Chelsea Cellina Stefani adalah seorang gadis cantik dan juga pintar dia adalah sahabat baik Earlyn.
Mereka telah bersahabat semenjak kecil.
Darielle Abrisham Nathaniel atau yang biasa dipanggil Ziel adalah sahabat kecil mereka.
Ketika lulus SMA Ziel melanjutkan kuliah di Harvard University sehingga mereka terpisah selama beberapa tahun. Namun walau begitu mereka masih tetap saling memberi kabar.
Ziel tidak mengetahui bahwa diantara Celline dan Earlyn memendam perasaan yang sama pada orang yang sama. Akankah Ziel memilih salah satu diantara mereka ataukah dia menjatuhkan pilihan pada gadis lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ThaRoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membelikanmu Pakaian
Ziel mengawal ke tiga gadis itu menuju air terjun. Mereka bertiga mandi disana sambil menggunakan kaos dan celana pendek. Ziel pun akhirnya ikut turun karena tidak tahan dengan beningnya air terjun itu.
Queen bersama Earlyn, Celline berendam bersama Ziel. Sesekali Ziel mengusili Celline dengan memercikkan air ke arah wajahnya.
Celline membalasnya dengan menyipak-nyipakkan air ke arah Ziel sambil tertawa. Melihat tawa Celline membuat Ziel gemas sehingga dia menggendong Celline keatas pundaknya. Celline takut jatuh dia memohon ampun pada Ziel agar segera diturunkan namun bukannya menurunkan Ziel malah memutar-mutar tubuhnya hingga membuat Celline pusing. Ketika diturunkan Ziel kepala Celline masih berputar sehingga dia malah jatuh didekat air terjun itu. Untung saja airnya agak tinggi sehingga walaupun jatuh Celline tidak kenapa-napa. Ziel berlari ke arah Celline dan segera menggendongnya lagi.
"Udah ah kak...nanti kepalaku pusing lagi" Celline.
"Maafkan kakak ya...kakak kira kamu gak akan sepusing itu Line" Ziel.
Ziel mendudukkan Celline diatas batu sementara kakinya berjuntai diair bening itu.
Selesai mandi Earlyn merintih-rintih, kakinya sakit dan lukanya basah kembali. Dia meminta Ziel untuk memapahnya. Akhirnya Ziel kembali menggendong Earlyn dan membawanya menuju tendanya.
"Terima kasih kak" ucapnya sambil tersenyum.
Ziel tersenyum kemudian mengusuk-usuk rambut Earlyn.
"Hmmm....enaknyooo" mata Celline berbinar-binar melihat ikan-ikan bakar itu.
"Ini kecapnya" Axel memberikan botol kecap kepada Celline. Kemudian Celline mengambil ikan itu dan memakannya berdua dengan Axel. Axel mengupas kulit ikan itu yang menghitam dan memberikan dagingnya kepada Celline.
Ziel hanya melihat mereka berdua dari jauh. Queen langsung menarik tangan Ziel dan meminta kepada kakaknya untuk mengupas kulit ikan itu dan menyuapi adiknya daging ikan tersebut.
"Habis ini kalian bersiap-siap ya, kita akan pulang" Ziel
"Yaahhh... kenapa gak nanti sore aja kak pulangnya?" Queen.
"Aku masih betah disini"
"Kita bisa kemping lagi lain waktu sayang. Kita harus cepat turun untuk menghindari kemacetan" Ziel
"Baiklah kak" Queen.
"Kalian juga bersiap-siap semuanya ya, sebentar lagi kita akan turun" Ziel
"Oke-oke" jawab mereka serempak.
Selesai makan mereka masih bisa bersantai sambil beberapa kali mengambil foto selfie bersama.
Axel merapikan barang-barangnya dan juga barang Celline kemudian membawanya ke mobil Ziel. Queen dan Earlyn segera bersiap. Jasvier dan Ziel merapikan tenda-tenda mereka.
Axel menyalakan rokoknya kemudian menghembuskan asapnya secara perlahan.
"Jangan merokok terus Xel, tidak baik untuk kesehatan kamu" Ziel.
"Hanya dua batang kak" jawabnya
Jasvier menghampiri Axel dan mengambil rokok Axel sebatang. Mereka berdua berjongkok sambil menghisap si Marlboro merah itu.
Axel tertawa melihat pakaian Celline yang serba kedodoran itu.
"Jangan ketawa kamu Xel...kamu taukan ukuran kakak jauh diatas aku" ucap Celline sambil manyun.
"Tau gak Line....kamu mirip boneka padi pakai baju kakak...hahaha" Axel tertawa dengan geli melihat wajah manyun Celine.
"Habis ini kita beli pakaian untuk kamu..cup" Axel langsung merangkul Celline.
"Axelll...jangan nyiumin aku terus, lama-lama muka aku udah gak virgin lagi sama kamu" Celline semakin kesal dengan Axel.
"Memang kenapa? Sudah aku bilangkan jika aku akan mengejar kamu terus sampai aku dapat" Axel.
"Hehehe....tapi aku sukanya sama yang lain" jawab Celline.
"Siapa kakak?" Tanyanya penasaran.
"Ya nggaklah...masa iya sama kakak kamu sih. Udah ah ayo kita pulang lihat kakak kamu nampaknya dia sudah rapi. Jangan bikin dia menunggu kita"Celline
Tanpa banyak bicara lagi Axel menggandeng tangan Celline dan ingin masuk kedalam mobil Ziel. Namun rupanya mereka kalah cepat karena Earlyn sudah berada duduk disamping bangku pengemudi. Axel dan Celline duduk berdua dibangku belakang. Jasvier hanya berdua bersama Queen di mobil yang lain.
"Gak ada yang ketinggalankan?" Ziel
"Nggak ada" jawab yang lainnya.
"Ada" jawab Celline
"Apa?" Tanya yang lainnya.
"Kenangan kita....eeaaa....hahaha" Celline
"Woooo" jawab yang lainnya sambil berusaha menjitak kepala Celline. Namun Axel malah memeluknya berusaha melindunginya.
"Sudah boss....kita tancap gas. Jangan lupa berdoa sebelum kita berangkat pulang" Axel.
Jasvier yang memimpin doa setelah selesai perlahan-lahan mobil mereka menninggalkan tempat perkemahan itu sambil bernyanyi riang.
Tempat yang pertama dituju oleh Ziel adalah butik pakaian.
"Kampoeng Brasco Outlet" Dia menghentikan mobilnya disana dan mengajak mereka semua turun.
"Ternyata cowok suka belanja juga ya kak?" Tanya Celline
"Ayo kita cari pakaian untukmu" Ziel
"Hah....untukku?" Tanya Celline bingung.
"Memang kamu mau pakai baju serba kebesaran seperti ini" Ziel tersenyum dan hampir tertawa karena melihat penampilan Celline yang amburadul memakai bajunya itu.
"Ayolah daripada aku jadi badut kalian" Celline langsung masuk ke dalam autlet itu dan mencari pakaian sport untuk dirinya.
Ziel dan Axel membelikan pakaian yg menurut mereka cocok untuk Celline sementara Celline telah memilih sendiri pakaiannya.
Karena tubuh semampai dan rampingnya itu sehingga memudahkan dia untuk memilih berbagai model pakaiannya. Jika dilihat dari sudut manapun Celline nampak lebih cocok menjadi seorang model dibandingkan menjadi seorang wartawan. Kemauan kerasnya dan tekad baja itu menurun dari papa Yugho.
"Keren-keren banget bajunya kak, untuk siapa?" Earlyn
"Untuk Celline, jika kamu mau kamu bisa pilih yang kamu suka Lyn" Ziel
"Aku lebih suka jika kakak yang memilihkannya untukku" ujar Earlyn manja.
"Kalau kamu suka pasti kakak juga suka" Ziel
"Baiklah" akhirnya Earlyn mengikuti langkah kaki Ziel dan dia mengambil pakaian yang paling bagus menurutnya dan tidak lupa bertanya pada Ziel apakah pakaian tersebut cocok untuknya atau tidak.
"Apapun pakaian yang kamu pakai akan tampak luar biasa Lyn" kata-kata Ziel semakin membuatnya melambung tinggi.
"Taram....gimana penampilanku gaess?" Tanya Celline
"Waw....amazing" Ziel
"Keren abis pacar gue"Axel
"Mantap...sepuluh jempol buat kamu Line" Jasvier
"Kamu cocok jadi model Line" Queen
"Bagus kok" Earlyn
"Aku beli yang ini saja" Celline lalu dia segera menuju meja kasir untuk membayarnya. Ziel menyerahkan beberapa buah baju ke kasir itu begitupun dengan Axel. Ziel kemudian mengeluarkan black cardnya.
"Bayar semuanya mba" Ziel
Selesai memberikan card-nya nampak Ziel menerima telpon dari seseorang. Wajahnya langsung berseri bahagia. Dia berbicara dengan menggunakan bahasa inggris sambil senyum-senyum bahagia.
Celline mengintip dari kejauhan dan timbul rasa curiga di dalam hatinya.
"Apakah itu kekasih kakak yang menelpon?semoga bukan. Ya Tuhan julid sekali aku ini. Tapi aku benar-benar berharap itu bukan siapa-siapanya" ucap Celline dalam hati.
Earlyn malah menghampiri Ziel dan dia berusaha mencuri dengar namun Ziel segera mengkode-nya lalu dia berjalan keluar menerima telpon diluar jauh dari teman-temannya.
Earlyn merasa terabaikan lalu Celline segera menghampirinya.
"Yuk kita cari baju lagi untukmu. Kamu selalu hilafkan kalau belanja pakaian" Celline
"Aku sudah tidak bergairah lagi Line. Kamu saja yang pilih pakaian kamu. Aku malas" Earlyn
"Hei...jangan sedih, kakak sedang menerima telpon dari kawannya mungkin. Ingat teman-teman kakak pasti banyak diluar sana. Sudah jangan berpikiran macam-macam nanti wajahmu jadi buruk" Celline.
"Btw ...kamu memang suka sama kak Ziel lyn?" Tanya Celline pelan-pelan dan dia berharap Earlyn menjawab 'tidak' dia menunggu jawaban Earlyn dengan sedikit cemas. Satu detik, dua detik, tiga detik dan Earlyn menjawab "sangat suka bahkan dia berharap bisa menjadi pendamping Ziel"
Lemas sudah kaki Celline apa yang berusaha disingkirkannya ternyata benar adanya. Earlyn menyukai Ziel sama seperti dirinya menyukai Ziel.
Apakah baik untuknya jika mereka bertarung untuk mendapatkan hati Ziel.
Ahh....dia menjadi egois saat ini. Apapun yang terjadi dia juga harus mendapatkan hati Ziel. Tidak boleh tidak, Earlyn memang sahabatnya tapi Ziel adalah masa depannya. Itulah yang ada dipikiran Celline saat ini.
Mereka telah selesai berbelanja dan Earlyn menyerahkan black card itu kepada Ziel.
Mereka semua diam masuk ke dalam mobil Ziel.
"Heii....kenapa kalian pada diam?" Axel
"Ga apa-apa" jawab Earlyn
"Aku ngantuk" Celline
"Sini bersandar dibahuku" Axel membentangkan tangannya untuk memeluk Celline.
"Hmmm....kumat" Celline mengambil bantal kecil dan meletakkan dipojok jendela lalu dia merebahkan tubuhnya menghadap jendela.
"Line...kamu stop jadi wartawan ya, aku akan bilang pada mommy untuk menjadikanmu model di butiknya" Axel
"Iya Line....kamu itu cantik dan punya banyak potensi lebih baik kamu kerja dikantor. Aku akan tanya daddy posisi yang kosong untuk kamu"Ziel
"Tidak mau...aku ingin menyampaikan berita baik kepada semua orang" Celline
"Tapi kamu akan menjadi sumber gosip Line" Axel
"Sumber gosip apa? Aku kan menulis sesuai fakta di lapangan Xel. Bukti sudah pasti adalah" Line
"Kamu akan menjadi pendampingku. Aku akan menjadi bawahan kakak. Masa iya istri direktur kerjaannya dijalanan apa kata dunia?" Axel
Celline tertawa mendengar perkataan Axel.
"Mimpiii punya direktur macam kamu Xel, yang ada semua karyawan yang cantik-cantik kamu pacarin semuanya" Line.
"Setuju dengan Celline" Ziel
"Aku tidak mungkin seperti itu kak. Aku sudah tobat" jawab Axel.
Ingin rasanya Celline bertanya pada Ziel siapa yang menelponnya tadi tetapi dia mengurungkan niatnya. Julukan sumber gosip pasti akan benar-benar disandangnya dihadapan mereka semua.
Sudahlah lupakan saja semuanya. Toh jodoh sudah ada yang mengatur ini dan dia tidak jelek-jelek amat kok menjadi seorang gadis.
Tak terasa waktu cepat berlalu Ziel segera mengantar Celline pulang terlebih dahulu.
"Akhirnya sampai rumah juga....tengkiu teman-teman" ujarnya riang lalu dia turun dari mobil dan melambai-lambaikan tangannya kepada semua orang.
Ziel dan Axel memberikan dua buah tas berisi pakaian yang mereka pilihkan tadi untuk Celline.
"Apa ini gak salah kalian?" Tanya Celline bingung.
"Ini milik kamu" Ziel.
"Aku juga beliin untuk kamu Line ambillah" Axel
"Ya ampun merepotkan kalian. Aku juga punya baju kali, apa pakaianku jelek-jelek hingga membuat kalian kasihan kepadaku?" Tanyanya sedikit sedih.
"Dengar Line bukan itu maksud aku. Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karena telah menyukseskan acara kemping kita dan karena aku bersalah sudah menculikmu dari kantormu. Itu murni sebagai permintaan maafku" Ziel
"Dengar Line aku memilihkanmu pakaian karena memang bagus untuk kamu pakai. Jangan lupa ketika kita kencan pakai pilihanku" Axel.
"Apa sih kamu Xel selalu seperti itu terus. Jangan bikin ge'er anak gadis orang ya. Awas kamu akan berhadapan dengan papaku" Celline
"Hahaha....ampun tuan putri hamba memohon ampun, hamba takut berhadapan dengan om Yugho. Anaknya saja sudah bikin aku terkapar bagaimana ayahnya? Aku nggak berani macam-macam sama kamu Line" Axel
"Ya ya ya...bye semua tengkiu berat ya genks atas semuanya" Line
"Line phone aku" Axel
"Hahah..ogah" jawabnya.
Axel lalu melambaikan tangannya pada Celline. Dan mereka hilang dari pandangannya.
Akhirnya Celline masuk kedalam rumahnya sambil bersiul-siul gembira.
"Line kemari" panggil papanya tiba-tiba.
"Hah papa ngengetin aku saja...maaf pah, ini bukan salahku. mereka menculikku dikantor. Aku saja sampai gak bawa persiapan apa-apa " Line
"Untung yang nyulik kamu cowok-cowok keren Line. Mama waktu muda dulu heran deh gak ada yang mau nyulik mama. Padahal mama berharap ada yang nyulik mama cowok-cowok tampan macam mereka" Firda
"Mama kecentilan sih kata papa"
"Hahaha....bohong itu papa kamu. Papa kamu yang keganjenan ngejar-ngejar mama terus" Firda membela diri.
"Rugi mereka nyulik kamu mah...makannya banyak belum minta ini-itu nya segala yang gak penting juga kamu ada-adain mah" Yugho
"haha...haha....ketahuan mama matrenya" Celline.
"Husss....sembarangan ngatain mama matre. Mana ada mama minta ini itu sama papa kamu. Papa kamu mah type cowok kaku dan pelit gak pernah ngasih mama hadiah" Firda
" Beneran itu pah?" tanya Celline
"Bukan begitu sayang...papa cuma takut selera mama beda dengan papa. Daripada papa beli sesuatu lalu gak dipakai sama mamamu lebih baik papa diam saja nunggu mamamu yang minta dari papa" Yugho
"Lihat ini pah....ini Axel dan Ziel yang beliin aku loh. Mereka tidak perduli aku suka atau tidak yang menurut mereka bagus mereka belikan untuk aku" Line.
"Awas Line....jangan terbuai dengan pemberian laki-laki. Papa tidak mengajarkan kamu untuk mengejar pria kaya. Papa cuma ingin anak papa bahagia dengan siapapun nanti kamu berjodoh. Papa juga tidak membenarkan jika kamu mengejar Ziel ataupun Axel. Jangan berharap cinta pada mereka kamu harus mencari yang mencintai kamu bukan kamu yang mencintai mereka. Ingat pesan papa sayang" Yugho mewanti-wanti anaknya agar tidak salah mencintai seseorang. Mendengar perkataan papanya membuat perasaannya menjadi galau.
***********
Aahh....papa Yugho kamu malah bikin Celline bingung. Padahal Celline ada hati dengan anak majikan papa. Bukan karena dia kaya tetapi karena memang dia suka.🤧
Jangan lupa genks like, vote n kommentnya😍😍
Love buat kalian semua😘😘😘😘
Kangen papa Yugho
Tengkiu Ziel pilihan bajunya Celline suka jadi kaya cewek sekarang Celline
Ziel....aku penasaran siapa yang kamu telp🥺