NovelToon NovelToon
INGRID: Crisantemo Blu

INGRID: Crisantemo Blu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:746
Nilai: 5
Nama Author: I. D. R. Wardan

INGRID: Crisantemo Blu💙

Di balik nama Constanzo, Ingrid menyimpan luka dan rahasia yang bahkan dirinya tak sepenuhnya pahami. Dikhianati, dibenci, dan hampir dilenyapkan, ia datang ke jantung kegelapan-bukan untuk bertahan, tapi untuk menghancurkan. Namun, di dunia yang penuh bayangan, siapa yang benar-benar kawan, dan siapa yang hanya menunggu saat yang tepat untuk menusuk dari bayang-bayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I. D. R. Wardan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Come è Possibile?

Dentingan alat makan terdengar mendominasi ruangan, satu-satunya suara yang mengisi makan malam keluarga Constanzo. Giorgio, kepala keluarga itu, meletakkan alat makannya dengan tenang, menarik perhatian seluruh meja.

"Malam nanti, kita akan makan malam di kediaman Ferrante," umumnya singkat.

Marcello mencoba bersikap biasa, meskipun jantungnya berdebar karena berbagai skenario buruk yang berputar di kepalanya. Perasaan tidak nyaman menjalar di dadanya. 'Apa dia telah mengetahuinya?' pikirnya.

"Apa ada sesuatu, sayang?" tanya Vilia istrinya, dengan nada lembut.

"Ada sesuatu yang harus kita ambil," ucap Tuan Georgio Constanzo sambil menggeser pandangannya pandangannya ke dua putranya.

"Apa itu?"

"Kau akan tahu nanti. Mungkin kau akan menyukainya, mungkin ... juga tidak."

Tanpa penjelasan lebih lanjut, Georgio bangkit dari kursinya meninggalkan meja makan. Menyisakan ketegangan di udara, membuat udara sekitar seakan menyusut.

"Kalian tahu sesuatu?" tanya Nyonya Vilia. Frenzzio menggeleng dengan ekspresi polos yang dibuat-buat. Sementara itu, Marcello sibuk bergelut dengan pikirannya yang dipenuhi kemungkinan buruk.

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

Sejak pagi, Ingrid gelisah, karena tak diizinkan keluar dari kamar. Bahkan Navarro yang biasanya bersikap santai kini tampak gelisah.

"Kenapa Bibi begitu cemas hanya karena kedatangan adiknya? Siapa sebenarnya pria itu? Apakah itu dia?" Ingrid menggigit bibirnya, merasa ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi tanpa sepengetahuannya.

Setiap kali ia bertanya, Navarro menghindar. Seolah ada sesuatu yang besar, yang mereka sembunyikan darinya.

"Aku harus mencari tahu, tapi bagaimana?"

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

Rembulan telah muncul dengan sinarnya bersama para bintang. Menandakan datangnya malam hari. Navarro beserta keluarganya berpakaian formal dan rapi untuk menyambut kedatangan kerabat mereka.

"Kau sudah mengunci kamar Ingrid dan memberi tahunya untuk tidak membuat suara," tanya ayah Navarro kepada putranya.

"Sudah, Ayah."

"Kita harus tenang. Jangan sampai dia curiga."

"Kita tidak bisa membawanya keluar karena rumah kita telah diawasi."

Deru mesin mobil terdengar, 6 mobil hitam beriringan meluncur masuk ke halaman kediaman Ferrante.

Mobil pertama dan kedua berhenti, dari dalamnya keluar delapan pengawal berpakaian formal hitam. Mobil ketiga, keluar dua orang pengawal, lalu mereka membukakan pintu belakang mobil, seorang pria matang dengan setelan hitam turun, diikuti seorang wanita anggun bergaun hijau tua—Georgio dan Vilia Constanzo.

Dari mobil keempat sama, dua orang pengawal keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu bagi tuan mereka. Pemuda bersetelan abu-abu muncul, Marcello Constanzo.

Disusul mobil kelima, Pemuda lainnya melangkah keluar dengan wajah datar, setelan hitam tanpa dasi menempel sempurna pada pahatan tubuhnya, Frenzzio Constanzo.

Pada mobil keenam, empat pengawal pria lainnya juga menyusul.

Georgio berjalan mendekati pintu, di mana keluarga Ferrante telah menunggu.

"Lama tidak bertemu, Kakak," sapa Giorgio ramah penuh kepalsuan.

"Begitupun denganmu, Tuan Giorgio,"

Jawab Nora dengan sopan.

Giorgio beralih ke suami dari kakaknya. "Apa kabar, Matthew?"

"Aku baik. Bagaimana dangan anda, Tuan Giorgio?"

Georgio mengangguk seadanya. "Seperti yang kau lihat. Yang berbeda hanya aku bertambah tua."

"Navarro aku sudah cukup sering melihatmu, kurasa menanyakan kabarmu tidak lagi diperlukan." Navarro mengangguk, wajahnya begitu kaku.

Sementara itu, Vilia hanya tersenyum anggun tanpa banyak bicara.

"Mari," Nora mempersilakan mereka masuk.

Di dalam, meja makan telah disiapkan dengan hidangan berlimpah. Namun, sebelum siapa pun bisa menyentuh makanan, suara berat Georgio memecah keheningan.

"Tunggu."

Semua orang menoleh padanya.

"Ada apa, Tuan Georgio? Apa ada masalah dengan makanannya?" tanya Matthew hati-hati.

Georgio menatap lurus ke arah Nora, bibirnya membentuk senyum penuh arti. "Bukankah ... ada seseorang yang belum hadir di sini?"

Marcello dan Navarro menegang. Matthew dan Nora saling bertukar pandang sekilas, berusaha tetap tenang.

"Siapa yang kau maksud, Suamiku?" Vilia bertanya, bingung.

"Kau tahu persis siapa yang kumaksud, Kakak," ucap Georgio dingin.

Nora mencoba mempertahankan ekspresinya, tetapi detak jantungnya berdegup begitu cepat. "Maaf, tapi aku tidak mengerti maksudmu."

Georgio terkekeh rendah, suara tawanya penuh ancaman dan intimidasi. "Berhentilah bermain denganku. Permainan ini sudah selesai. Bawa dia ke mari."

Marcello menahan napas, panik. Namun ia tak berani menunjukkan kegelisahannya.

"Tapi, Tuan Georgio—" Matthew mencoba membela, tetapi...

"Berhentilah mengelak sebelum aku melubangi kepalamu dengan timah panas, Matthew Ferrante."

Hening.

"Cari dia, Frenzzio."

Frenzzio tersenyum miring, menikmati situasi ini. "Baik."

Ia berdiri, berjalan ke lantai atas bersama beberapa pengawal.

Marcello mengepalkan tangannya, menahan amarah.

"Siapa yang kalian maksud?" Vilia masih belum memahami situasi.

Nora dan Matthew tak berani melawan setelah ancaman itu. Mereka mengenal betul Georgio Constanzo, pria itu tak pernah mengucapkan ancaman tanpa kesungguhan.

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

Suara ketukan terdengar di pintu kamar Ingrid.

"Navarro?" gumamnya. Namun, Navarro biasanya akan langsung berbicara, bukan hanya mengetuk.

"Amore."

Sebuah suara dari balik pintu membuat Ingrid merinding.

Frenzzio.

Jantungnya berdebar. 'Apa yang dilakukan laki-laki gila itu di sini?'

"Buka, atau akan kudobrak."

"Apa?!" Ingrid tersentak.

Ia tak punya pilihan. Dengan rasa kebingungan, ia membuka pintu.

Frenzzio berdiri di sana, menatapnya dengan senyum penuh arti.

Sebelum Ingrid bisa bereaksi, pria itu merunduk, menyelipkan satu tangan di bawah pahanya, lalu mengangkatnya dengan mudah.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Ingrid meronta.

"Membawamu ke pesta kejutan. Mungkin kau tidak akan menyukainya."

...•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•...

Ruang makan mewah di kediaman yang biasanya penuh kehangatan dan tawa, malam ini berbanding kostras. Malam ini hanya di diperangkap oleh debaran jantung dan rasa cemas tak berujung.

Semua semakin memuncak, Ketika Frenzzio mendorong kursi roda Ingrid masuk. Semua mata tertuju padanya.

Ingrid membeku. Tatapannya bertemu dengan sepasang mata asing—tidak, bukan asing. Terlalu familiar dalam memorinya.

"Bagaimana bisa ... ?" bisiknya.

Vilia menatap Ingrid, bingung. "Siapa gadis ini?"

Georgio tersenyum tipis. "Putriku."

"APA?!"

1
minato
Terhibur banget!
I. D. R. Wardan: makasih udah mampir, semoga gak bosan ya🥹💙
total 1 replies
Yuno
Keren banget thor, aku jadi ngerasa jadi bagian dari ceritanya.
I. D. R. Wardan: Makasih ya🥹
total 1 replies
Yoh Asakura
Menggugah perasaan
I. D. R. Wardan: Makasih ya🥹 author jadi makin semangat nulisnya 💙
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!