Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Aku Melihatmu
Aminah mengantarkan keluarga Shaheer Sheikh hingga pintu rumah setelah acara lamaran usai.
Keduanya berjalan beriringan tanpa adanya pembicaraan diantaranya.
Mahesa Sheikh melangkah disamping Shaheer Sheikh sambil melirik ke arah Aminah.
"Kenapa kalian tidak saling bertegur sapa ? Bukankah kalian telah melangsungkan lamaran, tidak sebaiknya kalian bergandengan tangan !?", ucap Mahesa Sheikh.
Mahesa Sheikh mendekatkan kedua tangan keduanya.
Namun, Shaheer Sheikh segera menampik tangan Mahesa.
"Apa yang kau lakukan ? Bisakah kamu tidak menggangguku ?", ucap Shaheer Sheikh.
Mahesa Sheikh terdiam.
Dia hanya melirik Aminah yang wajahnya masih tertutup kain tipis warna putih.
"Aku hanya melakukan tanggungjawabku, adakah yang salah ?", sahut Mahesa Sheikh.
"Tidak ada yang menyuruhmu melakukannya, paman ! Cukup main-mainnya ! Aku tidak suka !", ucap Shaheer Sheikh.
"Hai..., ada apa ini ? Aku hanya membuat kalian menjadi erat !?", jawab Mahesa Sheikh.
"T-I-D-A-K P-E-R-L-U !!!", ucap Shaheer Sheikh.
Telunjuk tangan pria tampan itu menunjuk dada Mahesa Sheikh keras.
"Hai... Tenang Shaheer Sheikh ! Tenang ! Aku tidak memiliki masalah denganmu !", ucap Mahesa Sheikh.
"Jangan membuatku bertambah kesal ! Kamu mengerti !", lanjut Shaheer Sheikh.
"Ya ampun ! Apa yang ada dipikiranmu ? Kenapa kamu marah ?", tanya Mahesa bingung.
"Mahesa...", ucap Jannah Sheikh.
Wanita bersari hijau dengan kerudungnya itu menahan Mahesa untuk melanjutkan ucapannya.
"Biarkan dia pergi... Jangan usik Shaheer sekarang !", lanjut Jannah mencoba tersenyum.
"Ta-tapi... Apa salahku ?", sahut Mahesa seraya menolehkan kepalanya.
Mahesa menatap kakaknya dengan tatapan penuh tanya.
"Biarkan ! Biarkanlah dia ! Jangan bicara lagi !", bisik Jannah.
"Apa yang sebenarnya sedang terjadi, kakak !?", jawab Mahesa Sheikh yang kebingungan.
Dia semakin tidak mengerti dengan sikap Shaheer Sheikh yang seharusnya sedang berbahagia telah mendapatkan pasangan hidup.
Namun, sikap yang ditunjukkan keponakannya itu justru berbanding terbalik. Dan membuat Mahesa Sheikh bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
"Tapi kakak...", ucap Mahesa mencoba protes.
"Tidak usah banyak protes dan lanjutkan jalanmu, Mahesa !", sahut Jannah Sheikh.
"Astaga kakak ! Baik... Baik... Aku tidak akan berbicara lagi...", ucap Mahesa.
"Maafkan atas ulah mereka, Aminah ! Dan tolong jangan kamu ambil hati dengan ucapan mereka berdua, mereka biasa bercanda seperti itu", kata Jannah Sheikh kepada Aminah.
"Tidak apa-apa mathair, aku tidak memikirkannya", sahut Aminah.
"Baiklah, kami mohon pamit dan aku tunggu kedatangan kalian ke rumah kami", ucap Jannah Sheikh.
"Iya mathair", sahut Aminah.
"Aku mohon pamit pulang, Yasmina", ucap Jannah Sheikh.
"Iya Jannah, terimakasih telah datang dan membuat acara ini berjalan lancar", sahut Ibu.
Ibu berjalan mengantarkan seluruh keluarga Shaheer Sheikh hingga depan rumah sambil menggandeng tangan Aminah.
"Kami akan mengunjungi kalian dan akan menghubungimu jika aku akan kesana", ucap Ibu.
"Tentu, Yasmina. Dan aku dengan senang hati menunggu kedatanganmu ke rumah kami", sahut Jannah Sheikh.
"Aku akan membawakanmu makanan khas Janakpur kesukaanmu, Jannah", lanjut Ibu.
"Ya, tentu, aku akan menyukainya", ucap Jannah.
Semua telah masuk ke dalam mobil masing-masing, begitu juga Jannah Sheikh yang menyusul masuk ke dalam mobil.
Tampak mobil berjejer rapi di depan rumah Aminah.
"Kami tunggu kedatanganmu, Aminah", ucap Jannah dari dalam mobil.
"Iya, mathair", sahut Aminah.
"Jangan lupa bawakan aku ladoo khas Janakpur, ya", ucap Jannah.
"Iya, mathair", jawab Aminah lagi.
"Dagh...", ucap Jannah Sheikh sambil melambaikan tangannya.
Aminah dan Ibu membalas lambaian tangan Jannah Sheikh.
Tiba-tiba angin berhembus kencang sehingga menerbangkan kain tipis yang menutupi wajah Aminah.
Kain warna putih itu terbang cepat ke arah mobil yang ditumpangi Shaheer Sheikh.
Mendarat lembut di atas pangkuan pria tampan itu.
Shaheer Sheikh dengan refleks meraih kain tipis yang ada di pangkuannya dan menoleh ke arah luar mobilnya yang melaju perlahan.
Dia melihat ke arah Aminah yang berdiri sambil melambaikan tangannya serta mencari-cari kain miliknya.
Shaheer Sheikh tercengang saat melihat Aminah.
Tanpa terduga keduanya saling berpandangan.
Aminah melihat Shaheer Sheikh yang memandanginya tanpa berkedip dan bibir pria tampan itu seperti tengah bergumam pelan.
Wajah Aminah yang cantik bersemu berubah memerah ketika bertemu pandang dengan Shaheer Sheikh.
Mobil terus melaju cepat meninggalkan halaman rumah Aminah.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu