajahnya tampak sangat serius, seperti seekor singa yang akan segera menghabisi mangsanya dalam sekali terkaman. Dan itu cukup membuat Vanila ketakutan, bahkan hanya dengan ekspresi datar yang Edgar perlihatkan.

Dia mengulurkan tangannya yang sedang menggenggam sebuah gelas, dimana di dalamnya terlihat cairan berwarna merah pekat.

"Coba saja sedikit, red wine tidak akan membunuhmu," katanya sambil terus mendekat.

Vanila langsung menggelengkan kepala. Jangankan mencoba, melihatnya yang berwarna merah pekat saja membuat perempuan itu ngeri. 

‘Darah!’ Sesuatu di dalam kepala Vanila berteriak. 

“Ayo coba, sedikit saja tidak apa-apa.”

Edgar mendekatkan gelas itu tepat di hadapan hidup Vanila. Sontak, Vanila langsung menjauhkan wajahnya. 

"Saya nggak mau, baunya aneh. Saya nggak bisa, nggak suka juga!" Tolak Vanila dengan ekspresi wajah penuh tekanan.

Sorot mata itu terlihat semakin tajam, kemudian terbitlah senyuman penuh arti dari salah sudut bibir Edgar. Pria itu berhenti tepat satu langkah di hadapan Vanila yang saat ini sedang merasakan ketakutan yang luar biasa. 

Bagaimana tidak? jangankan melakukan sesuatu, berdua di dalam sebuah kamar dengan seorang pria asing saja baru pertama kali dia rasakan. Dan itu cukup membuat jantungnya terus berpacu, seperti akan meledak karena tidak sanggup menahan degupan yang terus meningkat.

"Kau yakin tidak mau?" Suara Edgar terdengar rendah. 

Vanila memberanikan diri menatap Edgar, kemudian mengangguk.

"Padahal wine akan membuat rasa sakitnya sedikit berkurang."

Vanila menatap gelas berisikan wine di dalam genggaman Edgar, dengan wajah pria itu bergantian.

"Baiklah, sekali lagi. Mau mencoba meminumnya atau tidak?"

Gadis itu menggelengkan kepala. Dan dia benar-benar terlihat sangat yakin untuk menolak tawaran dari pria tinggi di hadapannya.

"Sungguh!?" Mata Edgar memicing.

Vanila kembali mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Sedangkan Edgar terdiam menatap gadis itu dengan pikirannya sendiri. Kemudian tangannya mulai menyentuh ujung kemeja yang dikenakannya dan membuka benda itu satu-persatu sampai tidak saling bertautan.

Vanila terkesiap. Sepertinya gadis itu terlihat sangat gugup dan takut, apalagi saat melihat Edgar mulai bertelanjang dada.

"Karena kamu tidak mau meminumnya, jadi biar saya saja!" Ucap Edgar yang meneguk cairan berwarna merah pekat di dalam gelas kristalnya.

Vanila tidak bereaksi, gadis itu hanya menatap bagian tubuh Edgar yang sudah mulai terlihat sangat jelas. 

Edgar menenggak minuman yang sempat ditawarkan kepada Vanila. Menghabiskannya tanpa sisa, kemudian berjalan mendekat pada gadis lima ratus jutanya yang membeku di dekat ranjang di mana Edgar berniat memangsa dia setelah ini.

Edgar mencoba untuk lebih santai, namun ternyata perkiraannya salah. Gadis itu tetap kelihatan sangat ketakutan, apalagi dengan posisi mereka yang hanya berdua di dalam kamar tersebut.

"Baiklah, ayo kita mulai dari mengubah cahaya lampunya," tutur Edgar sambil berjalan ke arah saklar lampu, lalu menekan salah satu diantaranya. Sekedar untuk meredakan ketegangan.

Ruangan yang awalnya terang-benderang berwarna putih cerah, berubah menjadi temaram saat lampu-lampu kecil berwarna kuning memenuhi pilar-pilar langit-langit kamar.

"Astaga, apa yang sedang kamu lakukan Vanila!?" Batin Vanila berbicara ketika dia berpikir ulang tentang hal ini.

Pandangannya tertuju kepada Edgar, saat pria itu segera kembali sambil membuka sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Dan setelah semuanya terbuka, Edgar pun membiarkan setiap kain yang dipakainya tergeletak begitu saja di atas ubin marmer ruangan itu.

‘Lari Vanila!’ Sesuatu di dalam hatinya kembali memintanya untuk pergi.

‘Tidak, jangan Vanila! Kita tidak punya uang, apalagi tempat bernaung. Bagaimana nasibmu jika terus naif seperti ini? Biarkan saja, dia butuh kepuasan sementara kau butuh uang dan tempat tinggal.’ 

‘Toh kamu sudah dia nikahi, jadi berikan saja lah!’

Dan dia bermaksud pergi saat Edgar tampak lengah, ketika yang bersamaan pria itu dengan cepat meraup pinggangnya.

"Pak?"

"Kamu tidak bisa mundur, Van!" Dia mendekatkan wajahnya, dan Vanila mencoba untuk menarik diri.

"Tidak ada yang bisa keluar dengan selamat setelah masuk ke tempat ini, begitu juga kamu yang telah menyerahkan segalanya pada saya."

"Tapi saya …." 

Dengan mudah Edgar menyeretnya ke tempat tidur kemudian menghempasnya dan segera mengungkung tubuh kecil itu di bawah kuasanya.

"Uang setengah miliar akan segera kamu dapatkan setelah ini, dan kamu tahu itu bukan?"

"I-iya saya tahu. Saya hanya butuh …." Vanila mencoba melepaskan dirinya, tetapi cengkraman tangan pria itu terlalu kuat.

Apalagi ketika dia menariknya ke atas kepala kemudian menahannya di sana, dan saat itu Vanila hanya bisa menggeliat.

"Pak?"

Dalam sekali tarikan saja Edgar mampu melepaskan celana panjang yang membungkus kaki Vanila, dan terpampanglah apa yang ada di baliknya. Meski masih berbalut pakaian dalamnya yang berwarna hitam.

Pria itu menyeringai.

"Kamu tahu, aku suka pemberontak sepertimu. Apalagi jika kamu benar-benar perawan. But, let see …." Lalu dia menyingkap kaos yang masih menempel di tubuh gadis itu dan mengusap perut ratanya.

Kulitnya terasa halus dan suhu hangat pada tubuhnya membuat adrenalin Edgar semakin terpancing. 

“Pak Edgar tunggu—”

"Memberontak lah, dan saya akan semakin bersemangat untuk memaksamu!" Edgar menunduk kemudian menyusuri telinga dan wajah Vanila dengan ujung hidung mancungnya.

“Ngghhhhh!”

Dia menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadis itu yang terasa memabukkan. Perpaduan parfum murahan yang mungkin dibelinya dari warung di pinggir jalan dengan aroma asli dari tubuhnya. Tetapi entah mengapa membuatnya hampir mabuk kepayang.

Sepertinya selera dia sedikit berbeda kali ini.

Edgar terkekeh, lalu dia menaikkan bra di balik kaos Vanila. Dan dua gundukkan ranum itu terlihat jelas.

"Oh, apa ini belum tersentuh oleh siapa pun?" Kemudian dia merematnya pelan-pelan yang membuat Vanila melenguh tak karuan, karena ini memang pertama kalinya seseorang menyentuh tubuhnya.

"Apa yang lainnya juga, Baby?" Lalu tangannya merayap ke bawah dan menemukan pusat tubuh gadis itu yang terasa hangat dibalik celana dalamnya.

Edgar terkekeh lagi, sementara Vanila merasa ingin menangis sekencang-kencangnya.

Selama hidup, tak ada yang pernah berbuat begini kepadanya, tetapi otak Vania lagi-lagi mempengaruhinya.

Gadis itu mulai terbuai. 

"Biarkan saja, hanya sebentar!"

Vanila masih mencoba meronta ketika Edgar berhasil melepaskan kain yang menutupi area pribadinya, dan pria itu pun segera mempersiapkan diri. 

 "It's oke, ini hanya akan sakit sedikit. Itupun jika benar kamu belum pernah melakukannya," bisik Edgar, yang segera kembali mengungkung gadis itu setelah Edgar berhasil menelanjanginya.

Vanila sempat menutupi dadanya, namun Edgar malah menyingkirkan tangan mungil Vanila. 

"Aku suka melihatmu seperti ini, Van!" Katanya lagi yang bermaksud mencium bibir gadis itu.

Namun Vanila memalingkan wajahnya sehingga bibir Edgar hanya mengenai pipi mulus Vanila. 

"No kisses? Fine." Pria itu terkekeh lagi kemudian mengecup lehernya.

Kedua tangannya sudah menyentuh dada Vanila dan merematnya dengan gerakan sensual. Tidak lupa dia mempermainkan puncaknya yang sudah mengeras untuk menggoda gadis itu.

Sementara yang digoda sedang berusaha sekuat tenaga untuk tak mengeluarkan suara ketika dia hampir saja mendesah karena sentuhan Edgar pada tubuhnya yang semakin menggila.

"You so wet!" Edgar berbisik lagi ketika dia memeriksa pusat tubuh Vanila yang tampak sudah siap, kemudian segera bangkit seraya melebarkan kakinya.

Senjatanya yang sudah mengeras dia arahkan pada gadis itu yang tampak sudah pasrah, dan tanpa menunggu lagi dia mendorongnya hingga menelusup ke dalam.

"Ugh!" Rasanya sempit dan agak sulit di sini, padahal baru ujungnya saja.

Sementara gadis di bawahnya memejamkan mata sambil menggigit bibirnya kuat-kuat.

"Oh, you so tigh, Baby!" Edgar menatap ke bawah sana.

Pria itu kemudian mendorongnya perlahan, namun semakin dalam dia menekan, maka semakin sempit dia merasakan. Hingga akhirnya Edgar merasakan jika ujung alat tempurnya menabrak seperti sebuah penghalang di bawah sana.

Dia terdiam. Lalu pandangannya beralih ketika mendengar rintih kesakitan dari Vanila yang memejamkan mata, dan setetes air lolos dari matanya.

Dadanya sudah berdebar tak karuan dan senjatanya sudah berdenyut-denyut ingin dipuaskan. Tetapi logikanya terasa tak sejalan.

Vanila wanita pertama yang mengatakan dia perawan tanpa kebohongan sedikitpun. 

Sekali lagi dia mendorong miliknya, lalu rintihan Vanila kembali terdengar. Dan kali ini dia terisak.

“You're … really virgin, huh!?" Edgar buka suara. Dan rasa tidak percaya terdengar kentara di dalam pertanyaannya.

Vanila menggelengkan kepala sambil mengusap air mata yang terus mengalir dari netranya, dan dia memberanikan diri untuk menatap wajah Edgar. 

“Setelah ini saya boleh pergi ‘kan pak?” Suara Vanila terdengar lirih. 

Edgar memucat, dan seketika dia menarik diri sehingga alat tempurnya terlepas dari milik Vanila.

1
Annie Gustava
oh cakep juga pak edgar.. akh mak up nya yg banyak dong n tiap hari/Smile/
Anggika15 | Aurin99: Bolehhh😜
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
wadaw d kasih bonus foto Edgar ,,,,jangan lupa Van stanby d kamar pake daster ehh 🤪🤪🤪
Anggika15 | Aurin99: Dasterrrrr ga tuh 😂
total 1 replies
aurel chantika
cakep
Anggika15 | Aurin99: Apalagi yang cuma pake handuk, beuhhh😅
total 1 replies
Ririn Sindi Noveri
ketemu pak edgar kita 🤭😂
Anggika15 | Aurin99: Yoiiii😂 nex ketemu Vanila
total 1 replies
aurel chantika
asal pak Edgar tau,mi itu makanan paling enak & GK ngebosenin Lo pak
aurel chantika
macam jalangkung pak irgi 🤣🤣🤣
Annie Gustava
mulai yaa kalian ribut2 kecil akh suka deh edgar kya gini k vanila hihihi
Anggika15 | Aurin99: 😋😋😋😋😋
total 1 replies
Annie Gustava
dah mulai nyaman yaa pak sama istrimu. pak jgn suruh vanila bli baju dinas mlm sendiri dong kl bp ikut kan enak bsa pilih model n warna/Grin/
Anggika15 | Aurin99: Nah iya😂
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
cieeeeee,,,,,udah aku aku,,,,udah mulai debat eh dari pertama jg debat ya hihi🤪
Evi Ristiani Ramdhani: lanjutttt Kaka cuyung 😄😄😄
Anggika15 | Aurin99: 😅😅😅😅😅
total 2 replies
Ririn Sindi Noveri
uhuyyy pak edgar bisa aja modusnya bilang aja udh nyaman pak 😂🤣
Anggika15 | Aurin99: Gengsinya di atas rata-rata 😂
total 1 replies
aurel chantika
kalau akur gitu kan enak 😀😀😀
Anggika15 | Aurin99: Adem gitu yah😆
total 1 replies
aurel chantika
enak jidatmu aja pak Edgar
Anggika15 | Aurin99: 😆😆😆😆😆
total 1 replies
aurel chantika
belikan yang bagu,jangan ngomel aja taunya pak
Anggika15 | Aurin99: Tiba-tiba banget emang😅
total 1 replies
ensagita
di tunggu kelanjutannya 😍
Anggika15 | Aurin99: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
aurel chantika
lama bener kamu muncul vAnila 🤣🤣🤣
Anggika15 | Aurin99: Abis market day dulu😂
total 1 replies
Ririn Sindi Noveri
udh mulai sedikit nyaman ya pak😁🤣
Anggika15 | Aurin99: Nyaman banget😅
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
Akhirnya Vania munculllll juga eh,, othor cuyung 🥰,,,,, makasih udah up, gapapa Thor sibuk d dunia nyata harus semangat 💪🏻, hidup d sua dunia😄
Anggika15 | Aurin99: Ternyata kegiatan market day sangat menguras duit dan tenaga😆
total 1 replies
Dwie FauZha
akhirnya muncul juga.... bolak balik nengok ga update... lanjut kakkk😁
Anggika15 | Aurin99: terimaaciw selalu menunggu othor yang cantik ini
total 1 replies
aurel chantika
pak edgar ini memang GK peka banget sama vanila,minta digetok kepalanya pakai panci
Anggika15 | Aurin99: Pake ulekan aja biar mantep
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
ikutan Van klw ada lowongan,,enak benerrr kerja nya Van😃
Anggika15 | Aurin99: Waduh😆😆😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!