PENYESALAN AYAH SI KEMBAR 4

Reza begitu menyesal telah menolak Andien karena telah mengandung anaknya. Alih-alih ingin memperbaiki kesalahannya, ia justru menyakiti wanitanya dengan meminta Andien untuk melakukan aborsi secara ilegal.

Kerinduannya pada Andien dan rasa malunya pada gadis itu atas janji-janji manis yang telah ia berikan pada Andien saat ia merenggut kesucian wanitanya secara paksa.

Lelaki bodoh sepertinya hanya bisa memberikan janji kesetiaan dan cinta hanya untuk memenuhi syahwatnya semata, selebihnya hanya wanita yang akan menanggung semua penderitaan baik fisik maupun mental.

"Jalan satu-satunya untuk mendapatkan kembali cinta Andien adalah menjemput kembali cintanya itu untuk kembali ke tanah air." Reza bermonolog.

Sepekan kemudian, tuan Handoyo dan istrinya sudah lebih dulu mendatangi kampus Andien yang saat itu sudah mulai perkuliahan.

Nyonya Susan yang pernah kuliah di tempat yang sama seperti Andien, menemui salah satu temannya yang merupakan dosen di kampus itu.

"Sudah lama juga aku tidak pernah berkunjung ke kampus ini setelah menikah denganmu mas." Ucap nyonya Susan yang sedang menunggu temannya Brooklyn.

"Apakah Brooklyn, masih mengenalmu, sayang?" Tanya tuan Handoyo ragu pada istrinya.

"Hanya usia kaki yang makin dewasa bukan berarti wajah kami berubah sehingga tidak saling kenal satu sama lain." Imbuh nyonya Susan dengan candaan.

"Hai, Nyonya Susan!" Sapa Brooklyn yang mendapat kabar kedatangan teman akrabnya yang satu alumni di kampus yang saat ini ia mengajar.

"Hai, Brooklyn!" Kamu makin cantik saja seperti biasanya." Puji nyonya Susan dengan berbasa-basi menanyakan keluarga mereka masing-masing.

"Apakah kamu punya urusan penting hingga mau mencariku sejauh ini?" Tanya nyonya Brooklyn kembali pada inti dari pertemuan mereka siang itu.

"Aku ingin bertemu dengan salah satu mahasiswa mu bernama Andien. Dia adalah mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa penuh dari kampus ini." Ucap nyonya Susan serius.

"Oh ya, gadis jenius itu. Kampus ini sangat bangga memilikinya karena ia sangat hebat memecahkan suatu rumus yang cukup sulit dalam dunia astronot." Ucap nyonya Brooklyn menceritakan kejeniusan Andien.

Tuan Handoyo dan nyonya Susan sangat kaget mendengar pujian tinggi pada kekasih putra mereka, namun sudah dikuasai egonya, keduanya hanya tersenyum getir dan meneruskan rencana awal mereka.

"Brooklyn, saat ini gadis itu sedang hamil cucuku dan aku tidak ingin ia melahirkan bayi itu ke dunia.

Aku hanya ingin bertemu dengannya dan membuat perjanjian dengan gadis itu untuk tidak menuntut haknya jika Andien bersikeras mempertahankan janinnya untuk tetap melahirkan cucu mereka.

"Maaf nyonya Susan, ini negara bebas, jadi siapapun mahasiswi kami yang saat ini sedang hamil, tidak dipermasalahkan oleh kampus ini.

Kalau memang tujuan untuk itu, aku akan memanggil gadis itu sekarang. Kebetulan dia sedang ada kelas setelah mengikuti kelasku tadi.

Tunggu sebentar, aku akan menyuruh petugas kampus ini, untuk memanggil gadis itu." Ucap Nyonya Brooklyn yang kelihatan tidak menyukai rencana jahat sahabatnya itu.

Tidak lama kemudian Andien datang menemui dosennya itu di ruangan nyonya Brooklyn.

"Selamat siang Miss!" Sapa Andien sambil mengangguk hormat pada kedua tamu dosennya yang sedang menatapnya intens.

"Silahkan duduk Andien!"

Kamu kenal dengan kedua tamuku ini, Andien?"

"Apakah mereka dari Indonesia?" Tanya Andien yang belum pernah bertemu dengan kedua orangtuanya Reza.

Nyonya Susan begitu mengagumi kecantikan Andien." Pantas putra kita begitu tergila-gila dengan gadis ini, sayangnya dia terlihat seperti wanita murahan." Bisik nyonya Susan pada suaminya.

"Andien, ini adalah kedua orangtuanya Reza, kekasihmu." Ucap nyonya Brooklyn memperkenalkan tamunya pada Andien.

"Hmmmm!" Andien begitu terkejut mengetahui kedua orangtuanya Reza sengaja menemuinya di kampusnya saat ini.

Andien bangkit untuk menyelami keduanya, namun nyonya susan mengangkat satu tangannya menahan Andien untuk tidak perlu bersikap normal.

"Silahkan bicara dengan Andien!" Saya mau keluar sebentar." Ucap nyonya Brooklyn meninggalkan tamu dan mahasiswi kesayangan kampus itu.

"Sudah berapa bulan usia kandungan mu sekarang?" Tanya nyonya Susan dengan nada sinis.

"Tiga bulan Tante." Ucap Andien.

"Begini Andien, om dan Tante datang ke sini ingin buat perjanjian denganmu. Apapun keputusanmu nanti, kami hargai, tapi satu hal yang perlu kamu ingat, kami tidak akan pernah mengakui anak yang kamu kandung itu adalah anak dari putra kami Reza atau cucu kami.

Kami ingin menawarkan perjanjian kita dengan sejumlah uang dan konsistensinya yang akan diterima kedua belah pihak jika melanggar.

Silahkan kamu baca dulu isi perjanjiannya, setelah itu kamu baru tandatangan." Ucap tuan Handoyo.

Andien menyimak semua perkataan ayah dari Reza lalu membaca setiap baris isi perjanjian itu.

Ingin rasanya dia merobek kertas perjanjian itu, namun ia ingin tampil tegar di hadapan kedua orangtuanya Reza. Ia ingin menunjukkan kepada tamu dosennya ini bahwa ia adalah wanita tangguh.

"Baiklah, aku setuju dengan persyaratan ini, tapi aku ingin satu hal dari kalian. Suatu hari nanti, jangan pernah mengambil anak-anakku dan jangan pernah mengakui mereka adalah cucu kalian jika mereka mendapatkan suatu keberkahan dari Allah.

Mereka adalah milikku dan selamanya menjadi milikku. Jika kalian melanggar, maka kita akan berurusan dengan hukum." Ucap Andien dengan nada menghardik.

Kamu bisa menulis kata-katamu itu di dalam isi perjanjian itu untuk kaki tandatangani, satu buat kami dan satu lagi buat kamu." Ucap nyonya Susan.

Andien menambahkan isi perjanjian yang ia buat untuk ditandatangani oleh kedua orang tuanya Reza. Setelah itu ia memastikan tandatangan itu sah menurut hukum.

"Urusan kita sudah selesai, terimakasih untuk segalanya. Aku mau kembali ke kelas." Ucap Andien lalu bergegas bangkit dan disaat itulah, nyonya Susan melihat perut Andien yang terlihat lebih besar dari arah samping.

Nyonya Susan baru menyadari kalau Andien sedang mengandung bayi kembar seperti dirinya dulu mengandung bayi kembar tiga.

"Berhenti sebentar Andien!" Titah nyonya Susan saat Andien hendak melangkah keluar.

"Ada apa lagi, Tante?" Tanya Andien dengan wajah datar.

"Apakah kamu hamil anak kembar?"

"Bukan urusan kalian!" Permisi." Ucap Andien lalu berjalan cepat menuju kelasnya dengan menahan sesak di dadanya.

"Ayah, bagaimana kalau Andien mengandung bayi kembar tiga atau empat?" Itu keturunan kita semua, jika kita meminta dia menggugurkannya itu berarti kita telah membunuh bayi kembar itu tiga atau empat sekaligus." Ucap nyonya Susan baru menyadari kebodohannya.

"Susan!" Apakah kalian sudah menyelesaikan urusan kalian?" Tanya nyonya Brooklyn pada tamunya ini.

"Sudah Brooklyn!" Terimakasih atas waktu dan tempatnya. Mohon maaf sudah merepotkan mu." Ucap nyonya Susan lalu cipika cipiki dengan sahabatnya itu untuk pamit pulang kembali ke Indonesia.

"Sebentar Susan!" Apakah kamu yakin ingin menyingkirkan keturunan kalian atau tidak mengakui mereka?"

"Kau adalah gadis yang sangat cerdas Susan dengan IPK cum load, sekarang kamu memiliki gadis cantik yang sangat jenius sedang mengandung keturunan kalian.

Bisa jadi dia akan melahirkan bayi jenius yang akan membawa keberuntungan dan kebanggaan untuk kalian.

Apakah kalian tidak merasa menyesal untuk menyingkirkan gadis itu?" Tanya nyonya Brooklyn mempengaruhi keputusan tergesa-gesa kedua orangtuanya Reza atas kehamilan Andien.

"Kami pamit pulang dulu nyonya Brooklyn karena pekerjaan di Indonesia sedang menanti kepulangan saya saat ini." Ucap tuan Handoyo mengalihkan perhatiannya pada hal lain.

"Ok, hati-hati dijalan, terimakasih sudah mengunjungi aku di sini." Ucap nyonya Brooklyn melepaskan kepergian sahabatnya itu.