Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPAD. Yes! I Want Marry You!
Layak nya bintang dan bulan yang menjadi penerang malam di langit yang gelap
Seperti matahari yang menyinari bumi di waktu yang tepat
Seperti itu caramu hadir di dalam hidupku
Pada titik terendah, kehadiran mu tidak di sangka
Mungkin sudah sangat lama hati ini menempatkan mu disana
Tapi terkadang sebuah perasaan tidak di sadari, membuat kita lebih baik memendamnya
Tanpa tau, mungkin kita akan menyesali nya
🩵🩵🩵🩵
Pov Angkara.
Di hari itu menjadi awal kehancuran dari sebuah ikatan keluarga yang telah aku bangun. Mencintainya adalah pilihan ku sejak awal, meskipun berkali - kali dia menolak ku. Kata cinta tidak pernah berkurang dari hatiku. Aku menginginkan nya, aku ingin mempertahankan dirinya di samping ku. Menjadi ibu dari anak - anak ku.
Aku menunggu nya, sampai saat dia merasakan sakit hati lantaran kekasih nya pergi meninggalkan nya. Aku datang untuk kembali membawa keceriaan di wajah nya.
Rasti Ayunda...
Nama yang indah untuk wanita yang sangat cantik. Aku mencintainya sudah sejak lama bahkan saat kami masih satu SMA. Meski kehadiran ku tidak pernah terlihat di matanya. Dia memiliki kekasih bernama Jeff. Hubungan mereka bisa di katakan harmonis sampai Jeff memutuskan untuk pergi keluar negeri meninggalkan Rasti.
Aku mengambil kesempatan itu untuk mendekatinya. Setelah perjuangan ku akhirnya kami bersama dan menikah. Aku pikir dia mulai mencintai ku dan melupakan masa lalunya bersama Jeff. Apa lagi sekarang Rasti telah mengandung bayi kembar milik ku.
Kami sangat bahagia, inilah keluarga yang aku inginkan. Sampai hari H, dimana Rasti melahirkan seorang bayi laki - laki yang tampan dan bayi perempuan yang cantik. Aku pikir kebahagiaan kami sudah lengkap.
Namun ternyata aku salah. 1 minggu setelah kelahiran sih baby twins. Sebuah kenyataan pahit menghantam diriku.
"Maafkan aku, Angkara, tapi aku ingin mengakhiri pernikahan kita. Aku sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Maaf karena aku juga diam - diam mencuri tanda tangan mu." Ucap Rasti dengan wajah datar. Hatiku begitu sakit mendengar nya.
"T.. tapi kenapa?" Aku tak kuasa menahan air mataku. "Bukankah kamu mencintaiku, karena itu kita memiliki anak?"
Rasti hanya tersenyum sinis ke arah ku, tatapan yang sudah biasa aku lihat."Aku tidak pernah mencintaimu, aku hanya mencintai Jeff. Dan untuk kehadiran kedua anak itu. Aku hanya menjalankan kewajiban ku sebagai istrimu. Jangan kamu anggap keberadaan kedua bayi itu adalah bentuk rasa cinta ku. Karena aku hanya mencintai Jeff. Jeff sudah kembali dan aku akan menikah setelah perceraian kita. Untuk kedua anak itu, aku akan memberikan nya padamu. Anggap saja sebagai hadiah terakhir ku."
Tak berperasaan, cintaku yang tulus di balas dengan luka yang mendalam. Aku bersumpah setelah perceraian kami bahwa aku tidak akan pernah jatuh cinta dan menikah. Tujuan ku hanya satu, membangun perusahaan milik keluarga dan memperbesar nama perusahaan. Aku tidak ingin ada orang yang meremehkan diriku maupun keluargaku lagi.
Sampai di hari dimana aku bertemu dengan seorang wanita. Saat itu usia Raja dan Bunga ( Bayi kembar ku) sudah menginjak 2 tahun. Aku menemani mereka bermain di taman yang tidak jauh dari Mansion. Meski menyandang status sebagai duda, aku tidak masalah. Terkadang aku selalu meluangkan waktu untuk kedua anak ku. Meskipun juga jarang karena pekerjaan.
Drrtttt... Drrtttt... Ddrrrtttt
Satu panggilan telfon membuatku harus mengangkat nya. Telfon dari perusahaan yang tidak bisa ku abaikan. Mungkin karena terlalu fokus dengan orang di sebrang telfon. Angkara tidak memperhatikan kedua anak nya yang sudah berada jauh dari posisinya.
Sampai aku mendengar sebuah teriakan.
"Heeiii.. Awasss!!!"
BRAK...
Suara keras itu mengalihkan perhatian ku, aku terkejut karena Raja dan Bunga tidak ada di samping ku. Perasaan ku menjadi gelisah dan aku pergi ke arah kerumunan, membelah beberapa orang dan masuk ke dalam. Ku lihat kedua anak ku yang menangis memegangi kakinya yang sakit, di samping mereka ada seorang wanita dengan kepala yang mengeluarkan darah.
Aku menenangkan kedua anak ku dan membawa wanita itu ke rumah sakit. Untung nya tidak ada masalah serius. Aku meminta supir untuk menjemput dan membawa Raja dan Bunga kembali ke Mansion. Sementara aku menemani wanita itu sampai sadar.
Saat mata wanita itu perlahan bergerak dan terbuka. Aku bernafas lega. "Aku dimana?" Tanya nya hampir tidak terdengar. Dia mencoba untuk bangun dan aku membantunya.
"Kamu di rumah sakit, kamu sudah menolong kedua anak ku. Aku ucapkan terima kasih. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau."
Wanita itu menggeleng lemah."Tidak perlu, aku menolong dengan iklas, jika kamu ingin membalas ku, maka aku minta padamu. Jadilah orang tua yang baik untuk anak mu. Jangan pernah meninggalkan mereka sendirian, apa lagi sampai membahayakan mereka. Jika tadi aku tidak ada, mungkin anak mu yang akan terluka. Aku harap lain kali, kamu bisa lebih berhati-hati dalam pengawasan terhadap anak - anak mu."
Aku tertegun mendengar ucapan wanita itu. Senyum kecil terbit di bibirku. Sejak hari itu, aku terus terbayang oleh wajah wanita itu. Aku pikir mungkin karena aku begitu kagum akan pemikiran nya. Aku membuang wajah nya dari dalam benak ku dengan susah paya sampai hari itu, takdir kembali mempertemukan ku dengan nya.
Aarrrgggggg, seseorang menendang bokong ku. Aku sangat marah dan berbalik menatap nya. Detik itu juga, kemarahan ku memudar saat melihat wajah pelakunya.
'Wanita ini???"
"Hei, dasar penculik! Apa yang kamu lakukan pada kedua anak ku." Suara lantang Laras keluar begitu saja. Dia menarik tangan Raja dan Bunga ke belakang tubuh nya.
Aku kebingungan, sejak kapan kedua anak ku memiliki Ibu lain. Tapi aku tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan wanita itu. Tapi sayang nya, wanita itu tidak mengenal ku.
Aku membawanya ke Mansion karena rengekan dari kedua anak kembar ku. Awal nya aku tidak berniat untuk menampung wanita itu di rumah dan menempatkan nya di sisi kedua anak ku.Tapi jika aku tidak menuruti kemauan Raja dan Bunga yang terus merengek meminta Mommy. Kedua anak itu tidak akan berhenti mengusik ku. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk memberikan pilihan pada wanita yang bernama Laras itu.
" 20 juta sebulan! Jadi ibu dari anak saya!"
Setidak nya meskipun baru dua kali bertemu dengan Laras. Sepertinya Laras adalah wanita yang baik. Selama satu minggu aku terus memantau kedekatan Laras bersama Raja dan Bunga. Aku tidak pernah berpikir bahwa mereka akan sedekat itu.
Wajah Raja dan Bunga yang tertawa bersama Laras terus terngiang di pikiran ku. Tiba - tiba muncul sebuah keinginan untuk menjadikan Laras sebagai istriku dan ibu dari anak - anak ku. Aku ingin melihat kedua anak ku bahagia selalu. Mungkin aku gila, katakan saja seperti itu. Aku sudah berjanji tidak akan mencintai orang lain lagi karena trauma yang ku alami. Tapi salahkah jika aku kembali mencoba.
Aku bukanlah pria yang romantis, aku juga bukan pria yang melankolis. Aku hanyalah pria biasa yang selalu berterus terang apa adanya.
Sampai sebuah ucapan gila begitu saja keluar dari mulut ku, di hadapan semua karyawan perusahaan.
"DIA ADALAH CALON ISTRI SAYA."
Jangankan karyawan dan Laras, bahkan dirinya saja yang mengatakan itu terkejut.
'Dasar mulut sialan! Bisa - bisanya asal ceplos, kalo Laras mikir gue gila gimana?
Aku sudah takut jika Laras akan pergi, bagaimana dengan Raja dan Bunga kalo itu sampai terjadi. Sementara kedua anak itu sudah sangat dekat dengan Laras meski hanya dalam waktu singkat. Tapi aku tidak akan membiarkan nya pergi. Sekali lagi aku memberanikan diri untuk mengutarakan semua yang ada di hatiku.
" Sekarang kamu hanya perlu menjawab. Yes Or No???"
Jantung ku berdegub kencang menunggu jawaban Laras. Ruangan ber - AC itu sama sekali tidak membantu suhu panas di sekitar tubuh ku karena menunggu jawaban nya. Meski aku berucap dengan tegas dan tanpa rasa kaku. Tapi hatiku ketat - ketir dan takut.
Bagaimana jika Laras menolak?
Bagaimana jika Laras memilih untuk pergi?
Bisa hancur imej ku sebagai Angkara Brawijaya. Ditolak dua kali. Yang pertama di tolak sama cinta pertama, dan kedua di tolak sama cinta terakhir. Lengkap lah sudah penderitaan ku jika itu sampai terjadi. Percuma punya wajah tampan tapi selalu tak bisa memiliki orang yang aku cintai.
Tapi satu kata yang keluar dari mulut Laras menenangkan hatinya dan membuat matanya berbinar."Yes! I Want, Marry You! Jadikan aku wanita yang paling bahagia."
Aku bahagia dengan jawaban itu.
Tidak pernah terbayangkan sebelum nya, setelah perceraian ku 5 tahun lalu, aku kembali membuka hatiku untuk wanita yang hanya sesaat aku kenal. Bahkan belum ada satu bulan. Tapi hatiku sangat yakin pada pilihan nya. Hari itu, awal dari perjalanan hubungan kami telah di mulai.
BERSAMBUNG
Angkara~~~Asek! Di terima 😍🥰😘 Nggak jadi duda lagi, asek 😁😁
kopi & vote untuk mu