NovelToon NovelToon
Celestial Chef's Rebirth

Celestial Chef's Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jasuna28

Huang Yu, seorang juru masak terampil di dunia fana, tiba-tiba terbangun di tubuh anak petani miskin di Sekte Langit Suci—tempat di mana hanya yang bertubuh suci kuno bisa menyentuh elemen. Dari panci usang, ia memetik Qi memasak yang memanifestasi sebagai elemen rasa: manis (air), pedas (api), asam (bumi), pahit (logam), dan asin (kayu). Dengan resep rahasia “Gourmet Celestial”, Huang Yu menantang ketatnya kultivasi suci, meracik ramuan, dan membangun aliansi dari rasa hingga ras dewa. Namun, kegelapan lama mengancam: iblis selera lapar yang memakan kebahagiaan orang, hanya bisa ditaklukkan lewat masakan terlezat di alam baka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasuna28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Kabut Pengkhianatan

Fajar pucat menyaput Kompleks Sekte Langit Suci setelah tim ekspedisi muncul kembali dengan “Cawan Rempah Neraka” di atas altar. Namun suasana tidak meriah deretan sesepuh menatap cawan berdenting pelan, retakan hitam samar di bibirnya memancarkan aura dingin. Kabut tipis bergulung di antara pilar marmer, membawa bisikan ketakutan dan kecurigaan.

Kepala Sekte mengangkat tangan, membubarkan kerumunan murid. “Cawan telah kembali, namun luka batin kita belum sembuh. Pengkhianatan di antara kita menciptakan kabut pengkhianatan yang mengaburkan kepercayaan.” Ia menatap Utusan Klan Rempah yang kini berdiri terpojok, wajahnya pucat pasi. “Dewan memerintahkan: malam ini, ‘Ritual Cahaya Pengungkapan’ akan diadakan untuk memecah kabut dan menyingkap siapa lagi yang berkhianat.”

Nian menatap cawan perunggu hitam, ingatan akan lorong gelap Alam Bawah berputar di benaknya. Di sampingnya, Lan’er menggenggam tangan Master Cang. Mereka tahu: uji malam ini akan lebih sulit daripada melawan pasukan rempah gelap mana pun.

Malamnya, seluruh murid dan sesepuh berkumpul di halaman utama, yang kini dipagari lilin lima warna—hijau, merah, cokelat, perak, biru. Di tengah, lingkaran Qi bersinar lembut, siap menahan energi gelap. Dua baris kursi mengelilingi altar, menandai posisi setiap undangan: murid terpuji, sesepuh, dan perwakilan Klan Rempah.

Madam Xiu keluar dari bayangan, mengibaskan jubah sutranya. “Ritual ini bertujuan memanggil ‘Sinar Pengungkapan’ cahaya Qi murni yang akan menembus bayang-bayang dosa. Setiap peserta akan meletakkan satu artefak pribadi di altar: jimat, perhiasan, atau rempah rahasia. Energi artefak akan dipindai oleh sinar Qi.”

Nian merogoh kantong, meraba rempah “Serbuk Kayu Sunyi” yang pernah ia gunakan. Lan’er meletakkan sebutir kristal air suci klannya. Master Cang menempatkan potongan “Pedang Kayu Mini” dalam sarungnya. Utusan Klan Rempah tergagap, mengambil patahan kecil “Kunci Rempah Hitam”.

Sebelum ritual dimulai, Kepala Sekte berpidato singkat:

“Kami berdiri di ambang masa sulit. Cahaya Pengungkapan bukan untuk menghukum, melainkan membersihkan namun jika bayangan pengkhianatan masih melekat, sinar itu akan memperlihatkannya.”

Ketika lilin kelima dinyalakan, sekelilingnya desis halus terdengar—Qi rasa bergulung, seperti napas ribuan makhluk rempah dalam satu tarikan. Calm before the storm.

Madam Xiu mengangkat kipas sutra, memanggil Sinar Pengungkapan. Seketika, dari ujung tombak Kayu, muncullah pilar cahaya hijau; dari Bara Api, semburan merah; dari Inti Bumi, sinar cokelat; Pecahan Logam memancarkan kilau perak; dan “Cawan Rempah Neraka” meneteskan aura biru kehampaan. Kelima sinar bergabung di atas altar, memunculkan kubah cahaya ungu lembut.

Cahaya itu kemudian menembus artefak pertama: kristal air suci Lan’er. Kilau biru melewati kristal, memantul sejernih embun pagi tanda tak tercemar. Tepuk tangan pelan terdengar.

Satu per satu artefak diuji: jimat kayu Master Cang, perhiasan logam murid senior, bubuk pedas Luo Xin semuanya lolos. Hingga tiba giliran Utusan Klan Rempah. Saat sinar ungu menembus “Kunci Rempah Hitam”, kilau berubah pecah berantakan tiba-tiba memunculkan petir hitam yang memercik. Gemuruh menggelegar, dan sebagian lilin padam.

Utusan terhuyung, menjerit, “Bukan aku… aku terpaksa!” Namun suara cercaan murid terdengar nyaring: “Berkhianat kau, perwakilan!”

Sinar Pengungkapan memantulkan bayangan hitam pada permukaan kunci—retakan Qi pahit yang sama dengan artefak Sabotase. Teriakan terpotong, dan Utusan jatuh berlutut, tangannya mengepal. Kepala Sekte mematung, wajahnya berubah bingung dan terluka.

Madam Xiu menegur, “Terima kasih atas kejujuranmu namun kini kau harus menghadapi ‘Pengadilan Cahaya’ malam ini juga.” Utusan hanya bisa menunduk, air mata menetes di pipi.

Ketika kerumunan bubar, Nian, Lan’er, dan Master Cang diseret ke sisi altar oleh Kashimira. Sesepuh berpakaian ungu itu menatap penuh selidik. “Ternyata Klan Rempah memiliki mata-mata,” bisiknya. “Namun Utusan hanyalah pion. Ada otak lebih besar di balik semua ini.”

Master Cang mengangguk. “Xionglai memperalat mereka. Namun aku merasa ada tangan ketiga—mereka yang menghendaki Jiwa Rasa tergadaikan.”

Lan’er meraba lengan Nian, khawatir. “Apakah ini artinya ada dalang lain?”

Kashimira mengulurkan gulungan peta berlumuran Qi gelap. “Jejak teleportasi baru muncul menuju satu lokasi tak terduga: ‘Menara Ember Langit’ di Alam Atas. Konon di sanalah Cawan Rempah Neraka diciptakan dan mungkin di sanalah rencana besar Xionglai akan terungkap.”

Nian menarik napas dalam. “Alam Atas… tempat dewa dan roh suci. Apakah sekte kita cukup berani menjejaknya?”

Kepala Sekte memutuskan: misi berikutnya adalah menuntun tim kecil menembus Alam Atas melalui “Gerbang Ember Langit” portal kuno yang tersembunyi di hutan rempah tertinggi. Namun hanya mereka yang dibersihkan cahaya ritual yang diperbolehkan melintas.

Mereka memanggil Xu’an, ahli formasi langit, untuk merasuk ke tim. Juga menghadirkan Zhuo, yang memiliki pengetahuan asam kuat yang bisa menetralkan medan suci alam atas.

Di Ruang Pelatihan, tim berlatih kombinasi elemen: memantulkan sinar Qi langit dengan sup kayu-asam, menahan ledakan petir mini dari “Serbuk Petir” yang diciptakan Master Cang. Lan’er sengaja menambahkan ritme irama hati ke dalam latihan—karena Alam Atas menuntut keselarasan batin.

Menjelang malam, semua perlengkapan disiapkan: peta gelap, “Serbuk Kayu Sunyi”, botol air suci, pedang kayu mini, dan tak lupa “Gourmet Celestial” ramuan rahasia Huang Yu dulu yang dipercaya bisa menenangkan roh penjaga portal.

Nian menatap langit malam di atas komplek: rembulan purnama seolah menatap kembali. “Besok, kita akan menembus batas langit,” gumamnya. “Harapanku, persatuan rasa akan membawa kita pada kebenaran sejati.”

Di ujung hutan rempah tertinggi, Gerbang Ember Langit berdiri kokoh dua tiang batu bergurat simbol elemen dan nyala api abadi di atasnya. Xu’an melantunkan mantra formasi, menyebabkan lingkaran runa di tanah berpendar biru putih.

Ketika pilar cahaya menyatu, portal berputar perlahan, memperlihatkan pemandangan awan keperakan dan kastil megah melayang di langit kelam. Namun di balik kastil, siluet dua sosok berdiri: satu berkerudung ungu (Xionglai?), satu lagi memakai jubah keemasan menyimak gerbang.

Lan’er menahan napas. “Siapa itu di sana?”

Nian mengepalkan tangan. “Itulah jawaban yang akan kita dapatkan… besok.”

Portal menganga, memuntahkan cahaya gemilang. Di tepi gerbang, tim menatap satu sama lain, siap melangkah namun bayangan di langit menyiratkan tantangan yang bahkan tak pernah mereka bayangkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!