Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CIUMAN KAMAR MANDI
Ternyata Zeva tertidur meskipun sudah minum kopi di jam 10an.
Bibi juga sudah masuk ke kamarnya.
Anthon belum juga pulang sampai jam 11 malam. Mungkin karena kelelahan juga Zeva pun tertidur pulas di sofa sampai sampai saat tengah malam tubuhnya digendong seseorang untuk diletakkan di kamarnya, ia tidak terbangun.
Cup!
Seorang pria tampan mencium kening Zeva setelah menidurkan wanita itu diatas ranjang.
"Bagaimana wanita secantik dan selembut kamu mendapatkan pria bejat seperti Anthon?" gumam pria itu yang tidak lain adalah Theo.
"Tunggu waktu yang tepat untuk memberikannya pelajaran" lanjutnya dalam hati.
Setelah itu, Theo keluar kamar Zeva dan Anthon, berniat menuju kamarnya. Namun suara keramaian di bawah membuatnya turun lagi dari lantai 2.
"ZEVAAAAAA!!!" teriak Anthon yang pulang dengan keadaan mabuk.
Theo berusaha memapah Anthon yang sempoyongan saat akan naik tangga.
"Thon, kamu mabuk lagi" ucap Theo.
"Hahaha, udah hobbi ku mabuk tiap hari. Bagaimana denganmu brother kenapa kamu tidak berada di Locronan? Bagaimana tender di London itu?" tanya Anthon.
"Aman. Tender berhasil kudapatkan. Tapi aku tunda keberangkatan ku ke sana setelah natal saja. Mangkanya aku pulang hari ini" jawab Theo.
"Ck ckckck, tidak salah kamu memang menjadi saudara terhebatku" celetuk Anthon.
"Bawa aku ke kamar. Aku ingin tidur bersama istriku" lanjutnya.
Theo tidak menolak dan membantu Anthon naik tangga hingga menuju kamar.
"Wah cantik sekali istriku kan, Theo" ucap Anthon mulai kemana mana.
Buk!
Anthon menindih tubuh Zeva hingga wanita itu terbangun.
"An..Anthoon..kamu udah pulang" lirih wanita itu sambil berusaha mendorong tubuh suaminya agar tidak menekan tubuhnya.
"Yaaa..aku pulaang..aku merindukan istrikuuu" ujar Anthon yang memaksa untuk memeluk Zeva dalam posisi berbaring di ranjang membuat Zeva tidak nyaman.
Tiba tiba badan Anthon pun menjauh dari tubuhnya, barulah ia bisa melihat siapa yang menarik tubuh Anthon.
"The..theo" gumamnya.
Theo hanya menatap Zeva dengan tatapan datar.
"Aaakh..ngapain sih gangguin aku sama istriku? Iri yaaa. Mangkanya sana nikah, broo!!" seru Anthon sambil mendorong tubuh Theo.
Theo tak menyahuti dan hanya mengepalkan tangan agar tidak memukul saudara angkatnya ini.
"Wajahmu sekarang seperti akan memukulku, iya kan? Hahahahaa..kamu tidak bisa memukulku Theo, karena aku sudah menyelamatkan nyawamu beberapa kali. Ingat, kamu memiliki hutang nyawa denganku" ujar Anthon.
Zeva yang mendengarnya menjadi penasaran tentang hubungan Anthon dan Theo.
"Cukup. Tidurlah. Aku akan kembali ke kamar" pamit Theo memilih untuk mengalah.
"Sana pergilah. Aku akan membuat anak dengan istriku. Sana jangan ganggu aku" suruh Anthon lalu ia berbalik dan menatap Zeva yang sudah berdiri didepannya.
"Aku masih datang bulan, Anthon. Aku tidak bisa melayanimu malam ini" ucap Zeva sambil menatap bergantian antara sang suami dan pria yang ia cintai.
Grep!
Zeva dipeluk erat oleh Anthon.
Theo yang masih menyaksikan hal ini menjadi makin murka. Ia pun menarik tubuh Anthon hingga terjatuh ke lantai.
Bruk!
"KURANG AJAR KAU THEO!!! BERANINYA MEMBUATKU JATUH!!" teriak Anthon marah.
Zeva pun memberikan kode kepada Theo agar pria itu pergi dari kamarnya dengan isyarat tangan dan kedipan mata.
"Awas yaa..aku akan.." lanjut Anthon yang terhenti saat ia merasa akab muntah.
Tanpa tertahankan lagi, pria mabuk itu muntah di bajunya.
"Pergilah, Theo. Aku akan mengurus suamiku" ucap Zeva.
"Suamiku?" batin Theo yang merasa hatinya teriris meskipun panggilan itu sah sah aja dari Zeva untuk Anthon.
Theo memundurkan langkah kakinya lalu keluar kamar saudara angkatnya itu.
Ia pun masuk ke kamarnya sendiri dan menggerutu sendiri.
"Hahaha..panggilan suamiku,..aku sangat geli mendengarnya dari Zeva"
"Tidak lama lagi, akan kurebut panggilan itu dari Si Pria brengsek itu"
Theo benar benar sudah muak dengan Anthon, apalagi melihat sikap buruk pria itu kepada Zeva.
Ia memutuskan untuk mandi agar menyegarkan pikiran serta emosinya.
Sedangkan Zeva susah payah membawa suaminya ke kamar mandi dan membersihkan Anthon.
Melihat tubuh te-la-njang suaminya itu sudah menjadi kebiasaan. Tapi Zeva tidak tergoda sedikitpun karena ia sangat membenci Anthon.
Ia masih bersikap baik kepada pria ini karena mertuanya yang baik.
Zeva ingin menjadi wanita sekaligus menantu yang baik untuk Bora dan Herjunot meskipun tetap harus bersikap baik kepada suaminya.
Setelah membersihkan tubuh Anthon, Zeva keluar kamar mandi dan mengambil baju pria itu.
Ia kembali menghampiri sang suami dan memakaikan baju.
Ia papah lagi pria yg sudah tak sadarkan diri hingga terlentang di ranjang.
Baju Zeva ikut basah karena harus merawat bayi besar. Ia pun memilih ganti baju.
Ketika berganti baju, tiba tiba pintu kamar mandi terbuka.
Gredeeek...
Suara pintu pelan tapi masih bisa terdengar wanita itu hingga Zeva menoleh kearah pintu sambil melilitkan handuk.
"Theo" lirihnya.
Pintu kamar mandi tertutup dan Theo langsung memeluk Zeva.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Zeva lirih.
"Hmm aku tidak tega melihatmu" jawab Theo dengan suara rendahnya.
"Aku sudah biasa. Jangan khawatir, waktu aman dengan Anthon saat dia pingsan atau tidur. Aku merasa dia lebih baik seperti ini saat pulang daripada pulang dengan sadar" sahut Zeva sambil membalikkan tubuhnya menghadap Theo.
"Kenapa begitu?" tanya Theo heran.
"Hmmmm, aku ceritakan jika kita sudah punya ruang berdua. Kembalilah ke kamarmu, sebelum Anthon mencariku" jawab Zeva sambil mendorong pelan tubuh Theo menjauh.
Cup.
Bukannya menjauh namun Theo malam mengecup bibir merah muda yang basah dengan air di wajah.
"Kiss selamat malam" ujar pria itu tanpa merasa bersalah karena mencuri ciuman.
Puk!
Zeva memukul pelan lengan Theo yang menggodanya.
Tanpa menunggu disuruh kembali ke kamarnya lagi, Theo sudah keluar kamar mandi terlebih dahulu dan keluar kamar Anthon.
Didalam kamar mandi, Zeva mengelus bibirnya yang masih terasa ciuman dari Theo.
"Bisa gila aku dibuat pria itu" lirihnya sambik tersenyum smirk bahagia.
Theo sudah membuatnya merasakan hidup kembali penuh gairah dan nafsu.
Setelah selesai memakai pakaian bersihnya, ia pun keluar kamar mandi dan langsung mendengar dengkuran keras sang suami.
Ia menatap Anthon dengan tatapan datar dan tidak ada perasaan.
"Aku akan hamil dengan anak saudaramu lalu aku akan berpisah denganmu" batinnya.
Rencana yang Zeva inginkan untuk menuruti permintaan sang ibu mertua agar membantunya bercerai dengan Anthon adalah dengan memberikan cucu dari anak angkatnya sendiri, bukan dari putra kandung keluarga Galio.
Setelah itu, ia tidur disamping sang suami dengan perasaan was was namun selama dia datang bulan, Anthon masih tau batasan.
Sedangkan Theo sudah membayangkan akan hidup bersama Zeva setelah meninggalkan keluarfa Galio dan balas dendam kepada saudara angkatnya itu.